Sistem Reproduksi Hewan Jantan

I. Learning Objective
1. Bagaimana struktur makroanatomi dari sistem reproduksi hewan jantan dan topografinya?
2. Bagaimana struktur mikroanatomi dari sistem reproduksi hewan jantan?
3. Bagaimana proses perkembangan dari sistem reproduksi hewan jantan?
4. Apakah hewan yang dikastrasi bisa ereksi dan ejakulasi?

II. Pembahasan
1. Bagaimana struktur makroanatomi dari sistem reproduksi hewan jantan dan topografinya?
1. Skrotum
  • Merupakan suatu kantong yang terbagi oleh septum scroti menjadi dua ruangan, dan masing-masing terisi oleh testis.
  • Pada kuda dan ruminansia skrotum terletak di daerah prepubicum.
  • Pada babi dan kucing skrotum terletak di daerah anal sedikit sebelah ventral dari anus.
  • Pada anjing skrotum terletak 2/3 dari jarak antara ostium preputiale dan anus.
  • Skrotum terdiri dari beberapa lapisan, yaitu:
a. Cutis (kulit)
  • Tipis, elastis, dan berwarna agak gelap, serta mengandung beberapa rambut halus.
  • Kulit skrotum ditutupi oleh kelenjar sebasea dan kelenjar sudorifera, sehingga tampak berminyak. Hal ini berfungsi untuk menurunkan suhu testis di bawah suhu tubuh, supaya spermatozoa dapat berkembang dengan baik.
  • Batas antara skrotum kanan dan kiri terdapat lekukan longitudinal, yang disebut raphe scroti.
b. Tunika dartos
  • Merupakan jaringan fibroelastis dan mengandung serabut-serabut urat daging licin.
  • Tunika dartos membentuk septum scroti di daerah raphe scroti.
c. Fascia scroti
  • Terdiri dari tiga lapisan, yaitu fascia spermatica eksterna, fascia cremasterica eksterna, dan fascia spermatica interna.
d. Lamina parietalis tunika vaginalis
2. Testis
  • Terdapat sepasang dan berbentuk seperti peluru atau telor, dan memiliki bidang luar berbentuk convex dan licin.
  • Pada domba, kambing, dan babi relatif besar. Sedangkan pada karnivora berukuran relatif kecil.
  • Memiliki dua ekstremitas, yaitu:
a. Ekstremitas capitata: berhubungan dengan caput epididimis.
b. Ekstremitas caudata: berhubungan dengan cauda epididimis.
  • Testis tergantung oleh sebuah penggantung, yang disebut mesorchium.
  •  Di bagian distal, testis diikat oleh ligamentum scroti. Ligamnetum scroti terdiri dari dua bagian, yaitu
  • Ligamentum testis propium: bertaut dari cauda epididimis ke ekremitas caudata testis.
  • Ligamentum cauda epididimis: bertaut ekremitas caudata testis ke fascia scroti.
3. Epididimis
  • Terdiri dari tiga bagian, yaitu
a. Caput epididimis.
b. Copus epididimis.
c. Cauda epididimis.
  • Epididimis tebungkus oleh tunika vaginalis propria dan tunika albuginea yang tipis.
4. Ductus deferens
  • Merupakan suatu saluran panjang yang membentang dari cauda epididimis ke urethra pars pelvina.
  • Diameter ductus deferens sepanjang perjalanannya selalu sama besar, anmun ketika memasuki muaranya di leher vesica urinaria, dinding ductus deferens akan menebal, disebut ampula ductus deferens.
  • Ampula ductus deferens terdapat pada sapi dan anjing, tetapi tidak terdapat pada babi dan kucing.
5. Glandula accesoriae
a. Glandula vecicularis/ vesikula seminalis.
  • Mensekresikan cairan bening berwarna kekuningan, yang mengandung asama sitrat dan fruktosa.
  • Mengeluarkan sekresinya melalui ductus ekskretorius.
b. Glandula prostat
  • Mensekresikan cairan bening yang berbau spesifik pada sperma.
  • Mengeluarkan sekresinya melalui ductuli prostacici.
c. Glandula bulbourethralis/ glandula cowper.
  • Mensekresikan cairan yang bersifat visceous, yang berfungsi untuk membersihkan urethrae sebelum dilewati spermatozoa.
  • Pada anjing tidak terdapat glandula ini.
6. Penis
  • Merupakan alat kopulasi hewan, yang dibentuk oleh jaringan erektil, yang disebut corpus cavernosum penis.
  • Terdiri dari tiga bagian utama, yaitu radix penis, corpus penis, dan glans penis.
  • Terdapat dua macam tipe penis:
a. Tipe musculo cavernosus
  • Terdapat pada kuda dan anjing.
  • Corpus cavernosusnya sangat subur.
  • Produksi spermanya banyak dan waktu ereksinya lebih lama.
b. Tipe fibroelastis
  • Terdapat pada sapi dan babi.
  • Corpus cavernosusnya tidak terlalu tumbuh subur.
  • Volume waktu ereksi tidak begitu berbeda dengan pada saat istirahat, karena terbentuk dari jaringan fibroelastis.
  • Otot yang terdapat di penis, yaitu:
a. Musuculus erector penis: untuk mengereksikan penis.
b. Musculus retractor penis: unutk mengembalikan penis ke ukuran semula.
7. Urethra maskulina
  • Merupakan saluran bersama untuk urine dan sperma (Anonim, 1980).
2. Bagaimana struktur mikroanatomi dari sistem reproduksi hewan jantan?

Testis dan Epididimis
Berupa kelenjar tubuler kompleks terbungkus oleh skrotum di permukaan, dan tunika albuginea (jaringan ikat padat ireguler) kaya otot polos pada kuda merupakan pembungkus terdalam.
Antara kedua pembungkus terdapat peritoneum yaitu lamina viseralis tunika vaginalis.
Permukaan peritoneum dilapisi mesotelium, dibawahnya terdapat jaringan ikat yang menyatu dengan tunika albuginea. Tunika albuginea membentuk septa yang membagi organ secara parsial dalam lobuli. Pada ruminansia, septa tipis. Pada karnivora, kuda dan babi lebih tebal. Di sentral bersama dengan jaringan ikat longgar membentuk mediastinum testis.
Dalam tiap lobulus terdapat tubulus konvoltus seminiferus yang dibatasi epithelium kompleks dari sel spermatogenik dan sel sertoli
  • Sel spermatogenik
Tumbuh membentuk spermatozoa
  • Spermatogonia : sel spermatogenik paling muda, kecil, bulat, nucleus gelap, bulat, berada di dekat membrane basalis.
  • Spermatosit primer : hasil dari mitosis spermatogonia, sel lebih besar dan nucleusnya menunjukkan kromatin jelas.
  • Spermatosit sekunder : hasil pembelahan meiosis pertama, sel lebih kecil, jarang terlihat karena segera mengalami meiosis kedua
  • Spermatid : spermatid awal berbentuk bulat, nucleus pucat berkelompok, berada dekat dengan tubulus seminiferus
  • Spermatid akhir : sel kecil, bulat sampai bentuk panjang, kepala panjang dan gelap, ekor tercat tipis mengarah lumen. Spermatid akhir dilepas dari epithelium seminiferus sebagai spermatozoa (Budipitojo. 2011).
  • Sel sertoli
Jumlah lebih sedikit dari sel spermatogenik. Nucleus berbentuk oval atau segitiga. Sel ini memanjang dari membrane basalis sampai lumen tubulus Fungsi sel sertoli :
  • Membantu secara fisik dan nutrisional dalam pembentukan sperma
  • Memfagositosis dan mengeliminir droplet sitoplasmik sperma
  • Berperan sebagai barier darah dalam testis
  • Menghasilkan hormone androgen – binding protein (menambah daya testosterone dalam tubulus) dan hormone anti-Mulerian (mendorong “maleness” pada embrio) (Budipitojo. 2011).

• Sel interstisial (sel Leydig) bentuk polyhedral, nukleusnya kecil dan bulat, sitoplasmanya asidofil dan tampak bergelembung. Sel ditemukan di jaringan ikat antartubulus. Sel ini menghasilkan testosterone.
• Tubulus rektus (seminiferus)
Saluran ini dibatasi oleh sel kolumner, kuboid atau skuamus dan melanjutkan diri ke saluran-saluran yang saling beranastomose membentuk rete testis.
• Rete testis
Dibatasi epithelium skuamus simpleks atau kuboid, pada sapi sering 2 lapis. Dia dikelilingi jaringan ikat longgar disebut mediastinum testis.
• Duktulus efferents
Merupakan lanjutan rete testis. Dibatasi epithelium kolumner simpleks atau pseudokolumner kompleks dengan sel bersilia. Saluran ini melintasi tunika albuginea ke duktus epididimis di kaput epididimis. Di daerah kaput yang tertebal, saluran dibatasi oleh epithelium pseudololumner kompleks dengan stereosilia, diluarnya terdapat otot polos. Pada kaput tengah, otot polos mengurang dan epithelium menipis.
Di kauda epididimis, epithelium pseudokolumner paling tipis dan otot polos paling banyak.
Pada kuda, duktus epididimis di kauda membentuk penjuluran seperti vilus. Dari duktus epididimis, saluran melanjutkan diri ke vas deferens (Budipitojo. 2011)

Penis
Penis dapat dibagi menjadi :
• Korpus penis
  • Memiliki karakteristik dengan tambahan massa jaringan erektil disebut corpora kavernosa
  • Pada setiap korpus kavernosum dibungkus oleh tunika albuginea, suatu jaringan ikat padat dengan serabut elastic
  • Pada babi dan ruminansia, tunika albuginea sangat tebal, pada kuda mengandung otot polos.
  • Tunika albuginea meluas ke dalam membentuk jala-jala trabekula di antara jaringan erektil.
  • Rongga-rongga kaverna dibatasi endothelium dan dibungkus oleh otot polos dan jaringan ikat fibroelastis
  • Pada penis vaskuler (kuda) otot polos dominan
  • Pada penis fibroelastis (babi dan ruminansia) rongga-rongga kaverna dibungkus jaringan ikat kaya serabut elastic dengan sedikit atau tanpa otot polos.
  • Pada penis pertengahan (karnivora) memiliki otot dan jaringan ikat mengisi ruang antar rongga kaverna.
  • Korpus kavernosum semua mamalia (hewan piaraan) mengandung jaringan lemak tersebar di jaringan ikat antar rongga kaverna. Jaringan lemak ini mencolok pada kucing, terutama pada korpus kavernosum. Di situ jaringan menggantikan seluruh jaringan erektil (Budipitojo. 2011).
• Glans penis
  • Merupakan bagian penis distal yang membesar dan berkembang baik pada kuda dan anjing. Di dalamnya ditemukan jaringan erektil lanjutan dari korpus spongiosum.
  • Pada karnivora, glans penis punya os penis, pada kucing juga ada tetapi kecil.
  • Preputium merupakan lapisan kulit berbentuk pipa yang menutup bagiuan penis ujung distal
  • Glans terdiri dari lamina eksterna melekuk ke dalam pada lubang preputium membentuk lamina eksterna dan parietalis, pada kuda sering ditemukan di lamina viseralis (Budipitojo. 2011).

Glandula accesoria
• Vesikula seminalis
Tidak ditemukan pada karnivora. Adenomer dibatasi epithelium kolumner simpleks. Duktus ekskretorius dibatasi epithelium pseudokolumner kompleks. Kelenjar berbentuk tubuloalveoler terbagi dalam lobuli oleh septa interlobular, pada ruminansia terdapat banyak otot polos. Pada sapi jantan sering ditemukan tetes-tetes lipid infranukleus. Pada kuda dan babi, septa didominasi jaringan ikat dengan beberapa otot polos (Budipitojo. 2011).
• Kelenjar prostat
Di bagi dua: korpus dan bagian diseminalis. Bentuk tubuloalveoler kompleks. Adenomer dibatasi kuboid simpleks pendek atau kolumner simpleks pendek. System duktus dibatasi oleh epithelium kuboid atau kolumner simpleks dan menjadi epithelium transisional setelah masuk urethral. Korpus glandula prostat berkembang pada karnivora dan kuda (Budipitojo. 2011).
• Kelenjar bulbouretralis
  • Jumlah kelenjar sepasang, terdapat pada dorsolateral urethra pars pelvina. Kelenjar berbentuk tubuloalveoler kompleks.
  • Sel adenomer berbentuk kolumner atau piramidal, sitoplasma basofil dan nukleus terletak basal berbentuk bulat atau pipih. Sistem duktus dilapisi epitel kolumner simpleks, pseudokolumner kompleks kemudian transisional di dekat muaranya.
  • Terdapat pada semua hewan, kecuali anjing.
  • Mukus yang dihasilkan membersihkan uretra dari urine, melicinkan uretra dan vagina sebagai cairan praejakulasi, dan merupakan sumber energi untuk spermatozoa (Budipitojo. 2011).

3. Bagaimana proses perkembangan dari sistem reproduksi hewan jantan?
Differensiasi gonad menjadi testis berlangsung pada janin umur 8 minggu. Mula-mula gonad itu terdiri dari 2 daerah: cortex dan medulla. Cortex kemudian berdegenerasi, sedang medulla membentuk tubuli semineferi. Di celah-celah sel-sel mesenkim membentuk jaringan interstisial bersama sel-sel Leydig (Yatim, 1994).
Ductus Wolffi pada seluruh vertebrata adalah ductus mesonephros itu sendiri. Beberapa tubuli mesonephros membentuk vas efferent. Ductus wolffi bagian anterior menjadi ductus epididymis, dab selebihnya sampai di cloaca menjadi vas deferens (Yatim, 1994).
Pada jantan terjadi juga pembentukan ductus Mulleri, tetapi kemudian beratrofi. Glandula cowperi (glandula bulbourethralis) berasal dari diverticulum endoderm dari urethra yang diselaputi oleh jaringan pengikat dan otot dari mesenkim sekitar. Vesicular seminalis berasal dari diverticulum ductus wolffi (Yatim,1994).
Penis dan clitoris sama pertumbuhan awalnya, berupa evaginasi ectoderm. Pada jantan kemudian terbentuk bersama dengan terbawanya sinus urogenitalis dari cloaca, sehingga penis mengandung ductus urogenitalis (Yatim, 1994).
Pada semua hewan, kecuali unggas, testes yang tadinya berkembang dekat ginjal di dalam rongga perut akan turun ke dalam kantong scrotum selama perkembangan fetal. Perpindahan ini secara normal di sebabkan oleh pemendekan gubernaculums testis, suatu serabut fibrosa terdiri dari jaringan ikat dan jaringan otot yang menempel pada cauda epididymis, ke arah daerah inguinal pada dinding ventral abdomen. Pemendekan ini disebabkan oleh pertumbuhan diferential dan tekanan intra-abdominal (Toelihere, 1979).

4. Apakah hewan yang dikastrasi bisa ereksi dan ejakulasi?
Pada kasus kastrasi (pengebirian) yang berarti menghentikan aktivitas testis, menyebabkan kelenjar asesorius mundur aktivitasnya, sifat khas jantan berangsur hilang dan kegiatan spermatogenesis berhenti. Hormon gonadotropin akan mengepul pada pars distalis hipofisa akibatnya sel basofil mengalami perubahan identitasnya selanjutnya dikenal dengan castration cells. Kastrasi yang dilakukan sebelum dewasa kelamin, tanda khas jantan tidak akan timbul. Bila kastrasi dilakukan setelah dewasa kelamin, maka perubahan kehilangan tanda khas jantan akan berlangsung secara lambat. Mungkin ini disebabkan karena korteks adrenalis dapat sedikit menghasilkan hormon testosteron. Tumor pada kelenjar prostat pada hewan tua, lazimnya diberikan terapi dengan melalui kastrasi, akibat karena tidak tersuplaynya makanan pada kelamin karena sel yang berada didalam kelamin mengalami atrofi ,maka hewan – hewan yang biasanya sengaja untuk di kastrasi akamn menjadi lebih gemuk. Hal ini dikarenakan adanya nutrisi – nutrisi darah yang ada selalu tersuplay untuk tubuh dan tidak disalurkan untuk kelamin jantan. ( Yatim, 1994).


III. Daftar Pustaka
Anonim, 1980. Anatomi Veteriner. Laboratorium Anatomi IPB: Bogor
Budipitojo, Teguh. 2011. Sistem Reproduksi Jantan. Laboratorium Mikroanatomi FKH UGM: Yogyakarta
Toelihere, Mozes. 1979. Ilmu Kebidanan Pada Ternak Sapi dan Kerbau. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embryologi. Penerbit Tarsito : Bandung

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 Diary Veteriner | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan