Sistem Reproduksi Hewan Betina

I. Learning Objective
1. Bagaimana perkembangan sistem reproduksi hewan betina?
2. Bagaimana struktur makro (topografi) dan mikro beserta komparasinya sistem reproduksi hewan betina?
3. Apa saja hormon yang terdapat pada sistem reproduksi hewan betina (pembentukan dan fungsi)?


II. Pembahasan
1. Bagaimana perkembangan sistem reproduksi hewan betina?
Perkembangan sistem uropoetika dan genital
Perkembangan sistem uropoetika dan genital diawali dengan terbentuknya lapisan mesoderm di kedua sisi bumbung neural, notokorda dan endoderm pada periode tubulasi. Pada mesoderm tersebut terdiri atas 3 bagian, yaitu epimere, mesomere, dan hipomere. Epimere terletak pada bagian dorsal dan memiliki rongga yang disebut mieselom, bagian tengah terdapat mesomere yang memiliki rongga nefroselom, dan pada bagian latero ventral mesoderm merupakan hipomere yang memiliki rongga splangoselum. Splangoselum ini yang menghubungkan dengan selum-selum lainnya (rongga-rongga dalam tubuh). Kemudian mesomer terpisah membentuk genital ridge dan nefrotom. Genital ridge disebut juga krista genitalis yang menjadi bakal genital dan berlokasi di median embrio. Nefrotom nantinya menjadi bakal ginjal dan berlokasi di lateral, tersusun metamerik, dan memiliki rongga yang disebut nefroselom (Pangetiningsih, 2011).

Perkembangan Genitalia
Perkembangan sistem genitalia Berasal dari genital ridge yang terdiri atas sel-sel germinal primitif, epitel germinal serta jaringan rete dari mesonefros. Pada awalnya gonad bersifat indiferen (bipotensial), sehingga belum bisa dibedakan antara ovarium dan testis. Genital ridge (calon gonad) berasal dari tiga sumber jaringan, yaitu :
a) Sel benih induk, yang berasal dari kantung yolk. Sel ini kemudian berpindah ke genital ridge sehingga akan tumbuh menjadi gamet.
b) Epitel mesoderm, merupakan epitel pelapis coelom pada genital ridge.
c) Sel mesenkim berasal dari sel sel di bawah epitel mesoderm yang berfungsi untuk membentuk jaringan interstitial (Yatim, 1994).
Diferensiasi gonad menjadi testis diawali dengan gonad yang memiliki dua daerah yaitu cortex dan medulla. Cortex berdegenerasi sedangkan medulla membentuk tubuli seminiferi. Ketika terbentuk tubuli dari sex cord sel induk benih ikut terlingkup menjadi spermatogenia, sel sertoli juga tumbuh dari sex cord. Sedangkan pertumbuhan gonad menjadi ovarium, bagian cortex yang tumbuh membentuk ovarium sedangkan medullanya menyusut. Plasental gonadotropic hormone (PGH) dari plasenta mendorong pertumbuhan sel induk jadi oogenia lalu berproliferasi menjadi oosit primer. Sex cord menghasilkan sel-sel folikel yang akan menyelaputi dan memelihara pertumbuhan oosit (Yatim, 1994).
Ductus genitalis terdiri atas ductus wolffi dan ductus mulleri. Ductus Wolffi (pada jantan), bagian anteriornya menjadi ductus epididymis dan selebihnya sampai di cloaca menjadi vas deferens. Ductus Mulleri (pada betina), berasal dari pembentukan alur longitudinal ductus wolffi kemudian menjadi saluran tersendiri sampai ke cloaca yang disebut sebagai oviduct (tuba fallopi). Saluran kelamin ini kemudian dilapisi jaringan pengikat dan otot dari sel-sel mesenkim sekitar dan berdiferensiasi membentuk daerah uterus dan vagina. Ductus Mulleri memiliki ostium ke coelom di ujung anterior untuk menampung ovum yang berovulasi. Pada jantan juga terjadi pembentukan ductus Mulleri tetapi kemudian mengalami atropi. Glandula prostat dan glandula Cowperi berasal dari diverticulum endoderm dari uretra yang diselaputi oleh jaringan ikat dari sel mesenkim sekitar sedangkan vesicula seminalis berasal dari diverticulum ductus wolffi. Penis dan clitoris berupa evaginasi ectoderm, pada jantan kemudian terbentuk bersama dengan terbawanya sinus urogenitalis dari cloaca sehingga penis mengandung ductus urogenitalis (Yatim, 1994).

2. Bagaimana struktur makro (topografi) dan mikro beserta komparasinya sistem reproduksi hewan betina?
• Makroanatomi
a. Pisces
Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang. Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka (Soewasono, 1974).

b. Amphibi
Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka (Soewasono, 1974).
c. Reptil
Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol - benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur (Soewasono, 1974).
d. Aves
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membran sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Soewasono, 1974).
e. Mamalia
1) Ovari
Ovarium adalah organ primer (esensial) reproduksi pada betina, seperti halnya testes pada hewan jantan. Ovari dapat dianggap bersifat endokrin atau sitogenik (menghasilkan sel), karena mampu menghasilkan hormon yang akan diserap langsung ke dalam peredaran darah, dan juga ovum dapat dilepaskan dari kelenjar (Frandson, 1992).
2) Oviduk
Oviduk adalah saluran yang berpasangan dan berkonvolusi, yang menghantarkan ova dari tiap ovari menuju ke tanduk uterusdan juga merupakan tempat terjadinya fertilisasi ova oleh spermatozoa. Bagian dari oviduk yang berdekatan terhadap ovari berkembang membentuk semacam corong yang disebut infundibulum.bagian ujung infundibulum membentuk suatu fimbria (Frandson, 1992).
3) Uterus
Uterus ternak yang tergolong mamalia terdiri dari korpus (badan), serviks (leher), dan dua tanduk (kornua). Proporsi relatif dari tiap-tiap bagian itu bervariasi tergantung spesies, begitu juga halnya bentuk maupun susunan kornu tersebut.ukuran korpus yang paling besar adalah kuda, sapi dan domba lebih kecil, dan pada babi serta anjing paling kecil (Frandson, 1992).

4) Vagina
Vagina adalah bagian dari saluran peranakan yang terletak dalam pelvis diantara uterus (cranial) dan vulva (caudal). Vagina juga berperan sebagai selaput yang menerima penis dari hewan jantan pada saat kopulasi (Frandson, 1992).
5) Vulva
Vulva adalah bagian eksternal dari genitalia betina yang terentang dari vagina sampai ke bagian yang paling luar. Pertautan antara vagina dan vulva ditandai oleh orifis uretral eksternal dan sering juga oleh suatu pematang, pada posisi cranial terhadap orifis uretral eksternal, yaitu himen vestigeal. Seringkali himen tersebut sedemikian rapat sehingga mempengaruhi kopulasi. Vestibula vagina adalah bagian tubuler dari saluran reproduksi antara vagina dan labia vulva (Frandson, 1992).

• Mikroanatomi
a. Ovarium
Pada potongan memanjang tampak adanya korteks dan medula. Korteks merupakan daerah tepi yang lebar, mengandung folikel dan korpus luteum dan dilapisi oleh epitel permukaan berbentuk kuboid simpleks. Medula merupakan bagian dalam yang mengandung saraf, banyak pembuluh darah dan pembuluh limfe, terdiri dari jaringan ikat longgar dengan otot polos.
Korteks:
Folikel Ovarium
Folikel primer dilapisi epitel skuamus atau kuboid simpleks. Folikel primer paling muda muda dilapisi oleh epitel skuamus simpleks disebut folikel primordia. Pada stadium lanjut, epitel berubah menjadi epitel kuboid simpleks. Folikel sekunder dilapisi oleh epitel pseudokolumner kompleks dari sel-sel granulosum berbentuk polihedral dang mengitari oosit primer. Folikel tersier ditandai dengan perkembangan rongga sentral yang disebut folikel antrum.
Folikel Atresia
Karena hanya presentase kecil dari oosit potensial yang dilepas pada proses ovulasi, sebagian besar folikel surut selama dalam perkembangannya.
Kelenjar Interstitial
Sel-sel kelenjar interstitial pada ovarium terjadi terutama dari sel-sel epiteloid teka interna pada folikel atresia yang memiliki antrum, atau hipertrofi sel-sel granulosa pada folikel atresia praantrum.
Korpus Luteum
Korpus luteum berisi pigmen kuning yang dibentuk sel korpus luteum pada sapi, kuda, dan karnivora, tetapi tidak dibentuk pada domba, kambing, dan babi.
Medulla:
Terdapat pembuluh darah yang besar, saluran limfe, saraf dan sisa – sisa jaringan embrional. Tersusun atas jaringan ikat kolagen kaya serabut elastic dan serabut retikuler. Rete overii juga ditemukan pada ruminansia dan karnivora. Sisa – sisa embrional merupakan bagian dari rete ovarii. Rete ovarii merupakan sel – sel ephitelium yang terusun dalam tali – tali pendek dan padat. Komponen medula melanjutkan diri ke perlekatan mesovarium (Dellman et al, 1992 ; Ariana, 2011).
b. Oviduct/Tuba Fallopi
Terdiri dari 3 segmen: infundibulum, ampula, dan isthmus. Dilapisi oleh epitel kolumner simpleks atau kolumner kompleks dengan silia pada epitel terbesar. Lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel plasma, sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa pada ampula membuat lipatan tinggi. Tunika muskularis terutama terdiri dari berkas otot polos melingkar memnjang dan miring. Tunika serosa ada dan terdiri dari jaringan ikat mengandung pembuluh darah dan saraf (Dellman et al, 1992).
c. Uterus
Dinding uterus dibagi menjadi:
Endometrium
Epitelium kuboid atau kolumner simpleks pada anjing, kucing, dan kuda pada sapi dan babi berbentuk kuboid atau kolumner simpleks atau pseudokolumner kompleks. Pada lamina propria terdapat glandula uterina (kelenjar endometrium) berbentuktubuler atau tubuler simpleks bercabang. Pada ruminansia terdapat bagian uterus tanpa kelenjar disebut karunkula.
Miometrium
Terdiri dari lapisan otot dalam tebal yang umumnya tersusun melingkar dan lapis luar memanjang teridiri dari sel-sel otot polos. Diantara kedua lapis terdapat lapis vaskuler yang mengandung arteria besar, vena serta pembuluh limfe.
Perimetrium
Terdiri dari jaringan ikat longgar yang dilapisi oleh mesotel atau peritoneum. Sel-sel otot polos terdapat dalam perimetrium. Banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf terdapat pada lapis ini (Dellman et al, 1992).
d. Vagina
Tunika Mukosa dan Tunika Submukosa
Lamina epitelialis mukosae berbentuk skuamus kompleks non-glanduler
Pada sapi, di bagian cranial sering ditemukan sel piala.
Pada anjing selama estrus sering ditemukan kelenjar intraepithelial.
Lamina propria-submukosa terdiri dari jaringan ikat kolagen longgar atau padat dengan nodulus limfatikus tersebar.
Tunika Muskularis
Terbagi 2 atau 3 lapis yaitu lamina muskularis longitudinal internal, lamina muskularis sirkuler intermedial dan lamina muskularis longitudinal eksternal
Tunika Serosa
Tunika serosa di cranial berubah menjadi tunika adventisia di kaudal (Ariana, 2011).


e. Kelenjar Mammae
Berbentuk mammae berbentuk tubualveolar kompleks dan merupakan modifikasi kelenjar keringat.
Pada waktu aktif laktasi, adenomer sangat dominan dengan epitelium kolumner simpleks dengan tepi apical, dan sedikit jaringan ikat. Pada waktu non aktif laktasi, parenkim berkurang, digantikan jaringan ikat kolagen longgar meningkat, dan jaringan lemak.
Mempunyai globulus lemak menyebabkan sel tampak seperti spons atau sebagian tampak kosong. Tubulus sekretorius (duktus intralobularis) dibatasi sel kuboid. Pada bagian permulaan bersifat sekretorik dengan epitelium kolumner simpleks.
Sel adenomer (epithelium kolumner simpleks) ; duktus intralobaris (epithelium kuboid simpleks) ; duktus lobaris / tubulus ekskretorik primer (epithelium kuboid atau kolumner simpleks) ; duktus lobaris (epithelium kolumner 2 lapis) ; sinus lactiferous (epithelium kolumner 2 lapis) ; papilla (epithelium skuamus kompleks) (Ariana, 2011).

3. Apa saja hormon yang terdapat pada sistem reproduksi hewan betina (pembentukan dan fungsi)?
a. GnRH(Gonadotropin-releasing hormone)
Merupakan suatu neurohormon peptida yang disekresikan hipotalamus dengan organ targetnya hipofisis anterior untuk mensekresikan FSH dan LH. GnRH terdiri dari 10 asam amino meskipun prekursornya terdiri dari 92 asam amino. Inaktivasi dilakukan dengan proteolysis. Pengaturan sekresi FSH dan LH dilakukan berdasar jumlah dan frekuensi sekresi GnRH sebagai umpan balik dari androgen. Bila frekuensinya rendah maka akan mempengaruhi sekresi FSH dan bila frekuensinya tinggi maka akan memacu sekresi LH (Anonim, 2001).
b. FSH (Follicle-stimulating hormone)
FSH memacu pertumbuhan folikel menjadi folikel de Graff. Sel folikel de Graff dewasa melepaskan inhibin yang menghambat sekresi FSH. FSH merupakan hormon glukoprotein yang tiap monomernya terikat dengan gugus gula. Komponen gula mayoritas antara lain fukosa, galaktosa, manosa, galaktosamin, glukosamin dan asam sialic. Komponen protein terdiri dari 2 rantai yakni rantai α yang terdiri dari 52 asam amino dan berperan sebagai sisi struktural dan rantai β yang terdiri dari 118 asam amino yang merupakan sisi aktif dan berikatan dengan reseptor FSH.
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium betina (pada jantan: memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya periodik/pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif (Anonim, 2001).
c. ESTEROGEN
Esterogen memacu perkembangan ciri kelamin sekunder, perkembangan endometrium, meningkatkan kadar HDL, menurunkan kadar LDL, dan lain sebagainya.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Pada uterus: menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara: menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
Esterogen merupakan hormon steroid yang disintesis dari kolesterol. Sumber kolesterol utama didapat dari LDL dan asetyl Co-A. Sintesis esterogen dilakukan di folikel, korpus luteum dan plasenta. Pemacu sekresi dan produksi oleh FSH dan LH. Karena merupakan hormon steroid, esterogen mampu masuk ke dalam sel dan berikatan dengan reseptornya yang berada dalam sitoplasma, berbeda dengan hormon kelas lain. Struktur esterogen terdiri dari empat rantai cincin (A-D) dimana perbedaan gugus fungsional menentukan jenis esterogen. Esterogen paling umum antara lain :
• Estriol (C18H24O3); ditandai dengan adanya 2 gugus hidroksil di cincin D. Diproduksi hanya selama kebuntingan di plasenta.
• Estradiol (C18H24O2); merupakan jenis yang paling aktif dan paling umum ditemui saat pubertas hingga menopause(17β-estradiol). Ciri khusus struktur ditunjukan oleh adanya 1 gugus hidroksil di cincin D. Estradiol disintesis dari testosteron dengan enzim aromatase. Estradiol juga diproduksi dari estron sulfat (derivat estron) yang direaksikan dengan enzim reduktase 17β-hidroksisteroid.
• Estrone; disintesis dari androstenedione (derivat progesteron) yang dibantu enzim aromatase. Ciri khusus struktur adalah adanya 1 gugus keton pada cincin D (Anonim, 2001).
d. LH (Luteinizing hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Memacu ovulasi, memacu perubahan folikel menjadi korpus luteum dan menyiapkan endometrium untuk implantasi. Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Sekresi diatur oleh GnRH. Seperti FSH, merupakan glikoprotein yang terdiri dari dua rantai dimana rantai α terdiri dari 92 asam amino sama seperti FSH dan rantai β yang terdiri dari 121 asam amino yang berfungsi sebagai sisi aktif yang berikatan dengan reseptor LH (Anonim, 2001).
e. PROGESTERON
Merupakan hormon steroid. Progesteron disintesis dari pregnenolone (derivat dari kolesterol). Progesteron merupakan prekursor esterogen dan androgen. Disintesis di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi kelenjar adrenal, saat kehamilan juga diproduksi oleh plasenta. Efeknya adalah untuk :
• Mempersiapkan uterus akan kebuntingan. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
• Menurunkan respon imunitas maternal yang kemungkinan mengganggu kesehatan janin.
• Menurunkan kontraksi otot uterus selama kebuntingan.
• Menghambat laktasi selama kebuntingan (Anonim, 2001).
f. OKSITOSIN
Merupakan neurohormon peptida 9 asam amino (Cys-Tyr-Ileu-Glu-Asp-Cys-Pro-Leu-Gly) yang dihubungkan secara siklik oleh jembatan disulfida. Oksitosin bertugas mempersiapkan kelahiran dan laktasi selain itu memacu sekresi susu (Anonim, 2001).
g. PROLAKTIN / LTH (Lactotrophic Hormone)
Strukturnya berupa rantai tunggal polipeptida yang terdiri dari 199 asam amino. Molekul dipadatkan dan dimampatkan oleh tiga ikatan sulfida.
Diproduksi di hipofisis anterior. Bertugas untuk menstimulasi glandula mammae dan produksi susu. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta.Fungsi laktogenik/laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan.
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea (Anonim, 2001).
h. RELAKSIN
Dihasilkan di corpus luteum, ovarium, plasenta dan korion. Selain itu berfungsi juga untuk meluaskan tulang pubis dan melunakkan cervik juga merelaksasi otot uterus untuk persiapan kebuntingan. Struktur berupa heterodimer dua rantai asam amino (masing masing sejumlah 24 dan 29 asam amino) yang dihubungkan oleh jembatan disulfida (Anonim, 2001).


III. Daftar Pustaka
Anonim. 2001. Hormon Reproduksi. www.geocities.com/hormon_reproduksi.
diakses 30 Mei 2011
Ariana, Teguh Budipitojo, M. Untoro, Soehartini Jatman, Tri Wahyu pangestiningsih. 2011. Petunjuk Praktikum Blok 6 (Sistem Reproduksi Betina). Laboratorium Mikroanatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Dellman, H. Dieter dan Esther M. Brown. 1980. Buku Teks Histologi Veteriner, Edisi Ketiga. Universitas Indonesia Press : Jakarta
Pangestiningsih, Tri Wahyu. 2011. Perkembangan Sistem Uropoetika dan Genital. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Soewasono. 1974. Anatomi Komparativa/Zoologi. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Yatim, Wildan. 1990. Reproduksi dan Embryologi. Penerbit Tarsito : Bandung

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 Diary Veteriner | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan