I.
LEARNING
OBJECTIVE
1. Jelaskan tentang fowlpox!
2. Jelaskan
tentang sistem imun meliputi pengertian, sifat kekebalan, komponen, dan organ
limfatik!
II.
PEMBAHASAN
1.
Jelaskan
tentang fowlpox!
Fowlpox
adalah penyakit di seluruh dunia dari unggas yang disebabkan oleh virus dari
keluarga Poxviridae dan genus Avipoxvirus . Virus menyebabkan
fowlpox berbeda dari satu sama lain tapi antigen yang sama, host mungkin
termasuk ayam , kalkun , burung puyuh , burung kenari , burung merpati , dan
spesies lain dari burung. Ada dua bentuk penyakit. Yang pertama disebarkan oleh
gigitan serangga (terutama nyamuk ) dan kontaminasi luka dan menyebabkan lesi
pada sisir , pial , dan paruhnya . Burung dipengaruhi oleh bentuk ini biasanya
sembuh dalam beberapa minggu. Bentuk kedua disebarkan oleh inhalasi virus dan
menyebabkan membran difteri terbentuk dalam mulut, faring , laring , dan
kadang-kadang trakea . (Anonim a, 2011)
2.
Jelaskan
tentang sistem imun meliputi pengertian, sifat kekebalan, komponen, dan organ
limfatik!
A.
Pengertian
Sistem
imun adalah suatu sistem pertahanan yang ada dalam tubuh organisme (makhluk
hidup).Sedangkan respon imun adalah suatu
reaksi pertahanan tubuh yang ditimbulkan atau muncul akibat adanya/masuknya
benda asing yang masuk ke dalam tubuh
dapat berupa antigen atau imunogen. Dalam suatu respon imun akan
menghasilkan suatu produk yang dinamakan
Antibody dan sel T yang peka/sensitif
(Baratawidjaja,
2004).
B.
Sifat
Kekebalan
Sistem
pertahanan tubuh manusia terdiri dari sistem imun alamiah (innate immunity)
dan sistem imun adaptasi (acquired immunity). Sistem imun alamiah
memberikan respon pertahanan yang cepat tapi tidak spesifik dalam melawan jejas
hingga terbentuk respon imun adaptasi yang lebih spesifik. Sistem imun alamiah
terdiri dari struktur yang tetap sedangkan sistem imun adaptasi lebih banyak
fungsinya dan lebih bisa ber-adaptasi (Michel,2003).
Sistem
imun nonspesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi se-rangan
berbagai mikroorganis-me yang telah ada dan siap berfungsi sejak lahir
(Martini, 2001). Sel-sel dalam sistem imun non spesifik meliputi granulosit
yang berfungsi memfagosit atau mencerna, natural killer cells khusus
untuk sel kanker, makrofag dan komplemen yang ke-semuanya berfungsi sebagai
pertahanan pertama terhadap adanya infeksi (Age Work, 2003).
Sistem
imun spesifik diperankan oleh sel limfosit T dan limfosit B. Ketika suatu
antigen merangsang respon imun spe-sifik, antigen tersebut mula-mu-la selalu
mengaktifasi sel limfo-sit T. Sekali sel limfosit T tera-ktifasi, sel tersebut
akan melawan antigen dan merangsang aktifasi sel limfosit B. Sel lim-fosit B
yang teraktifasi akan me-rangsang pembentukan antibodi yang akan melawan
antigen tersebut (Martini, 2001). Sistem pertahanan tubuh dapat dibagi menjadi
2 golongan yaitu kekebalan humoral dan selular. Humoral terdapat pada darah
yang dikenal dengan antibodi, juga dapat ditemui sebagai molekul protein serum.
Sedangkan respon selular berupa mekanisme fagositosis dengan cara peningkatan
sensitivitas dari sistem R.E.S (Reticulo endothelial system) yaitu : ginjal,
hati, limpa dan timus(Tizard, 1987).
C.
Komponen
Tipe limfosit antara lain yaitu sel T
dan sel B. Sel T ditemukan dalam peredaran darah hewan tingkat tinggi dan
memegang peranan penting dalam imunitas selular . Sel B pada mamalia dihasilkan
oleh sumsum tulang dan untuk unggas sel B dihasilkan oleh bursa Fabricius, sel
T dihasilkan oleh timus . Selanjutnya sel B menghasilkan antibodi, yang
merupakan salah satu elemen humoral untuk beradaptasi secara imunitas,
sedangkan sel T membantu sel B dengan mengaktivasi makrofag untuk
mempertahankan tubuh terhadap serangan infeksi mikroba (Tizard, 1987).
Sistem imun alamiah terdiri dari sel
dendritik, makrofag, sel NK (natural killer cells). Makrofag merupakan salah satu sel
yang berperan penting dalam respon imun, baik perperan fungsional dalam
fagositosis maupun perannya sebagai antigen presenting cells (APC) (Michel,2003).
Sel makrofag merupakan salah satu sel yang termasuk dalam kekebalan alamiah
dengan cara menghasilkan subtansi kimia . Selanjutnya substansi ini menjadi
pertahanan sel imun yang penting dengan cara bergerak ke arah sisi yang
diserang oleh sel asing. Makrofag ini mempunyai reseptor pada sel membran untuk
7 macam residu gula. Saat reseptor berikatan dengan residu, makrofag diaktifkan
dan kemudian menghasilkan sitokin. Sitokin inilah yang berfungsi sebagai
pengatur respon imun tubuh(Tizard, 1987).
Sel natural
killer (NK) adalah suatu limfosit yang berespons terhadap mikroba
intraselular dengan cara membunuh sel yang terinfeksi dan memproduksi sitokin
untuk mengaktivasi makrofag yaitu IFN-γ. Sel NK berjumlah 10% dari total
limfosit di darah dan organ limfoid perifer. Sel NK mengandung banyak granula
sitoplasma dan mempunyai penanda permukaan (surface marker) yang khas.
Sel ini tidak mengekspresikan imunoglobulin atau reseptor sel T (Anonim b,
2009).
Sel-sel darah yang ikut berperan
dalam sistem imun dalam tubuh adalah sel darah merah dan sel darah putih atau
leukosit dengan turunannya; neutrofil, basofil, aosinofil, limfosit, mastosit
makrofag, sel plasma, sel epitel.
Neutrofil
berkembang dalam sumsum tulang dikeluarkan dalam sirkulasi, sel-sel ini
merupakan 60 -70 % dari leukosit yang beredar. Neutrofil merupakan garis depan
pertahanan seluler terhadap invasi jasad renik, menfagosit partikel kecil
dengan aktif. Adanya asam amino D oksidase dalam granula azurofilik penting
dalam penceran dinding sel bakteri yang mengandung asam amino D. Selama proses
fagositosis dibentuk peroksidase. Mielo peroksidase yang terdapat dalam
neutrofil berikatan dengan peroksida dan halida bekerja pada molekultirosin
dinding sel bakteri dan menghancurkannya.
Jumlah
eosinofil hanya 1-4 % leukosit darah. Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid,
dan mampu melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif dibanding
neutrifil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan anti bodi, ini
merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap
komplek antigen dan antibody.
Basofil
jumlahnya 0-% dari leukosit darah. Granula basofil metakromatik dan mensekresi
histamin dan heparin, dan keadaan tertentu, basofil merupakan sel utama pada
tempat peradangan ini dinamakan hypersesitivitas kulit basofil. Hal ini
menunjukkan basofil mempunyai hubungan kekebalan.
Monosit
ditemui dalam darah, jaingan penyambung, dan rongga-rongga tubuh. Monosit
tergolong fagositik mononuclear (system retikuloendotel) dan mempunyai
tempat-tempat reseptor pada permukaan membrannya. Untuk imunoglobulin dan
komplemen. Monosit beredar melalui aliran darah, menembus dinding kapiler masuk
kedalam jaringan penyambung. DaIam darah beberapa hari. Dalam jaringan bereaksi
dengan limfosit dan memegang peranan penting dalam pengenalan dan interaksi
sel-sel immunocmpetent dengan antigen (Tizard, 1987).
D.
Organ
Limfatik
Daya
pertahanan tubuh digerakkan diseluruh jaringan limfoid, termasuk sumsum tulang,
kelenjar timus, limpa, kelenjar limfe, tonsil dan jaringan limfoid sepanjang
tractus gastrointestinalis, termasuk umbai cacing. Pertahanan ditimbulkan lewat
sel darah putih yang kecil disebut limfosit, yang dibentuk di sumsum tulang (Tjokronegoro,
1978).
III.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim a. 2011. Fowlpox.
http://en.wikipedia.org/wiki/Fowlpox. Diakses 22 Februari 2012
Anonim b. 2009. Imunitas Non Spesifik.
http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/03/24/imunitas-non-spesifik/. Diakses pada 21 Februari 2012
Age Work, 2003. The Immune System in Perspectives On
Aging : An Intro-duction to Gerontology, http://www-rcf.usc.edu/renold/Class8/immune.htm,
diakses pada 21 Februari 2012
Baratawidjaja, Garna. 2004. Imunologi Dasar. Jakarta : UI Press
Martini, Frederic, 2001. Fundamentals of Anatomy & Physiology,
5 th Ed. Prentice Hall. New Jersey
Michel J P., Proust J., 2003. Aging and The Immune
System in The Merck Manual of Geriatrics,
http://www.merck.com/pubs/mm_geriatrics/sec16/ ch131.htm, diakses pada 21
Februari 2012
Tizard,
L . 1987 . Veterinary Immunology an
Introduction . W.B. Saunders Company. Philadelphia. USA. pp. 1-387
Tjokronegoro,
A. 1978. Pendidikan Imunologi di Fakultas
Kedokteran. Dalam suatu gagasan. Bagian Biologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jil. X, No-8.
0 komentar:
Posting Komentar