Parasit Uniseluler Dan Multiseluler

I. Learning Objective
1. Apa itu parasit (arti penting parasit bagi hewan)?
2. Bagaimana morfologi, klasifikasi parasit uniseluler?
3. Bagaimana morfologi, klasifikasi parasit multiseluler?

II. Pembahasan
1. Apa itu parasit (arti penting parasit bagi hewan)?
Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari fenomena hidup parasitis atau fenomena keparasitan. Parasit berasal dari kata “Parasitus” (Latin) = “Parasitos” (Grik), yang artinya seseorang yang ikut makan semeja. Mengandung maksud seseorang yang ikut makan makanan orang lain tanpa seijin orang yang memiliki makanan tersebut. Jadi Parasit adalah organisme yang selama atau sebagian hayatnya hidup pada atau didalam tubuh organisme lain, dimana parasit tersebut mendapat makanan tanpa ada konpensasi apapun untuk hidupnya (Anonim 2. 2009).

• Kerugian akibat parasit terjadi melalui beberapa cara:
a. Menghisap darah, cairan getah bening atau eksudat
b. Menghisap makanan hospes
c. Merusak jaringan tubuh
d. Menimbulkan gangguan mekanik
e. Menimbulkan radang
f. Memudahkan masuknya mikro-organisme
g. Menghasilkan berbagai substansi toksik seperti (hemolysin, histilysine, antikoagulan dan produksi toksik dari metabolismenya)
h. Menimbulkan reaksi alergi
i. Dapat menstimulir terjadinya kanker
j. Membawa beberapa penyakit (Vektor)
k. Menimbulkan penyumbatan secara mekanis
l. Dapat menghncurkan sel, karena mengadakan pertumbuhan didalamnya
m. Menurunkan resistensi tubuh hospes terhadap penyakit lainnya (Anonim 2. 2009).
• Parasit bisa dibedakan berdasarkan :
1. BERDASARKAN AKIBAT YANG DITIMBULKAN
ParasitiASIS adalah jika parasit belum mampu menimbulkan lesi (jejas) atau tanda klinis pada hospesnya, sedangkan ParasitOSIS adalah jika parasit telah mampu menimbulkan lesi (jejas) atau gejala klinis pada hospesnya.
2. BERDASARKAN LAMA HIDUP BERPARASIT PADA HOSPES
1. Selama hidupnya sebagai parasit
2. Belum dewasa sebagai parasit dan dewasa hidup bebas
3. Dewasa hidup sebagai parasit da, belum dewasa hidup bebas
4. hamper selama hidupnya sebagai parasit (Anonim 2. 2009).
3. BERDASARKAN LAMA WAKTU BERPARASITNYA
a. Parasit Temporer (Berkala = Periodik) adalah parasit yang mengunjungi hospesnya pada waktu–waktu tertentu saja.Contoh : Nyamuk, lalat akan menghisap darah hospesnya pada waktu tertentu saja
b. Parasit Stasioner, adalah parasit yang sebagian atau seluruh hidupnya menetap pada hospes, apabila menetap selama satu stadium siklus hidupnya disebut Parasit Stasioner Berkala (Stasioner Periodik) dan apabila selama hidupnya menetap dan berparasit pada hospes disebut Parasit Stasioner Permanen (Anonim 2. 2009).
4. BERDASARKAN SIFAT KEPARASITANNYA
Berdasarkan sifat keparasitannya, parasit dapat dibedakan menjadi parasit :
a) Parasit Isidentil adalah parasit yang secara kebetulan ditemukan pada hospes yang tidak seharusnya (hospes yang tidak wajar
b) Parasit Eratica adalah parasit yang lokasi berparasitnya ditemukan tidak pada target organnya.
c) Parasit Fakultatif adalah parasit yang dapat hidup bebas atau hidup sebagai parasit.
d) Parasit Obligat adalah parasit yang hidupnya mutlak sebagai parasit, jadi untuk kelangsungan hidupnya mutlak memerlukan hospes.
e) Parasit Spuriosa adalah parasit yang dikeluarkan oleh bukan hospes yang semestinya, dimana parasit tersebut tidak mengalami perkembangan atau menimbulkan kerusakan pada hospes tersebut (Anonim 2. 2009).
5. BERDASARKAN JUMLAH HOSPES YANG DIPERLUKAN
Berdasarkan jumlah hospes yang dibutuhkan dalam menyelesaikan siklus hidupnya, maka parasit dibedakan menjadi :
a) PARASIT MONOXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya hanya membutuhkan satu hospes yaitu hospes definitif saja Contoh : tungau Sarcoptes membutuhkan hanya satu hospes definitif saja
b) PARASIT HETEROXEN (“heteros” = berbeda) sering disebut juga DIHETEROXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya melalui stadium-stadium yang setiap stadiumnya memerlukan hospes yang berlainan
c) PARASIT POLIXEN (“poly” = banyak) adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya memerlukan lebih dari satu hospes, tetapi kesemuanya dari satu jenis. Contoh : kebanyakan caplak adalah parasit polixen, karena stadium larva, nimpa dan dewasanya berparasit pada satu atau beberapa hewan sejenis (Anonim 2. 2009).
5. BERDASARKAN TEMPAT BERPARASITNYA
a) EKTOPARASIT = EKTOZOA adalah parasit yang secara umum hidup pada permukaan luar tubuh (kulit) hospes.
b) ENDOPARASIT = ENDOZOA adalah parasit yang hidup didalam organ dalam (Anonim 2. 2009).
HOSPES
Hospes (inang = hewan penjamu) adalah hewan yang menderita kerugian akibat harus menberikan makan parasit (1,2,3)
Hospes dapat dibedakan berdasarkan :
1. BERDASARKAN STADIUM PARASIT
Berdasarkan stadium paarsit yang dikandungnya, maka hospes dapat dibedakan menjadi :
a) HOSPES DEFINITIF (Inang definitive, Induk semang, Inang primer) adalah hospes yang memberikan makan untuk hidup parasit stadium seksual atau dewasa.
b) HOSPES INTERMEDIER (hospes sementara, hospes sekunder, hospes alternative, inang antara) adalah hospes yang memberikan makan untuk hidup parasit stadium aseksual atau belum dewasa.
2. BERDASARKAN PERLU TIDAKNYA HOSPES
a) HOSPES ESENSIAL adalah hospes yang keberadaannya dalam siklus hidup parasit merupakan satu keharusan.
b) HOSPES NON-ESENSIAL adalah hospes yang keberadaannya dalam siklus hidup parasit tidak merupakan satu keharusan (Anonim 2. 2009).
VEKTOR
Vektor berarti pembawa atau pengangkut. Vektor adalah organisme yang memindahkan parasit stadium infektif dari penderita ke organisme penerima (2)
Secara umum vector dapat dibedakan menjadi :
a) VEKTOR MEKANIK, bila agen penyakit tidak mengalami perkembang biakan dalam tubuh vector.
b) VEKTOR BIOLOGIK, bila agen penyakit mengalami perkembang biakan atau pendewasaan dalam tubuh vector (Anonim 2. 2009).
CARA PENULARAN PARASIT
Secara umum parasit dapat ditularkan dengan dua cara, yaitu secara Vertical dan Horizontal (1,2)
1. PENULARAN SECARA VERTIKAL adalah penularan yang terjadi melalui induk kepada anak yang baru dilahirkannya. Penularan dengan cara ini dapat terjadi melalui : telur, air susu atau plasenta
2. PENULARAN SECARA HORIZONTAL adalah cara penularan yang umumnya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, atau termasuk juga yang melalui bahan-bahan tercemar. Berkaitan dengan hal ini, cara penularan tersebut dapat terjadi melalui :
a) KONTAK LANGSUNG adalah penularan yang terjadi karena adanya kontak fisik antara dua individu atau lebih. Contoh : penularan kutu, tungau .
b) KONTAK TIDAK LANGSUNG adalah penularan yang terjadi bukan karena terjadinya kontak fisik antara individu, melainkan karena sarana lain seperti (bahan yang tercemar oleh parasit atau parasit sendiri yang aktif mencari hospes) (Anonim 2. 2009).
INFEKSI atau INFESTASI
Penggunaan istilah Infestasi dan Infeksi sampai saat ini masih sering terjadi perdebatan para ahli, tetapi dari hasil pertemuan terakhir penggunaan istilah Infestasi hanya digunakan untuk golongan Artropoda dan Infeksi untuk Helmin dan Protozoa (1,2)
Secara umum Infestasi atau Infeksi parasit dapat dibedakan menjadi :
a) INFESTASI atau INFEKSI CAMPURAN adalah bila satu individu (hospes) ditemukan dua atau lebih parasit. Contoh pada seekor ayam ditemukan kutu, cacing dan protozoa
b) INFESTASI atau INFEKSI LATEN adalah bila individu (hospes) telah membawa parasit tetapi tidak menampakkan gejala sakit, gejala sakit baru akan nampak apabila terjadi pemacu patogenitas parasit atau factor pendefresi kekebalan tubuh.
c) INFESTASI atau INFEKSI TERSEMBUNYI adalah bila individu (hospes) yang telah membawa parasit tetapi tanpa gejala sakit, gejala sakit akan nampak apabila ada parasit lain ikut menyerang jaringan yang sama (Anonim 2. 2009).
SIKLUS HIDUP
Siklus hidup (daur hidup) parasit adalah serangkaian fase (stadium) dari paarsit untuk kelangsungan hidupnya.
a) SIKLUS HIDUP secara LANGSUNG, untuk melangsungan hidup parasit memerkulan hanya satu hospes (hospes definitif) dan parasit ini biasanya memiliki fase bebas.
b) SIKLUS HIDUP secara TIDAK LANGSUNG, untuk kelangsungan hidup parasit membutuhkan satu hospes definitive dan satu atau lebih hospes intermedier (Anonim 2. 2009).

2. Bagaimana morfologi, klasifikasi parasit uniseluler?
Parasit uniseluler terdiri dari protozoa. Protozoa adalah anggota dari hewan yang sederhana (tersusun dari sel tunggal), mempunyai inti dan diselubungi oleh membran (selaput).
Ciri-ciri dan Tempat Tinggal Protozoa :Protozoa merupakan hewan bersel tunggal, berinti sejati (eukariotik) dan tidak memiliki dinding sel. Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan zoom yang berarti hewan sehingga disebut sebagai hewan pertama. Ukurannya antara 3 – 1000 mikron dan merupakan organisme mikroskopis bersifat heterotrof. Tempat hidupnya adalah tempat yang basah yang kaya zat organik, air tawar atau air laut sebagai zooplakton, beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Bentuk tubuh protozoa berbeda-beda pada fase yang berbeda dalam siklus hidupnya. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau bulu cambak (flagel). Beberapa protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista (Levine. 1994).
• Stadium perkembangan parasit protozoa
Zigot – oosit – sporosit – sporozoit – sporogoni
Sporozoit – tropozoit – skizon – merozoit – skizoni/merogoni
Merozoit : makrogametozit – makrogamet
Mikrogametozit – mikrogamet
• Protozoa secara umum dapat dibagi menjadi 5 filum yaitu
a) Sarcomastigophora :
* Subfilum Mastigophora - Trypanosome sp.
- Trichomonas sp.
- Tritrichomonas sp.
* Subfilum Sarcodina : - Entamoeba sp.
b) Apicomplexa : - Eimiria sp.
- Hepatozoon sp. – Isospora sp.
- Plasmodium sp. – Toxoplasma sp.
- Theileria sp. – Babesia sp.
- Haemoproitus sp. – Leucocytozoon sp.
c) Microspora : Encephalilozoon sp.
d) Myxospora
e) Ciliophora : Balatidium sp (Priyowidodo. 2011)

• Sarcomastigophora
Subfilum ini mempunyai cirri-ciri berflagela, pseudopodia, atau kedua tipe organela lokomosi. Khas tidak membentuk spora. Filum ini hanya memiliki reproduksi aseksual, salah satu genus yang sering dibicarakanadalah trypanosoma *Trypanosoma sp.
Trypanosoma sp merupakan parasit ekstraseluler, berbentuk seerti daun, mempunyai satu inti. Dekat bagian posterior tubuh biasanya memiliki kinetoplast. Pada tubuhnya memiliki flagella yang dihubungkan dengan tubuhnya oleh suatu membrane undulant. Paa ujung anterior tubuh pada beberapa spesies memiliki flagella bebas siklus hidup pada vertebrata dan invertebrata, mempunyai flagela bebas. Stadium perkembangan genus Trypanosoma di dalam hospes vertebrata biasanya hanya stadium tripomastigot atau amastigot, sedang pada hospes invertebrata adalah amastigot, promastigot, epimastigot tripomastigot tergantung spesiesnya.
Contoh : Tripanosoma evansi, Trypanosoma brucei, Trypanosoma cruzei (Levine. 1994).
Siklus hidup Trypanosome sp.
Diantara berjenis-jenis Trypanosoma ada yang berparasit pada vertebrata, ada yang berparasit pada invertebrate (serangga dan lintah) dan ada pula yang berparasit pada tumbuhan (suku eaphorbiaceae).
gb. Trypanosoma brucei
Selain tiu masih ada spesies lain dari Sarcomastigophora antara lain : Trichomonas sp., Tritrichomonas sp., Entamoeba sp (Levine. 1994).
• Apicomplexa
Protozoa ini berbentuk kompleks apical, umumnya terdiri dari cincin kutub, mikronema, reptri mikrotubulus subpelikuler, dan konoid terdapat pada beberapa stadia, umumnya ada mikroporus, tipe inti tunggal, tidak ada silia dan flagella. Semua apicomplexaa bersifat parasite. Siklus hidup filum Apicomlexa lebih kompleks karena memiliki reproduksi seksual dan aseksual juga beberapa spesies ada yang bersifat heteroksenosa. Stadium-stadium Apicomplexa parasit terlihat seperti gambar dibawah ini (Levine. 1994).
Beberapa contoh dari filum Apicomplexa
Babesia sp.
Protozoa ini berlokasi di dalam sel darah merah. Dalam sel darah merah biasanya bentuknya berpasangan seperti buah pir yang membentuk sudut pada kedua ujungnya, kadang-kadang dapatjuga dijumpai yang tidak berpasangan. Ada dua bentuk Babesia yaitu bentuk yang besar ( sudutnya kecil ) mesalnya Babesia bigemina, Babesia motasi dan bentuk yang kecil ( sudutnya lebih besar daripada bentuk yang besar ) , misalnya Babesia divergens, Babesia ovis (Levine. 1994).
Leucocytozoon sp.
Protozoa ini berlokasi dealam sitoplasma sel darah merah unggas. Ddalam darah dapat dijumpai stadium merozoit, trofozoit maupun gamon ( gametozit. Pada L. Sabrazzei sel darah merah yang terinfeksi membesar dan mengalami distorsi sedangkan pada L.Caulleryi gamon dapat bebas di plasma. Stadium meron ( skizont, merozoit, trofozoit ) dapat ditemukan di organ-organ dalam seperti hati ( hepatoskizont ) dan paru ( megaloskizont ) (Levine. 1994).
Toxoplasma sp.
Salah satu jenis penting dari Toxoplasma adalah Toxoplasma gondii. Pertama kali ditemukan pada gondi, seekor rodensia afrika. Merozoit T.gondii berbentuk seperti bulan sabit, atau bentuk pisang dengan satu ujung runcing dan lainnya membulat. Mereka semua mempunyai organela kompleks apical, dengan 20-30 mikrotubulus subpelikuler, mikronema tidak lebih dari 50, dan 5 hingga lebih dari 20 roptri.
Pada preparat jaringan, trofozoit berbentuk bulat sabit, membulat atau bulat telur. Ukurannya 2-3x4-6 mikron, terletak dalam kista. T. gondii pada kucing, pada preparat tinja dapat ditemukan oosista yang mengandung 2 sporosista dan masing-masing mengandung 4 sporozoit (Levine. 1994).

3. Bagaimana morfologi, klasifikasi parasit multiseluler?
Parasit multiseluler terdiri dari helmintes dan arthropoda.
a)       HELMINTES
            Beberapa perbedaan pada helmintes

PLATYHELMINTHES
NEMATODA
TUBUH
Pipih dorso ventral
Silindris
RONGGA TUBUH
-
+
ORGANEXCR
Flame-cells
Canalis lateralis &
glandula
SIKLUS HIDUP
Biasanya tidak
langsung
Langsung  & tidak langsung

TREMATODA
CESTODA

SAL.PENC
+
-
+
SEX
Hermprodit
Kec.
Hermaprodit
Jantan + betina
TELUR
Operculum
Kec.
Embrio, 3 ps kait, operc
Bermacam: segmented, larvated, dsb

1. Filum Nemathelmintes
Kelas Nematoda ( cacing gilig )
Cacing nematode bersifat gonokoris, yang jantan lebih kecil daripada yang betina, Bentuk cacing nematode secara umum: silindris, memanjang, tidak bersegmendan meruncingada kedua ujungnya. Mulut cacing nematode mempunyai alat tambahan antara lain bibir ( 3-6 buah), korona radiate,gigi, kapsula bukalis, kordon, pada ujung posterior cacing jantan dapat dijumpai antara lain bursa kopulatrik, alae posterior.
Contoh-contoh cacing nematode antara lain : Ascaris lumbricoides, As arida galli, Heterakis gallinae, Oxyuris equi,Toxocara canis, Ancylostoma sp.,Strongylus sp., Haemonchus sp.,Strongyloides sp. dan lain-lain (Levine. 1994).
Siklus hidup nematode
 Ovivar (Telur-L1-L2-L3-L4-L5-Dewasa)
Ex: Cacing-cacing strongyle
 Vivivar (L1-L2-L3-L4-L5-Dewasa)
Ex: Dirofilaria imitis, Wucheria bancrofti
 Stadium infektif ada yang berupa larva atau larva yang masih ada di dalam telur (Ex: gol Ascaris)
 Seperti hanya pada protozoa (Apicomplexa) siklus hidup pada Nemathelminthes ada yang holoksenosa, heteroksenosa atau poliksenosa (Priyowidodo. 2011).
2. Filum Platyhelmintes
Kelas Trematoda
Cacing ini kebanyakan berbentuk daun ( pipih memanjang/pipih dorsoventral), beberapa berbentuk spesifik misalnya Paramphistomum sp. berbentuk konus.Terdapat batil isap mulut dan batil isap perut. Ovarium tunggal, kompak, berlobi atau bercabang banyak. Testis sepasang, biasanya bu8lat, dapat juga berlobi, bahkan ada yang beracbnag banyak.. Hampir semua trematoda bersifat hermafrodit. Struktur saluran pencernaan dapat bercabang dua atau bercabang banyakmisalnya pada Fasciola sp (Levine. 1994).
Kelas Eucestoda dan Cotyloda
Kelas ini tubuhnya panjang ,pipih, bersegmen, dan seperti pita. Dari anterior ke posterior tubuh cacing pita ( cestoda ) terdiri dari 3 bagian:
1. Skoleks : seolah-olah merupakan kepala. Pada skoleks terdapat : alat fiksasi( menempel ) yaitu acetabulum dan bothrium, rostelum ( ada yang tidak memiliki rostelum )
2. Kollum : tidak bersegmen, seolah-olah merupakan leher.
3. Strobila : bersegmen, setiap segmen disebut proglotida (Anonim. 2008).
b) ARTHROPODA
1. Ordo Siphoneptera (Pinjal)
Genus yang penting Ctenocephalides, pada anjing disebut Ctenocephalides canis dan pada kucing disebut Ctenocephalides felis.
Pinjal bukan merupakan hospes spesifik, menyerang beberapa mamalia atau burung untuk memakan darah. Ada dua pinjal yangsering ditemukan pada babi yaitu Pulex iritans (the human flea) dan Echidnophaga gallinacean. Ctenocephalides felis (cat kadang juga ditemukan pada babi-babi muda.
Pinjal merupakan insect yang tidak bersayap, memiliki panjang 2-4 mm, warna tubuhnya coklat terang dengan kaki yang kuat. Pinjal betina meletakan telurnya pada bedding, kemudian menetas 2-6 hari menjadi larva. Larva makan dari material organic seperti darah kering, feses, dan sebagainya. Larva akan menjadi pupa dalam 1-2 minggu tergantung pada kondisi lingkungan. Hanya stadium dewasa yang berparasit dan secara periodic makan darah. Pinjal dapat bertahan hidup beberapa bulan tanpa berada di hospes. Selain pinjal merupakan parasit, pinjal juga berperan sebagai hospes intermediet dari cacing pita pada anjing dan kucing. Gigitan ctenocephalides juga dapat menyebabkan alergi pada anjing dan kucing.
Pinjal memiliki tubuh yang pipih bilateral. Pinjal tidak mempunyai sayap, namun memiliki kaki yang kuat untuk melompat. Beberapa spesies memiliki duri yang relative besar tersusun sebagai sisir yang disebut ktinida. Keungkinan pada pipi(gena) atau pada protonom. Antena berbentuk sebagai gelembung (mangkuk) terdapat pada suatu lekukan disisi kepala bagian belakang mata. Pada tergum segmen abdomen kesembilan, baik pada jantan ataupun betina terdapat lempeng dorsal sensilium atau pigidium yang diperlengkapi rambut sensoris. Tergum segmen abdomen kesepuluh pada jantan mengalami modifikasi membentuk organ bagian kelamin jantan yang disebut klasper, sedang penis (aedeagus) merupakan bangunan berbentuk spiral yang memiliki struktur kompleks. Bagian organ kelamin betina yang berbentuk spesifik pada berbagai spesies ialah reseptakulum seminis terdapat di daerah segmen kesembilan abdomen (Anonim. 2008).
Selain genus Ctenocephalides juga terdapat genus-genus lainnya yaitu :
Genus Echidnophaga
Anggota genus ini tidak mempunyai ktenidia dan bagian depan kepalanya menyudut. Echidnophaga gallinacean merupakan pinjala yang melekat pada unggas, namun dapat juga menyerang anjung, kucing, mamalia lain dan unggas bahkan manusia.pinjal tersebut menempel pada cengger, pial dan sekitar mata. Yang betina masuk kedalam kulit untuk bertelur. Telur dan larvanya akan jatuh di atas tanah kemudian berkembang. Siklus hidupnya kira-kira kurang lebih empat minggu.
Genus Pulex
Anggota ini memiliki ktenidia pronotal tapi tidak punya ktenidia genal. Pulex irritans merupakan pinjal pada manusia. Pinjal ini dapat menyerang banyak hewan lain termasuk babi, kucing, anjung dan tikus. Pinjal ini dapat membawa tifus endemic (disebabkan Rickettsia typhi)
Genus Nosopsyllus
Genus ini hampir sama dengan genus Pulex namun tidak selalu menggigit ataupun manusia.
Genus Xenopsylla
Anggota ini tidak memiliki ktinidia dan mempunyai frons bundar seperti pada Pulex. Kedua genus tersebut dapat dibedakan oleh adanya gigi pleural atau batang pleural pada Xenopsylla namun tidak ada pada Pulex. Xenopsylla cheopis merupakan pinjal pada tikus tropis. Pinjal ini sangat penting karena menularkan pes(disebabkan bacterium Yersinia pestis) dari tikus ke manusia. Bakteri tersebut berkembangbiak di dalam proventrikulus pinjal dan sampai memenuhinya. Selain itu pinjal ini juga menularkan tifus endemic/tifus murina(disebabkan oleh Rickettia typhi) dari tikus menuju manusia.
Genus Tunga
Anggota genus ini tidak mempunyai ktenidia. Kepala bersudut di depan dan relative besar dari pada kepala pinjal lain. Tunga penetrans adalah cigoe, jigger atau pinjal pasir (Anonim. 2008).

2. Ordo Acarina(Tungau dan Caplak)
Termasuk ordo ini adalah berjenis-jenis tungau dan caplak. Pada caplak terjadi fusi antara podosoma dan opistosoma menjadi bangunan berbentuk kantong yang disebut idiosoma. Ada dua macam caplak yaitu caplak kelas (family Ixodidae)dan caplak lunak (Argasidae). Pada caplak keras gnatosoma terdapat pada tepi anterior dari idiosoma, sedangkan pada caplak lunak terdapat di daerah ventro anterior. Pada caplak keras terdapat perisai di bagian dorsal yang disebut skutum. Pada yang jantan skutum menutupi seluruh bagian dorsal sedangkan pada betina, nimfa dan larva, skutum hanya menutupi bagian kecil dari gnatosoma. Larva caplak belum memiliki pasangan kaki yang keempat, hanya memiliki tiga pasang kaki. Skutum mungkin memiliki hiasan-hiasan(ornate), atau juga polos(inornata). Bagian-bagian tubuh tungau pada dasarnya sama dengan caplak, hanya semua memiliki ukuran yang sangat kecil (mikroskopis). Caplak ataupun tungau tidak memiliki antenna maupun sayap (Anonim. 2008).

 Subordo Ixodidea(Caplak)
o Famili Argasidae (Caplak Lunak) antara lain : Argas persicus, Otobius megnini, Ornithodoros moubata.
o Famili Ixodidae (Caplak Keras) antara lain : Ixodes recinus, Haemophysalis leachi, Boophilus decoloratus, Rhipichepalus appendiculatus.
 Subordo Mesostigmata(Tungau besar)seperti Dermanyssus gallinae, Pneumonyssus caninum
 Subordo Trombidiformes (Tungau besar) seperti Demodex canis
 Subordo Sarcoptiformes (Tungau), ada dua family yang terpenting yaitu :
o Famili Sarcoptidae
• Termasuk family ini adalah Sarcoptes sp.,Notoedres sp., dan Cnemidocoptes sp.
• Bentuk tubuhnya biasanya globoid
• Kakinya relative pendek
o Famili Psoroptidae
• Termasuk family ini adalah Psoroptes sp.,Choriopte sp., dan Otodectes sp.
• Tubuhnya berbentuk ovoid
• Kakinya relative panjang (Anonim. 2008).

3. Mallophaga (kutu penggigit) dan Siphunculata/Anoplura (kutu penghisap darah)
a. Mallophaga (kutu penggigit)
Tubuhnya pipih dorsovetral, tidak mempunyai sayap, mempunyai kepala yang relative besar, berbentuk tumpul. Berparasi pada mamalia dan unggas. Ada dua subordo penting :
• Subordo Amblycera, antara lain : Menopon gallinae, Heterodoxus spathinger. Pada subordo Ablycera, antenna terletak pada celah di sisi kepala sehingga tidak kelihatan mempunyai palpus maksilaris.
• Subordo Ischnocera, antara lain : Damalinia (Bovicola) ovis. TricHodectes Canis, Columbicola columbae. Lipeurus caponis. Pada subordo Ischnocera, antenna terletak pada sisi kepala, tidak mempunyai palpus maksilaris (Anonim. 2008).
b. Siphunculata/Anoplura (kutu penghisap darah)
Kutu penghisap darah memiliki kepala yang relative kecil dengan bagian anteriornya yang berbentuk moncong disebut Prestomum. Antena terlihat di sisi kepala, biasanya terdiri dari lima segmen. Mata mereduksi (kecuali pada Pediculus sp., dan Phtirus pubis), tidak memiliki sayap (Anonim. 2008).

III. Daftar Pustaka
Anonim. 2008. Petunjuk Praktikum Parasitologi. Bagian Parasitologi FKH UGM: Yogyakarta
Anonim 2. 2009. Parasit dan gangguannya terhadap inang (hospes). http://omkicau.com/2009/11/06/sekilas-tentang-parasit-dan-gangguannya-terhadap-inang-hospes. Diakses 12 Oktober 2011
Priyowidodo, dwi. 2011. Kuliah pengantar 12 Oktober 2011. FKH UGM: Yogyakarta
Levine, N. D. 1994. Buku Teks Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 Diary Veteriner | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan