Anatomi Sistem Uropoetika

I. Learning Objective
  1. Bagaimana perkembangan sistem uropoetika?
  2. Bagaimana struktur anatomi sistem uropoetica dan komparasinya antar vertebrata? (Meliputi letak, bentuk, dan topografi)
  3. Bagaimana anatomi dan komparasi sistem urinaria pada hewan ternak dan hewan kesayangan?
  4. Bagaimana anatomi kelenjar suprarenale?
II. Pembahasan
1. Bagaimana perkembangan sistem uropoetika?
Bakal alat genital mula – mula berpisah dari bakal ginjal pada mesomere. Bakal genitale berada arah ke median embryo, bakal ginjal di lateral. Bakal genital disebut genital ridge, menonjol ke peritoneum ( coelom ) di ventral. Bakal ginjal disebut nephrotome. Sedangkan rongga nephrotome disebut nephrocoel yang berhubungan dengan coelom berupa saluran sempit ( Yatim, 1994 ).

Pertumbuhan ginjal menempuh 3 tahap ( Yatim, 1994 ):
1. pronephros, ginjal pertama atau primitif
Berasal dari nephrotome segment paling anterior. Pada mamalia tumbuh
rudiment dan tak berfungsi,tapi sangat berfungsi pada berudu Pisces dan Amphibi. Setiap nephron memiliki nephrostome untuk menerima zat ampas metabolisme dari coelom dan tubulus yang menyalurkan zat pangan menuju dorso-lateral tubuh. Pronephros juga memiliki glomus, mendekati nephrocoel, bagian sempit dan terpisah coelom. Glomus ialah glomerulus primitif mengandung jalinan arteri dekat nephrocoel. Pada ayam nephron pronephros berjejer dari somit ke-5 sampai ke-16, sedangkan mamalia ( human ) dari somit ke-7 sampai ke-14. Pronephros lalu beratropi sampai hilang dan digantikan oleh mesonephros tumbuh di posterior. Saluran kemihnya berubah jadi saluran kemih mesonephros.
2. mesonephros, ginjal kedua atau transisi
Pada ayam terdapat dari somite ke-13 sampai ke-30. Ginjal ini berfungsi
sampai dewasa pada Pisces dan Amphibia. Pada reptil, Aves dan Mamalia beratropi dan digantikan oleh metanephros.
Pada mamalia, mesonephros berkerja sama dengan placenta sebagai alat
pembuangan. Setiap nephron memiliki glomerulus dan nephrostome. Glomerulus
berada dalam kapsula bowman. Pada segment posterior nephron, tidak memiliki
nephrostome lagi, tapi hanya glomerulus. Saluran kemih yang sepasang menuju
cloaca disebut ductus Wolffi. Pada Pisces dan Amphibia, ducti ini sekaligus
sebagai epididymis dan vas deferens.
3. metanephros, ginjal ketiga atau definitif
Metanephros hanya pada Reptilia, Aves dan Mamalia yang tumbuh setelah
mesonephros beratropi dan berada di posterior mesonephros. Nephronnya tidak
mengadung nephrostome tetapi hanya glomerulus. Pada ayam, berkembang
sejak hari ke-5 pengeraman, sedangkan human ketika panjang embryo 6 mm.

Perkembangannya berasal dari 2 daerah, yaitu (Yatim, 1994 ):
  • Evaginasi ductus Wolffi daerah caudal ke latero-anterior, membentuk ductus menjadi uruter, pelvis dan saluran kemih dalam ginjal.
  • Nephrotome yang berada di posterior bekas mesonephros, membentuk nephron dan tubulus, lalu bertemu dengan saluran kemih yang tumbuh dari divertikulum ductus Wolffi.
Ductus Wolffi yang tak terpakai berubah fungsi sebagai ductus genitalis pada jantan : ductus epidedylis dan vas deferens. Sedangkan pada betina ductus Wolffi beratropi, sisanya saat dewasa dijumpai dekat ovarium disebut epoophoron dan paroophoron ( Yatim, 1994 ).
Oleh berkembangnya septa, cloaca Mamalia terbagi atas vesica urinaria, rectum dan sinus urogenitalis ( muara kemih dan kelamin ). Pada mamalia, vesica urinaria menerima ureter, sedangkan betina bermuara ke luar tubuh yaitu urethra. Pada jantan urethra bergabung dengan vas deferens membentuk ductus urogenitalis berada dalam penis. Pada Amphibia, vesica urinaria berkembang sebagai diverticulum ventral cloaca. Pada Pisces evaginasi bagian caudal ductus Wolffi, sedangakan Reptilia dan Aves dibentuk vesica urinaria ( Yatim, 1994 ).

2. Bagaimana struktur anatomi sistem uropoetica dan komparasinya antar vertebrata? (Meliputi letak, bentuk, dan topografi)
MAKROANATOMI
Urinary organ meliputi ginjal, ureter, vesica urinaria, dan uretra. Ginjal adalah kelenjar yang menghasilkan urine, berwarna merah kecoklatan dan pada kebanyakan hewan letaknya hampir simetris di antara tulang belakang. Ureter adalah saluran yang mengalirkan urine ke vesica urinaria yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung urine sementara. Setelah urine terkumpul di vesica urinaria lalu akan di buang melalui uretra (Sisson, 1953).
o GINJAL
Ginjal terletak pada bagian dorsal dari rongga abdominal pada tiap sisi dari aorta dan vena kava tepat pada posisi ventral terhadap beberapa vertebrata lumbal yang pertama. Seperti halnya organ abdominal lainnya ginjal dikatakan retroperitoneal artinya terletak di luar peritoneal (Frandson, 1992).
o URETER
Ureter adalah suatu saluran muscular yang mengalirkan urine dari pelvis ginjal menuju ke vesica urinaria. Masing-masing ureter bergerak kearah kaudal dan menumpahkan isinya ke vesica urinaria, di dekat bagian leher yang disebut trigone dan terbentuklah suatu katup untuk mencegah arus balik urine ke ginjal (Frandson, 1992).
Ureter dimulai di pelvis renalis, yang menerima urine dari papila renalis. Ureter terletak di dorsal dari pembuluh spermatic interna pada jantan dan arteri-vena utero-ovarian pada betina (Getty, 1975).
o VESICA URINARIA
Merupakan organ muscular berongga yang ukuran dan posisinya bervariasi tergantung pada jumlah urine yang ada di dalamnya. Vesica urinaria berkontraksi yang kosong merupakan struktur yang berdinding tebal, berbentuk seperti buah pear yang terletak pada alas pelvis. Dengan terjadinya pengisian blader, dinding blader akan menjadi tipis. Lapisan yang terletak pada pelvis, ureter, blader, dan uretra sangat penting karena lumen tersebut sering mengalami distensi. Ketika organ-organ itu sedang kosong, dindingnya tebal, sel-sel epitel pelapis itu membentuk strata yang terdiri banyak lapis. Apabila organ itu sedang mengalami distensi maka lumen menjadi lebih besar, dindingnya menipis, dan terjadi suatu transisi ke stratifikasi yang lebih sedikit. Oleh karena itu dinamakan epitel transisional (Frandson, 1992). Vesica urinaria terbagi menjadi bagian leher (cervix vesicae) yang berhubungan dengan uretra, fundus vesicae dan corpus vesicae (Sigit, 1980).
o URETHRA
Urethra merupakan saluran untuk sistem uropoetika dan urogenital pada hewan jantan. Namun pada hewan betina hanya sebagai saluran sistem uropoetika. Pada hewan betina saluran urethra akan bermuara pada vagina (Getty, 1975).



ANATOMI KOMPARASI
PISCES
a. Ginjal
Tipe ginjal pronephros / mesonephros. Sepasang, warna merah tua. Terletak di antara pneumatocyst dan vertebrae. Bentuk variasi, memanjang dengan bagian yang membesar terjepit di antara kedua bagian pneumatocyst (Soewasono, 1974).
Dalam Teleostomi yang memiliki ginjal dalam stadium pronephros biasanya tidak memiliki ginjal yang sama pada waktu dewasa dan akan beralih ke mesonephros. Sebagai besar genital glands memiliki hubungan khusus dengan ductus wolffi yang merupakan sebuah saluran kencing, dan juga di Teleostei tidak terdapat mulerian ductus (Macmillan,1987). Elasmobranchii memiliki pronephros yang lebih lengkap dan lebih awal dari pada subclassnya yang lain , dan mesonephros dibagi menjadi bagian anterior atau genital, yang menerima vasa efferentia dalam laki-laki dari testis dan dengan itu adalah pertama munculnya phylogenetically dari epididymis dan bagian belakang atau ginjal (Parker, 1987).
Beberapa ginjal ikan bertipe pronephros, tetapi kebanyakan mesonephros. Hiu memiliki ginjal tipe mesonephros panjang dan sempit; beberapa teleostei ginjal pendek, besar, terletak di bagian posterior cavitas peritoneal.. Mesonephros pada ikan jantan lebih besar daripada betina (Montagna, 1963).
b. Ureter
Saluran keluar dari mesonephros, sepasang, berjalan ke belakang di sebelah ventral tulang punggung, kemudian ke dua ureter kiri dan kanan bersatu dan agak melebar sebagai vesica urinaria (Soewasono, 1974).
c. Vesica urinaria
Merupakan persatuan ureter kanan dan kiri, dari vesica urinaria ada saluran keluar yang sangat pendek, kemudian bersatu dengan saluran gonad membentuk sinus urogenitalis yangakhirnya akan bermuara menjadi porus urogenitalis, tipe vesica urinaria pada ikan ialah vesica urinaria duplex yang tergolong tipe vesica urinaria tubalis (Soewasono, 1974).

AMPHIBI
a. Ginjal
Bertipe mesonephros dengan jumlah sepasang di kanan – kiri columna verterbralis dan memanjang sampai craniocaudal, berwarna merah – coklat (Soewasono, 1974).
b. Ureter (Ductus Mesonephric)
Merupakan sepasang saluran halus, masing-masing keluar dorso lateral menuju ke caudal dan bermuara di dorsal kloaka. Pada betina muara di sebelah medio caudal dari muara uterus (Soewasono, 1974).
c. Vesica urinaria
Untuk vesica urinaria, merupakan sebuah kantong tipis sebagai tonjolan dari dinding cloaca (Soewasono, 1974).
Amphibia yang seperti ular-bentuk (Gymnophiona) menunjukkan susunan yang sangat primitif dari tubulus ginjal, masing-masing memiliki nephrostome yang pendek .Anura Dewasa (katak dan kodok) terdapat kantung kemih yang sebenarnya yang pertama terbentuk dari divertikulum dari dinding ventral cloaca, beberapa pendapat menyebutkan bahwa mungkin terdapat bagian tersendiri, dan bahkan terkadang ganda (Gegenbaur, 1981).

REPTIL
a. Ginjal
Jumlah sepasang, berwarna merah-coklat, masing-masing terdiri dari 2 lobi yaitu lobus anterior dan posterior, agak pipih dan berlekatan satu sama lain. Terletak retroperitoneal (di luar dan belakang peritoneum), di daerah sacrum (Soewasono, 1974).
b. Ureter (Ductus Mesonephric)
Jumlah sepasang, berwarna merah-coklat, masing-masing terdiri dari 2 lobi yaitu lobus anterior dan posterior, agak pipih dan berlekatan satu sama lain. Terletak retroperitoneal ( di luar dan belakang peritoneum ), di daerah sacrum (Soewasono, 1974).
c. Vesica urinaria
Sebagai kantung tipis, merupakan tonjolan dinding ventral kloaka (Soewasono, 1974).
Reptilia yang memiliki tipe ginjal atau metanephros berkembang dan segala pekerjaan eksretorisnya diatur olehnya. Kantung kemih allantolic ditemukan di Lacertilia (lizards) and Chelonia (turtles), dan tidak terdapat pada yang lainya (Macmillan,1987).
Pada reptil dewasa memiliki ginjal metanephros dan variable sisa mesonephros. Letaknya jauh di belakang cavitas peritoneal. Bentuknya panjang, berlobus, dan, pada ular dan kadal, kadang-kadang berfusi satu sama lain. Ginjal pada buaya dan kura-kura pendek dan lokasinya di pelvis. Ureter, panjang pada ular dan kadal tetapi pendek pada buaya dan kura-kura, membuka terpisah ke cloaca. Pada kura-kura betina memiliki asesoris bladder yang mana mereka isi dengan air untuk membasahi tanah ketika menggali lubang untuk bertelur (Montagna, 1963).

AVES
a. Ginjal
Bertipe metanephros dengan jumlah sepasang yang masing – masing memiliki 3 lobi (Soewasono, 1974).
b. Ureter (Ductus Mesonephric)
Sepasang, menuju ke kaudal dan bermuara langsung ke kloaka ( urodeum ). Pada aves kebanyakan tidak memiliki kloaka (Soewasono, 1974).
c. Vesica urinaria
Merupakan ruangan tunggal, tempat bermuara saluran-saluran kelamin, kencing, makanan. Kloaka terbagi jadi 3 bagian :
Urodeum : tempat bermuara saluan kencing dan saluran kelamin
Coprodeum : tempat bermuara saluran makanan
Proctodeum : lubang keluar
(Soewasono , 1974).
Aves seperti juga dengan reptil dalam urinari tetapi terdapat hal yang berbeda, yaitu didalam kelas aves tidak memiliki vesica urinaria, ureters dan vasa deferentia langsung menju ke cloaca. Pada spesies mamalia yang memiliki bentuk ginjal yang sangat khas menyerupai kacang merah dan dalam ginjal memiliki lobus-lobus, dan terkadang sama seperti kebanyakan hewan dewas lainya seperti kerbau, beruang, anjing laut dan paus. Lobulasi terjadi banyak atau bahkan lebih yang terdapat dalam ginjal, dan membuat bagian seperti piramid, bahkan dibeberapa sepesies hewan bergabung dan berakhir pada bagian apikal menjadi sebuah papila. Hal ini terjadi di banyak monyet, karnivora dan tikus (Gegenbaur, 1981).

MAMALIA
a. Ginjal
Sepasang, tipe metanephros, dibungkus kapsula renalis. Korteks merupakan lapisan terluar ren, di medulla terdapat saluran-saluran ekskresi, menuju piramid malphigi. Piramid malphigi hanya sebuah, ujungnya mengarah ke pelvis renis, pyramid adalah tempat saluran urin bermuara . Piramid ini bermuara ke pelvis renis. Pelvis Renis merupakan suatu rangkaian yang berdinding tipis, urine menetes ke dalamnya yang kemudian mengalir ke ureter (Soewasono, 1974 ).
b. Ureter (Ductus Mesonephric)
Sepasang, warnanya agak pucat dengan jalan peristaltic dapat mengalirkan urin ke sebelah kaudal (Soewasono, 1974).
c. Vesica urinaria
Tunggal, kedua ureter kanan dan kiri bermuara di bagian ini, terdapat di bagian dorsal, tempat mengumpulkan urin dengan tereatur ke dalam vesica urinaria (Soewasono, 1974).
d. Urethra
Saluran keluar dari vesica urinaria, bermuara keluar sebagai orificium urethra eksternum, pada jantan urethra lebih panjang (Soewasono, 1974).
Tabel Anatomi Kompartif Pada Hewan Vertebrata
 Variabel
Pisces
Amphibi
Reptil
Aves
Mamalia
Tipe Ren
Mesonerphros
Mesonerphros
Mesonerphros
Metanerphos
Metanerphos
Warna Ren
Merah Tua
Merah Tua
Merah Tua
Merah Tua
Merah Tua
Letak Ren
Ventral Vertebrae
Retroperitoneal
Retroperitoneal
Retroperitoneal
Retroperitoneal

Antara Pneumatocyt




Saluran
 Sinus Urogentitalis
Ureter, Uretra
Ureter, Uretra
Ureter
Ureter, Uretra
Muara Saluran
Porus Genitalis
Cloaca
Cloaca
Cloaca
Orificium Uretra
( Soewarsono, 1971)
MIKROANATOMI
o GINJAL
(Frandson, 1992)
Korteks yang tampak gelap dibatasi oleh jaringan medulla yang berwarna agak cerah, disebut garis medulla (medullary rays), yang berisi cabang buluh penyalur sekaligus dengan buluh nefron yang turun dan naik. Substansi korteks sekitar garis medulla disebut labirin korteks.
Kapsula dan stroma jaringan ikat : Bagian luar kapsula yang membalut ginjal memiliki serabut kolagen serta serabut elastik padat, sedangkan bagian dalam terdiri dari jaringan ikat longgar. Pada anjing, kuda, dan babi tampak adanya otot polos. Kapsula ginjal pada ruminansia memiliki lapis otot polos yang jelas dan paling tebal pada domba, dan kambing. Kapsula ginjal pada kucing tidak memiliki otot polos. Stroma ginjal bersifat jarang dan terutama terdiri dari jaringan ikat longgar yang menyertai pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf (Brown, 1992).
Nefron : Memiliki enam segmen yang cukup jelas, yaitu : (1) kapsula glomerulus (merupakan ujung buntu yang meluas pada nefron), (2) tubuli konvoluti dan (3) tubuli rekti proksimalis, (4) segmen tipis, (5) segmen tebal, dan (6) tubuli konvoluti distalis.
  • Korpuskulus Renalis
Korpuskulus renalis terbentuk bila jalinan kapiler atau glomerulus memasuki jalinan epitel ujung nefron yang meluas, disebut kapsula glomerulus (Kapsula Bowman). Hasilnya berbentuk kapsula dinding rangkap yang melekat pada dinding kapiler (glomerulus) menjulur ke dalam lumen buluh berujung buntu yang meluas. Hubungan antara kapiler dengan epitel buluh disebut korpuskulus renalis. Epitel yang melapisi kapiler disebut epitel glomerulus atau lapis visceral, sedangkan yang membalut dinding seberangnya disebut epitel kapsula atau lapis parietal. Sitoplasma pada endotel glomerulus bersifat porous atau memiliki banyak celah halus. Epitel kapsula pada korpuskulus renalis berupa epitel skuamus simpleks, selanjutnya berubah menjadi epitel kuboid di daerah kutub kemih (urinary pole) dan menjadi epitel pada tubuli konvoluti (Brown, 1992).
  • Tubuli Proksimalis
Memiliki dua segmen utama, yaitu bagian yang berliku-liku (pars konvoluti) yang membentuk beberapa lengkung dalam korteks dekat korpuskulus renalis dan bagian yang lurus (pars rekti) yang menjulur ke dalam daerah luar medulla. Pars konvoluti merupakan bagian yang paling panjang dari nefron yang membentuk bagian besar dari korteks. Epitel lebih bersifat asidofil daripada sisa nefron. Epitel tubuli proksimalis pada karnivora, terutama pada kucing, mengandung banyak butir lemak (lipid), sehingga memberikan aspek berbusa pada sediaan parafin. Butir lemak ini tersebar merata pada pars konvoluti tubuli proksimalis kucing, dan terdapat di seluruh bagian nefron. Ternyata lipid ini adalah trigliserida dan fosfolipid (Brown, 1992).
  • Segmen Tipis
Merupakan bagian turun dan naik dari jerat Henle (jerat nefron). Dilapisi oleh epitel skuamus simpleks dengan daerah inti menonjol kea rah lumen saluran. Permukaan sitoplasma memiliki sedikit mikrovili pendek dan organel (Brown, 1992).
  • Tubuli Distalis
Buluh Penampung : Merupakan segmen terminal dari buluh kemih. Buluh penampung masuk garis medulla dan berlanjut ke dalam daerah dalam medulla, kemudian saling bergabung, membentuk penampung yang lebih besar serta lurus, disebut duktus papilaris (epitel berbentuk silinder selanjutnya berbentuk transisional di dekat permukaan saluran). Duktus papilaris selanjutnya bermuara pada apeks dari papil pada pelvis renalis, disebut area cribosa (Brown, 1992).
Kompleks Jukstaglomerulus : Terdapat tiga unsur, yaitu : (1) sel-sel jukstaglomerulus pada arteiola aferen, (2) makula densa pada tubuli distalis, dan (3) kelompok sel yang berbatasan dengan arteriola aferen dan makula densa, disebut sel mesangium.
(1) inti bulat, sitoplasma banyak mengandung butir secret dan beberapa miofilamen.
(2) epitel berbeda dengan temapt lain, mitokondria pendek dan tersebar pada sitoplasma, rER sedikit. Apparatus Golgi terletak antara inti dan dasar sel, berbatasan dengan sel jukstaglomerulus pada arteriola aferen.
(3) sel mesangium (sel Lacis, sel Polkissen atau polar cushion cells) terletak pada batas segitiga (Brown, 1992).
Pelvis renalis : Merupakan ujung proksimal yang melebar dari ureter yang menghadap apeks papilla renalis. Pelvis renalis ini dilapisi oleh epitel peralihan, menopang pada propria-submukosa yang terdiri dari jaringan ikat longgar. Pada kuda propria submukosa mengandung banyak kelenjar tubuloalveoler yabg bersifat mucous. Tunika muskularis terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam, lapis luar (lamina muskularis sirkuler externus), dan lapis tengah (lamina muskularis longitudinal intermedia). Tunika adventisia tipis dan terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung pembuluh darah dan sel-sel lemak (Brown, 1992).
o URETER
Dinding ureter terdiri dari tiga lapis, (1) selaput lendir peralihan, (2) tunika muskularis, dan (3) tunika serosa atau adventisia. Selaput lendir peralihan terdiri dari beberapa lapis sel epitel peralihan. Epitel menopang pada stroma jaringan ikat longgar. Ureter pada kuda mempunyai kelenjar tubuloalveoler bercabang yang bersifat mucous dalam lamina propria-submukosa. Tunika muskularis terdiri dari 3 lapis, lapis dalam (lamina muskularis sirkuler internus), lapis luar (lamina muskularis sirkuler externus), lapis tengah (lamina muskularis longitudinal intermedia). Jaringan ikat longgar sering memisahkan berkas otot polos terutama yang tersusun sirkuler. Lapisan terluar ureter bisa serosa maupun adventisia, tergantung pertautanya dengan peritoneum, jumlah sel lemak periureter dan daerah potongannya. Adventisia terdiri dari jaringan ikat longgar dengan serabut kolagen dan elastic mengandung pembuluh darah dan sel lemak di bagian perifernya (Brown, 1992).
o VESICA URINARIA
Vesica urinaria merupakan perluasan ureter. Perbedaannya terletak pada tebal relative dindingnya, terutama pada tunika muskularis dan adanya muskularis mukosa yang tipis pada beberapa hewan. Vesica urinaria dilapisi pula oleh epitel peralihan. Epitel yang menopang pada lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung sejumlah serabut elastic. Selain itu pada lamina propria juga banyak ditemui nodulus limfatikus. Jaringan ikat pada tunika submukosa vesica urinaria bersifat longgar dan mengandung lebih banyak serabut elastic daripada lamina propria. Pembuluh darah besar terdapat di dalamnya bersama-sama dengan ganglia. Tunika muskularisnya terdiri dari 3 lapisan, lapis dalam dan lapis luar tersusun sirkuler dan lapisan tengahnya longitudinal. Pola saling menjalin lapis tunika muskularis merupakan bentukan khusus pada vesica urinaria. Otot pada vesica urinaria disebut otot detrusor, dan di daerah hubungan ureter dan vesica urinaria, lapis memanjang otot ureter membuat jalinan dengan lapis yang sama pada vesica urinaria. Keadaan ini membentuk sfingter yang fungsional, mencegah aliran kembali dari vesica urinaria. Pada bagian leher vesica urinaria dan bagian proksimal urethra terdapat susunan serabut elastic melingkar yang membantu menutup urethra setelah pembuangan urine. Terdapat mesotel pada jaringan ikat longgar pada daerah di mana hanya terdapat adventisia longgar. Ganglion, pembuluh darah dan saraf terdapat pada subserosa (Brown, 1992).
o URETRA
Pada betina, dindingnya memiliki (1) tunika mukosa, (2) tunika submukosa, (3) tunika muskularis, dan (4) tunika adventisia.
Bukit mukosa yang tampak di mana dua ureter memasuki vesica urinaria menyatu di bidang median leher vesica urinaria dan berlanjut di sepanjang urethra. Lipatan mukosa yang menonjol disebut sebagai kresta urethra (urethral crest). Lapisan epitelnya berbentuk peralihan dekat leher vesica urinaria dan secara berangsur berubah menjadi epitel pipih banyak lapis pada orificium eksterna. Di antara kedua posisi terdapat daerah dengan epitel kubus atau silinder kompleks.
Lamina propria sub-mukosa bersifat fibroelastik terletak langsung di bawah epitel. Pada sapi terdapat jalinan kapiler yang cukup nyata berbatasan dengan membrane basal. Jaringan limfatik yang menyebar terkadang membentuk nodulus limfatikus. Propria-submukosa ditembus oleh ruang kavernosa dan memberikan gambaran dari jaringan erektil. Pada urethra proksimalis tunika muskularis mengandung lapisan dalam yang tebal dan lapisan luar sirkuler yang tipis.
Ke arah distal di mana urethra berkaitan dengan bagian ventral vagina, sel-sel otot polos bercampur dengan serabut otot rangka, jumlah serta penyebaran tiap tipe merupakan perbedaan spesies. Pada ruminansia dan babi terdapat divertikulum sub urethra di daerah orificium urethra. Dilapisi oleh epitel peralihan yang secara bertahap berubah menjadi epitel pipih banyak lapis. Lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar dengan infiltrasi limfosit dan terkadang terdapat nodulus limfatikus (Brown, 1992).
Pada jantan, urethra dibagi dalam segmen prostate, membranosa, dan spongiosa. Segmen prostate menjulur dari vesika urinaria ke bagian pinggir caudal kelenjar prostate. Segmen membranosa berawal dari daerah tersebut dan berakhir di urethra dan memasuki bulbus penis dari permukaan segmen spongiosa berlanjut ke bagian luar urethra. Di sebelah caudal leher vesica urinaria terdapat suatu penonjolan (colliculus seminalis). Pada daerah tersebut ductus ejakulatorius pada ruminansia dan kuda, ductus deferens dan saluran glandula vesikulosa pada babai dan ductus deferens pada karnivor bermuara dalam urethra (Brown, 1992).
Epitel yang melapisi urethra ialah epital peralihan dengan bercak epitel silinder sebaris, epitel silinder banyak baris, atau kuboid sebaris. Propria submukosa terdiri dari jaringan ikat pekat tidak teratur dengan banyak serabut elastic dan otot polos. Di sepanjang urethra propria submukosa memiliki sifat erektil dengan adanya kaverna yang dibalut endotel dengan ukuran berbeda membentuk stratum vaskularis pada urethra segmen prostate dan membranosa. Tunika muscularis urethra terdiri dari otot polos di daerah kandung kemih atau otot kerangka di bagian sisa urethra. Di bagian luar terdapat adventisia yang terdiri dari jaringan ikat longgar atau jaringan ikat pekat tidak teratur (Brown, 1992).

3. Bagaimana anatomi dan komparasi sistem urinaria pada hewan ternak dan hewan kesayangan?
Mamalia
Kuda
  • Berat : Kanan 700 gram, kiri 680 gram
  • Ukuran : Kanan 15x5cm, kiri 17,5x10 sampai 12,5x5cm
  • Bentuk : Kanan menyerupai jantung kartu bridge, kiri menyerupai kacang
  • Posisi : Kanan ventral bagian atas dari rusuk ke 17 dan 18, prosesus tranversus lumbalis 1
  • Kiri : paling dekat dengan bidang median, arah ventral terhadap rusuk ke 18 dan prosesus tranversus lumbalis ke 1 dan 2 (Getty, 1975).
Sapi
  • Berat : Kanan 700 gram, kiri 30 gram lebih berat
  • Ukuran : 20-22,5x10 sampai 12,5x6,25cm
  • Bentuk : Ada lobulasi, kanan elips dengan ujung kranial lebih besar dan bulat. Kiri terpuntir menyerupai buah pear dengan ujung kranial lebih kecil
  • Posisi : Kanan ventral rusuk terakhir dan prosesus tranversus lumbalis ke 2 atau 3 yang pertama. Kiri sebelah kanan bidang median, ventral terhadap vertebra lumbalis 3-5 (Getty, 1975).
Domba
  • Berat : 90-150gram
  • Ukuran : 7,5x5x2,5 cm
  • Bentuk : Menyerupai kacang merah dan permukaanya halus
  • Posisi : kanan ventral prosesus tranversus lumbalis 3 yang pertama. Kiri sebelah kanan bidang median, arah ventral lumbalis ke 3-5 (Getty, 1975).
Babi
  • Berat : 235 gram
  • Ukuran : 12,5x6,25x2,5cm
  • Bentuk : menyerupai kacang, pipih dan halus
  • Posisi : simetris ventral prosesus tranversus lumbalis 4 yang pertama. Tidak ada kontak dengan hati (Frandson, 1992).
Anjing
  • Berat : 57 gram(tergantung bangsa)
  • Ukuran : 5x2,5x2,5cm
  • Bentuk : Kacang dan relatif besar. Warna lebih gelap, bentuk tidak seperti pada domba yang sangat menyerupai biji kacang.
  • Posisi : Kanan ventral prosesus tranversus lumbalis 3 Yang pertama. Kiri: ventral terhadap prosesus tranversus lumbalis ke 2,3 dan 4 (Frandson, 1992).
Kucing
  • Berat : Kanan 7-15gram
  • Ukuran : 2,5x1,8cm
  • Bentuk : Globular yang tidak teratur dengan 3/4 vena superfisial menuju ke hilus dan menghasilkan kerutan-kerutan. Lebih pucat daripada anjing (merah kuning)
  • Posisi : Kanan seperti anjing. Kiri seperti pada anjing tetapi dengan variasi posisi yang lebih sedikit (Frandson, 1992).

4. Bagaimana anatomi kelenjar suprarenale?
Pada mamalia, kelenjar anak ginjal, kelenjar adrenal (atau kelenjar suprarenalis) adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal (ad, "dekat" atau "di" + renes, "ginjal"). Kelenjar ini bertanggung jawab pada pengaturan respon stress pada sintesis kortikosteroid dan katekolamin, termasuk kortisol dan hormon adrenalin.

Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi anteriosuperior (depan-atas) ginjal. Pada manusia, kelenjar adrenal terletak sejajar dengan tulang punggung thorax ke-12 dan mendapatkan suplai darah dari arteri adrenalis. Tiap kelenjar berbobot sekitar 4 gram.[1]

Secara histologis, terbagi atas dua bagian yaitu medula dan korteks. Bagian korteks berbobot sekitar 90% [[massa] kelenjar, pada orang dewasa bagian ini diklasifikasi lebih lanjut menjadi tiga lapisan zona: zona glomerulosa, zona fasikulata dan zona retikularis. Tiap zona menghasilkan hormon steroid masing-masing :
• Zona glomerulosa
o kolesterol → pregnenolon → progesteron → 11-deoksikortikosteron → CORT → aldosteron
• Zona fasikulata
o kolesterol → pregnenolon → 17-OH pregnenolon → 17-OH progesteron → 11-deoksikortisol → kortisol
o kolesterol → pregnenolon → progesteron → 11-deoksikortikosteron → CORT
• Zona retikularis
o kolesterol → pregnenolon → 17-OH pregnenolon → DHEA → androstenedion
o kolesterol → pregnenolon → 17-OH pregnenolon → DHEA → DHEA-S

Zona yang keempat disebut zona fetal yang terdapat hanya sepanjang masa tumbuh kembang. Oleh karena enzim 17α-hydroxylase (CYP 17) tidak terdapat pada lapisan korteks terluar, hormon kortisol dan androgen tidak dapat disintesis pada bagian korteks. Steroid dan produk sampingan lain seperti lipid hidroperoksida dilepaskan ke dalam sirkulasi adrenal melalui pembuluh darah dan menghambat beberapa enzim penting sehingga, misalnya hormon aldosteron tidak dapat disintesis pada zona di bawah zona glomerulosa, dan 17-OH progesteron tidak dapat dikonversi menjadi kortisol pada zona retikularis, namun dibutuhkan untuk membentuk formasi androgen.

Bagian dalam kelenjar disebut medula mengandung sel kromafin yang merupakan sumber penghasil hormon jenis katekolamin yaitu hormon adrenalin dan norepinefrin, dengan jenjang reaksi yang distimulasi kelenjar hipotalamus sbb:

• tirosina → DOPA → dopamina → norepinefrin → adrenalin

Hormon kortisol dari zona fasikulata yang menjadi medulla akan menstimulasi sintesis enzim phenylethanolamine-N-methyltransferase yang mempercepat konversi norepinefrin menjadi adrenalin (Anonim. 2011).

III. Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Kelenjar Adrenal. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_adrenal. Diakses 29 Juni 1992
Dellman and Brown, 1992. Buku Teks Histologi Veteriner II. Universitas Indonesia: Jakarta
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Soewasono, R. 1974. Anatomi Comparative. Fakultas Biologi: Yogyakarta
UGM.
Gegenbaur. 1981. Vergleich Anatomi der Wirbeltiere. Leipzig: Deutschland
Getty. R. 1975. The Anatomy of the Domestic Animals, 5th edition. W. B. Saunders Company: Philadelphia
Macmillan. 1987. Text Box of Zoology. English: London
Montagna, William. 1963. Anatomy Comparative. John Wiley: New York
Sigit, Koeswirnarning. 1980. Anatomi Veteriner II. Lab. Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor: Bogor
Sisson, Septimus. 1953. The Anatomy of the Domestic Animals fourth edition, revised. W.B Saunders : Philadelphia and London
Yatim, wildan, 1994. Reproduksi dan embriologi. Tarsito: Bandung

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 Diary Veteriner | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan