Fisiologi Reproduksi Hewan Jantan

I. Learning Objective
  1. Bagaimana proses spermatogenesis? (faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kualitas sperma)
  2. Bagaimana fisiologi ereksi dan ejakulasi?
  3. Bagaimana mekanisme kerja hormon hewan jantan?
  4. Apa saja parasit pada organ reproduksi jantan?
  5. Bagaimana pengaruh pemberian anabolik steroid pada sistem reproduksi hewan jantan?
II. Pembahasan
1. Bagaimana proses spermatogenesis? (faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kualitas sperma)
Spermatozoa dihasilkan di dalam tubulus seminiferus testis, yang berasal dari spermatogonia epitel germinalis yang terdapat di lapisan luar tubuli. Pertumbuhan sel dengan suatu seri pembelahan menuju arah lumen tubuli yang beberapa waktu kemudian akan melekat pada sel induk yang dikenal dengan nama sel sertoli. Spermatozoa yang tua atau mature akan melepaskan diri dan bebas berada di dalam saluran pengumpul

A. Spermatogenesis
Keseluruhan proses pembentukkan spermatozoa disebut spermatogenesis, yang terdiri dari dua fase. Fase pertama meliputi perkembangan awal sel spermatozoa secara pembelahan mitosis disusul pembelahan meiosis (dari diploid menjadi haploid) dan dilanjutkan pembelahan mitosis lagi. Tingkat spermatogenesis ini disebut spermatositogenesis dengan hasil akhir adalah spermatid.
Fase kedua adalah spermiogenesis, spermatid mengalami metamorfosis dan berubah bentuknya menjadi spermatozoa yang sempurna. Metamorfosis meliputi pembentukkan akrosoma, kepala, bagian tengah dan bagian ekor. Selama pendewasaan sel spermatozoa melekat pada sel sertoli (Anonim. 2011).

B. Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas sperma, antara lain:
1. Obat-obatan terlarang
Ini adalah salah satu penyebab utama di balik sperma lemah dan pria yang merokok ganja secara teratur lebih rentan terhadap sperma lemah dan jumlah sperma rendah dibanding pria yang tidak pernah merokok ganja. Masalahnya bukan hanya ganja, ekstasi dan kokain juga bisa menurunkan kualitas sperma.
2. Steroid
Steroid sering menjadi jalan pintas bagi pria yang ingin memperbesar otot. Meskipun benar bahwa steroid bisa membuat tubuh berotot, tapi efek samping streoid ternyata sangat mengkhawatirkan, seperti menyebabkan kerusakan hati, tingkat kolesterol LDL tinggi, pertumbuhan terhambat, kebotakan, masalah kemandulan dan masalah ginjal.
3. Alkohol
Penyalahgunaan alkohol sulit untuk dilacak dan meskipun itu tidak seburuk merokok tembakau, masih saja memiliki efek berbahaya. Minum terlalu banyak alkohol dapat mempengaruhi kesuburan dan dapat menurunkan kuantitas dan kualitas sperma.
4. Olahraga terlalu intense
Latihan intense dapat menjaga jantung sehat dan juga bisa membuat tubuh lebih aktif, tetapi ada hal lain yang dapat muncul jika stres tubuh terlalu banyak.
Daerah kelamin harus selalu terpelihara, sejuk dan kering. Bila Anda menikmati latihan intens, daerah kelamin bisa menjadi panas dan ini dapat menurunkan jumlah sperma, karena gonad memerlukan suhu optimal untuk menghasilkan sperma.
5. Kekurangan vitamin C
Kekurangan vitamin C dalam makanan sehari-hari adalah penyebab utama kemandulan. Anda harus memastikan menyertakan item makanan yang kaya vitamin C, seperti jeruk dan buah lainnya yang kaya akan antioksidan. Sperma terikat untuk tetap bersatu jika tubuh kekurangan vitamin C dan ini akan menurunkan potensi seksual (kesuburan).
6. Merokok
Ini adalah fakta yang diketahui bahwa merokok dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan mulai dari berbagai jenis kanker hingga impotensi. Merokok dapat memberikan kontribusi pada penumpukan plak di arteri dan plak tersebut akan menghalangi aliran darah ke penis. Merokok juga dapat mempengaruhi kualitas dan keaktifan sperma.
7. Gizi rendah
Hampir semua proses dalam tubuh saling berhubungan dan Anda harus memastikan mengikuti diet standar sehingga tidak ada masalah dengan gizi buruk. Anda harus menyertakan makanan yang kaya mangan, seng dan selenium. Kekurangan mineral-mineral tersebut dapat menurunkan kualitas dan kuantitas sperma.
8. Lingkungan berbahaya
Anda harus mencoba dan tinggal jauh dari pestisida, insektisida, bahan kimia beracun, logam berat dan pelarut organik untuk menghindari segala bentuk keracunan lingkungan, yang nantinya bisa menyebabkan sperma lemah. Segala bentuk radiasi pengion juga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi dan dengan cara ini juga mempengaruhi sperma.
9. Celana ketat dan panas
Ini adalah sesuatu yang tidak banyak disadari pria. Pria yang memakai celana ketat yang mungkin menghadapi masalah dengan motilitas dan produksi sperma.
Hal ini karena celana ketat membuat daerah kelamin panas dan ini mempengaruhi produksi sperma. Mandi air panas dan Jacuzzi juga dapat menyebabkan masalah seperti itu, maka Anda harus menjaga gonad kering dan memakai pakaian yang longgar.
10. Antibiotik
Antibiotik yang diresepkan untuk memerangi infeksi dapat menurunkan kualitas sperma dan dapat mengurangi mobilitas dan jumlah sperma juga. Anda harus selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memilih untuk obat tersebut, sehingga tidak mengganggu rencana Anda memiliki anak (Wahyuningsih. 2011).

2. Bagaimana fisiologi ereksi dan ejakulasi?
a. Ereksi
Meskipun ereksi penis tampaknya terjadi dengan cepat, hal itu merupakan proses yang rumit dan membutuhkan kerja sama banyak sistem di dalam tubuh. Proses itu mulai dan otak, sistem syaraf, pembuluh darah sampai hormon turut dilibatkan dalam fungsi tubuh yang spesifik ini.
Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis dalam keadaan lembek..
Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan, perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau sumsum tulang belakang.
Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls syaraf).
Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang disebut guanilyl cyclase. Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran.
Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras. Selama proses itu terjadi, impuls seksual terus timbul di dalam otak dan terjadi relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah dan trabekel-trabekel sehingga terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah serta pembesaran sinusoid maka penis akan terus mengeras (Anonim1, 2009).
Ereksi penis kuda dan anjing berereksi, terjadi penambahan diameter maupun panjang sebab spesies ini mempunyai jumlah jaringan erektil (jaringan kavernosus) yang relatif besar dibandingkan dengan jumlah tunika albuginea dan jaringan ikat. Sedangkan ereksi penis pada ruminansia dan babi terutama terjadi dengan meluruskan flexura sigmoidea. Walaupun turgiditas bertambah, panjang dan diameternya tetap hampir sama dengan kondisi relaksasi, sebab jumlah jaringan erektil lebih sedikit jika dibanding dengan jumlah jaringan (Frandson, 1992).

b. Ejakulasi
Ejakulasi adalah suatu gerak refleks yang megosongkan epididimis, urethra dan kelenjar-kelenjar kelamin aksesori pada jantan (Frandson, 1992).
Emisi dan ejakulasi adalah puncak dari aksi seksual jantan. Ketika rangsangan seksual manjadi amat kuat, pusat refleks medulla spinalis mulai melepas impuls simpatik yang meninggalkan medulla spinalis pada segmen T-12 sampai L-2 (pada primata) dan berjalan ke organ genital melalui plexus hipogastrik dan plexus saraf simpatis pelvis untuk mengawali emisi (awal dari ejakulasi). Emisi dimulai dengan kontraksi vas deferens dan ampula yang menyebabkan keluarnya sperma ke dalam urethra interna. Kemudian kontraksi otot yang melapisi kelenjar prostat yang diikuti dengan kontraksi vesikula seminalis, akan mengeluarkan cairan prostat dan cairan seminalis ke dalam urethra juga yang akan mendorong sperma lebih jauh. Semua cairan ini bercampur di dalam urethra interna dengan mukus yang telah disekresikan oleh kelenjar bulbourethralis untuk membentuk semen. Proses yang berlangsung sampai saat ini disebut emisi.
Pengisian urethra interna dengan semen mengeluarkan sinyal sensoris yang dihantarkan melalui nervus pudendus ke regio sakral medulla spinalis, yang menimbulkan rasa penuh yang mendadak di organ genitalis interna. Selain itu, sinyal sensoris ini lebih jauh lagi membangkitkan kontraksi ritmis dari organ genitalia interna dan menyebabkan kontraksi otot-otot ischiocavernosus dan bulbocavernosus yang menekan dasar jaringan erektil penis. Kedua pengaruh ini menyebabkan peningkatan tekanan ritmis seperti gelombang di kedua jaringan erektil penis dan di duktus genital serta urethra yang mengejakulasikan semen dari urethra ke luar. Proses akhir ini disebut ejakulasi. Pada waktu yang sama, kontraksi berirama dari otot pelvis dan bahkan beberapa otot penyangga tubuh menyebabkan gerakan mendorong dari pelvis dan penis, yang juga membantu mengalirkan semen ke bagian terdalam vagina dan ke sebagian kecil servix uterus (Guyton, 2008).

3. Bagaimana mekanisme kerja hormon hewan jantan?
Pada waktu pubertas aktivitas testis tergantung pada peningkatan produksi hormon gonadotropin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise. Substansi yang dikenal dengan nama FSH serta LH atau ICSH (Interstitial Sel Hormone). Disebut ICSH karena aksi primernya adalah sel interstitial di dalam testis di antara tubuli yang dikenal dengan sel leydig.
Rangkaian pengendalian hormon terhadap spermatogenesis adalah sbb:
1. Pada waktu pubertas LH mempengaruhi sel leydig untuk menghasilkan testosteron atau androgen
2. Androgen menyebabkan epitel germinalis dari tubulus seminiferus bereaksi atau peka terhadap FSH
3. FSH menyebabkan dimulainya spermatogenesis dengan pembelahan sel di spermatogonia
4. Spermatogenesis yang berkesinambungan diatur oleh imbangan timbal-balik FSH, LH dan hormon lain
5. Selain mempengaruhi alat kelamin jantan, androgen juga membantu mempertahankan kondisi yang optimum untuk spermatogenesis, transpor sperma dan deposisi semen pada alat kelamin betina (Anonim. 2011).
No Hewan Nama parasit Menyebabkan
1 Sapi Tritricomonas foetus Balanitis: peradangan pada glands penis (berhubungan dengan keluarnya nanah)
- Terlihat sakit saat urinasi
- Terlihat leleran mukopoluren (mengandung nanah dan mucus) dari kelaminnya
- Fertilisasi kurang baik
2 Kambing Oesophagostomum columbianum Menyerang peritoneum, menyebabkan blackleg pada fetus
3 Kuda • Tripanosoma equiperdum
• Klossiella equi Penyekit kelamin
Ada dalam ren
4 Babi Stephanurus dentatus Ada di ren
5 Karnivora • Capillaria plica
• Dioctophyma renale Di vesica urinaria, di ren
Di ren
(Levine, 1994).

5. Bagaimana pengaruh pemberian anabolik steroid pada sistem reproduksi hewan jantan?
anabolik steroid adalah obat kuat yang membantu membangun jaringan otot dan meningkatkan massa tubuh dengan bertindak seperti hormon alami laki-laki yang disebut dengan testosteron. Karenanya obat ini sering disalahgunakan oleh orang lain yang ingin mengambil jalan pintas. Anabolik steroid diketahui dapat meningkatkan massa otot dan kekuatan seseorang. Hal ini dilakukan dengan cara merangsang sel-sel dalam tubuh untuk membangun sel protein baru.

Meskipun sebenarnya tubuh secara alami akan membangun protein yang dihasilkan melalui olahraga dan konsumsi makanan yang tepat. Steroid ini cenderung meningkatkan produksi protein di dalam tubuh, ekstra protein inilah yang ditambahkan dalam pembentukkan massa otot.Karena protein yang meningkat tubuh menjadi terasa lebih kuat dan berenergi. Tapi sebenarnya tubuh juga bisa memproduksi steroid secara alami. Steroid alami yang diproduksi oleh tubuh adalah hormon kortikosteroid, yaitu hormon yang disekresi oleh korteks adrenal dari kelenjar adrenal. Hormon ini sering disebut dengan hormon stres karena dikeluarkan oleh tubuh sebagai respons terhadap suatu keadaan stres di dalam tubuh. Hormon ini mempunyai sifat menyembuhkan luka dan anti-inflamasi.

Jika anabolik steroid digunakan secara sembarangan dalam dosis tinggi, maka bisa menimbulkan masalah dan perubahan yang terjadi di tubuh. Sebagian besar orang tidak menyadarinya dan efek anabolik steroid yang ditimbulkan berbeda antara laki-laki dan perempuan. Efek pada laki-laki:
1. Tubuh mulai memproduksi lebih sedikit testosteron yang dapat mengakibatkan testis mulai menyusut.
2. Cenderung bisa kehilangan rambut yang ada di tubuh atau di kepala.
3. Mengurangi jumlah sperma.
4. Impotensi
5. Meningkatnya ukuran payudara dan puting.
6. Membesarnya prostat.

Selain itu ada juga efek samping dari kelebihan anabolik steroid seperti depresi, peningkatan fungsi hati, peningkatan tekanan darah dan kolesterol, kram perut, mimisan, ketidakpekaan terhadap insulin, diare, mual, muntah, sembelit dan diduga dapat memungkinkan percepatan pertumbuhan tumor (Anonim 2. 2010).


III. Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Pengambilan Oosit & Spermatozoa. Bagian Fisiologi FKH UGM: Yogyakarta
Anonim 1, 2009. Mekanisme Ereksi Penis. http://www.konseling.net/artikel_seks/mekanisme_ereksi_penis.html. Diakses 22 Juni 2011
Anonim 2. 2010. Efek Samping si 'Kuat' Steroid. http://jalansehatku.blogspot.com/2010/04/efek-samping-si-kuat-steroid.html. Diakses 22 Juni 2011
Anonim. 2003. Fisiologi Reproduksi Ternak I. FKH UGM: Yogyakarta
Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Guyton, Arthur. 2008. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Levine, N.D.1994. Buku Pelajaran Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Wahyuningsih, Merry. 2011. Sperma Tak Berdaya Karena 10 Hal Ini. http://www.detikhealth.com/read/2011/05/10/084831/1636087/763/sperma-tak-berdaya-karena-10-hal-ini?l991101755. Diakses 22 Juni 2011

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 Diary Veteriner | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan