I. Learning Objective
II. Pembahasan
1. Definisi dan fungsi dari homeostasis?
Homeostasis dapat di artikan kondisi lingkungan dalam tubuh hewan yang tetap seimbang yang harus selalu diupayakan oleh hewan (Isnaeni, 2006).
Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35. Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
Pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan bikarbonat
Perubahan kondisi lingkungan internal dapat timbul karena dua hal, yaitu adanya perubahan aktivitas sel tubuh dan perubahan lingkungan eksternal yang berlangsung terus menerus. Untuk menyelenggarakan seluruh aktivitas sel dalam tubuhnya, hewan selalu memerlukan pasokan berbagai bahan dari lingkungan luar secara konstan, misalnya oksigen, nutrien, dan garam. Sementara itu, aktivitas sel juga menghasilkan berbagai macam hasil sekresi sel yang bermanfaat dan berbagaiu zat sisa, yang dialirkan ke lingkungan interna (yaitu cairan ekstraseluler). Apabila aktivitas sel berubah, pengambilan zat dari lingkungan eksternal dan pengeluaran berbagai zat dari dalam sel ke lingkungan internal juga berubah. Perubahan aktivitas sel semacam itu akan mengubah keadaan lingkungan internal. Perubahan lingkungan internal yang ditimbulkan oleh sebab mana pun harus selalu dikendalikan agar kondisi hemostasis selalu terjaga.
2. Mekanisme keseimbangan asam basa?
Mekanisme ini diatur oleh otak terutama hipotalamus, yang bila terangsang akan merangsang koordinasi tubuh. Proses ini akan terjadi terus menerus hingga lingkungan dinamis dalam tubuh akan berada pada jumlah yang normal (Guyton, 1996 ).
Beberapa proses-proses yang terlibat dalam keseimbangan asam basa ialah:
Contoh demam, badan akan bertambah panas untuk membunuh bakteri dan virus.
Contoh keadaan panas, badan akan diatur untuk mengurangi panas badan.
Cara Kerja Sistem Umpan Balik Negatif:
Cara berfungsinya sistem umpan balik negatif dalam mengendalikan kondisi homeostasis (kususnya dalam menjaga homeostasis suhu tubuh)yaitu:
Ketetapan nilai pH dipelihara leh buffer, yang berperan dengan menetralisasi sebagian asa dan basa yang berasal dari makanan dan metabolisme. Buffer utama cairan tubuh adalah sistem
CO2 + H2O ↔ HCO3¯ + H+
Untuk nilai pH tertentu dalam larutan, perbandingan konsentrasi pada setiap buffer “basa” (misal HCO3¯) terhadap buffer “asam” yang sesuai ( dalam contoh ini CO2) adalah tetap.
Artinya sistem buffer CO2- HCO3¯ dalam darah bahwa ia tidak hanya dapat membuffer ion H+, seperti sistem buffer lainnya tetapi komponennya diubah-ubah tanpa tergantung satu sama lain oleh organ tertentu; CO2 diproduksi trus menerus sebagai produk akhir metabolisme, dan konsentrasinya atau tekanan parsial (PCO2) dalam darah terutama dikendalikan oleh paruparu. PCO2 dapat dibuat tetap dengan mengubah ventilasi, walaupun bla diproduksi erlebihan atau bila CO2 dipergunakan dalam membuffer basa. Ginjal (bekerja sama dengan hati) mengndalikan HCO3¯.
Buffer lain yang penting dalam hemoglobin (Hb) dalam eritrosit:
HbH ↔ Hb¯+ H+
HbO2H ↔HbO2¯ + H+
HbO2 yang relatif bersifat kurang mengambil ion H+ dan lebih banyak melepaskan merka daripada bentuk Hb yang doksigenasikan dan bersifat kurang asam. Karena itu bila, misalnya, bila Hb yang dioksigenasikan dalam paru- paru menjadi HbO2, ion H+ dibebaskan. Mereka sebagianm mengkompensasi terhadap peningkatan pH yang disini disebabkan ole pembuangan CO2 respirasi.
pH plasma dan sel darah merah, yang berarti dari darah, dapat diubah oleh berbagai faktor:
Dengan pengecualian yang jarang, ICF dan ECF tubuh mempunyai osmolalitas sekitar 290 mosm/kg H2O. Masukan NaCl atau kehilangan air, misalnya, menyebabkan penngkatan osmolalitas ECF. Karena itu dalam keseimbangan dengan ICF, efluks air dari ICF harus meruapakanakibat. Untuk melindungi sel dari fluktuasi yang lebih besar dalam vlum dan osmolalitas , osmolalitas ECF harus dijaga ketat. Fungsi ini dikendalikan oleh osmoresptor (terutama di hipotalamus), ormon adiuretin (= ADH = vasopresin), dan ginjal, organ target.
Pengaturan suhu tubuh dilakukan oleh suatu sistem pengatur suhu yang tersusun oleh tiga komponen yaitu: Hipothalamus, syaraf eferen dan efektor termoregulator, termoreseptor dan syaraf aferen. Fungsi utama sistem tersebut untuk menjaga supaya suhu selalu berada dalam zona termoneutral atau sebagai termostas dengan hipothalamus sebagai pengontrolnya. Dalam hipothalamus terdapat reseptor yang mendeteksi panas dan dingin yang berlokasi di pars anterior dan pars posterior. Pars anterior mengatur pembuangan panas serta mencegah hilangnya panas yang berlebihan dalam tubuh, sedangkan bagian pars posterior untuk mengatur produksi panas.
Vertebrata ektotermal adalah dari kelas amfibi, reptil dan sebagaian besar pisces. Vertebrata endotermal adalah dari kelas mamalia, aves dan sebagian kecil pisces(tuna, hiu putih, ikan pedang)
Efektor, menghasilkan respons berupa:
3. Apa faktor yang mepengaruhi keseimbangan asam basa?
4. Apa saja patologi pada sistem sirkulasi darah?
Pada dasarnya terdapat dua mekanisme dimana kongesti dapat timbul :
1. Kongesti aktif
Kenaikan jumlah darah yang mengalir ke daerah itu dari biasanya. Kenaikan aliran darah lokal ini disebabkan oleh karena adanya dilatasi arteriol yang bekerja sebagai katup yang mengatur aliran ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kongesti aktif ini biasanya terjadi dengan waktu yang relatif singkat.
Contoh : Warna merah padam pada wajah pada saat marah/ malu, yang pada
dasarnya adalah vasodilatasi yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik.
2. Kongesti pasif
Penurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah yang disebabkan oleh adanya tekanan pada venula-venula dan vena-vena yang mengalirkan darah dari jaringan. Selain sebab lokal tadi, kingesti pasif juga dapat terjadi akibat sebab sistemik, sebagai contoh adalah kegagalan jantung dalam memompa darah yang mengakibatkan gangguan aliran vena. Berdasarkan waktu serangannya, kongesti pasif dibagi 2, yaitu:
Etiologi edema ada beberapa, yaitu:
1) Transudat : yaitu cairan yang tertimbun di dalam jaringan karena bertambahnya permeabilitas pembuluh terhadap protein.
2) Eksudat : yaitu cairan yang tertimbun karena alasan-alasan lain dan bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh.
Akibat dari edema adalah sebagai petunjuk untuk mengetahui ada sesuatu yang terganggu dalam tubuh kita. Sebagai contoh adalah pada kasus payah jantung kongestif, terdapat edema pada mata kaki si penderita. Hal ini menjadi indikator adanya kehilangan protein. Edema juga berbahaya jika mengenai otak, otak akan membengkak dan tertekan pada tulang pembatas tengkorak, peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan aliran darah dalam otak dan dapat menimbulkan kematian.
Misalnya : hemoperikardium, hemotoraks, hemoperitoneum, hematosalping.
Penyebab perdarahan yang paling sering dijumpai adalah hilangnya integritas dinding pembuluh darah yang memungkinkan darah keluar, dan hal ini sering disebabkan oleh trauma eksternal contohnya cedara yang disertai memar. Dinding pembuluh bisa pecah akibat penyakit maupun trauma. Penyebab lainnya adalah adanya gangguan faktor pembekuan darah.
a. Adanya kelainan dinding dan lapisan pembuluh
b. Kelainan aliran darah
c. Peningkatan daya koagulasi darah sendiri
Akibat dari emboli :
Etiologi dan Insidens Aterosklerosis
Laju peningkatan ukuran dan jumlah ateroma dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Akibat aterosklerosis sebagian bergantung pada ukuran arteri yang terserang.
Pengaruh iskemia bervariasi tergantung pada intensitas iskemianya, kecepatan timbulnya, dan kebutuhan metabolik pada jaringan itu. Akibat dari Iskemik :
Gejala-gejala shock : Rasa Lesu dan Lemas, Kulit yang basah (keringat), Kesadaran
menurun, kolaps vena, terutama vena-vena superfisial, Kepucatan, Nadi cepat dan lemah, Tachicardia (tekanan nadi tidak normal), Pernafasan dangkal (Sesak nafas), Tekanan darah rendah (hipotensi), oliguria dan kadang-kadang disertai muntah yang berwarna seperti air kopi akibat perdarahan dalam lambung (hematemesis).
Dehidrasi dapat terjadi karena :
III. Daftar Pustaka
Guyton.A.C, 1996.Textbook of Medical Physiology, Philadelpia: Elsevier saunders
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius
Joe. 2009. Keseimbangan Asam Basa. http://perawattegal.wordpress.com/2009/08/29/keseimbangan-asam-basa. Diakses 30 Maret 2011
Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Asam dan Basa. http://staff.ui.ac.id/internal/1308050290/publikasi/fluidbalance.pdf. Diakses 30 Maret 2011
Wulandari, C. 2010. Patologi - Gangguan Sirkulasi Darah. http://ya2n9imoet.blogspot.com/2010/03/patologi-gangguan-sirkulasi-darah.html. Diakses 30 Maret 2011
- Definisi dan fungsi dari homeostasis?
- Mekanisme keseimbangan asam basa?
- Apa faktor yang mepengaruhi keseimbangan asam basa?
- Apa saja patologi pada sistem sirkulasi darah?
II. Pembahasan
1. Definisi dan fungsi dari homeostasis?
- Definisi
Homeostasis dapat di artikan kondisi lingkungan dalam tubuh hewan yang tetap seimbang yang harus selalu diupayakan oleh hewan (Isnaeni, 2006).
Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35. Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
Pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan bikarbonat
- Katabolisme zat organik
- Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan ion H. (Kuntarti, 2005)
Perubahan kondisi lingkungan internal dapat timbul karena dua hal, yaitu adanya perubahan aktivitas sel tubuh dan perubahan lingkungan eksternal yang berlangsung terus menerus. Untuk menyelenggarakan seluruh aktivitas sel dalam tubuhnya, hewan selalu memerlukan pasokan berbagai bahan dari lingkungan luar secara konstan, misalnya oksigen, nutrien, dan garam. Sementara itu, aktivitas sel juga menghasilkan berbagai macam hasil sekresi sel yang bermanfaat dan berbagaiu zat sisa, yang dialirkan ke lingkungan interna (yaitu cairan ekstraseluler). Apabila aktivitas sel berubah, pengambilan zat dari lingkungan eksternal dan pengeluaran berbagai zat dari dalam sel ke lingkungan internal juga berubah. Perubahan aktivitas sel semacam itu akan mengubah keadaan lingkungan internal. Perubahan lingkungan internal yang ditimbulkan oleh sebab mana pun harus selalu dikendalikan agar kondisi hemostasis selalu terjaga.
- Fungsi
2. Mekanisme keseimbangan asam basa?
Mekanisme ini diatur oleh otak terutama hipotalamus, yang bila terangsang akan merangsang koordinasi tubuh. Proses ini akan terjadi terus menerus hingga lingkungan dinamis dalam tubuh akan berada pada jumlah yang normal (Guyton, 1996 ).
Beberapa proses-proses yang terlibat dalam keseimbangan asam basa ialah:
- Umpan balik positif
Contoh demam, badan akan bertambah panas untuk membunuh bakteri dan virus.
- Umpan balik negatif
Contoh keadaan panas, badan akan diatur untuk mengurangi panas badan.
Cara Kerja Sistem Umpan Balik Negatif:
Cara berfungsinya sistem umpan balik negatif dalam mengendalikan kondisi homeostasis (kususnya dalam menjaga homeostasis suhu tubuh)yaitu:
- Suhu lingkungan
- Variabel yang dikendalikan→termoreseptor→pusat pengatur suhu→ efekror menghasilkan respon berupa: Aktivitasotot meningkat (diperoleh panas),vasokosntriksi(memperkecil pelepasan panas)
- Lengkung Umpan Balik Negatif
- Pengendalian homeostasis berlangsung melalui sistem umpan balik, yaitu umpan balik positif dan umpan balik negative. Sistem umpan balik negative didefinisikan sebagai perubahan suatu variable yang dilawan oleh tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan tersebut ke keadaan semula. Peristiwa yang terjadi pada sistem umpan balik positif berlawanan dengan system umpan balik negative. Mekanisme umpan balik positif tidak terlibat dalam proses menjaga homeostasis, tetapi terlibat dalam penyelenggaraan fungsi fisiologis tertentu antara lain proses pembekuan darah dan sel saraf. (Isnaeni,. W. 2006).
- Pengaturan pH Darah
Ketetapan nilai pH dipelihara leh buffer, yang berperan dengan menetralisasi sebagian asa dan basa yang berasal dari makanan dan metabolisme. Buffer utama cairan tubuh adalah sistem
CO2 + H2O ↔ HCO3¯ + H+
Untuk nilai pH tertentu dalam larutan, perbandingan konsentrasi pada setiap buffer “basa” (misal HCO3¯) terhadap buffer “asam” yang sesuai ( dalam contoh ini CO2) adalah tetap.
Artinya sistem buffer CO2- HCO3¯ dalam darah bahwa ia tidak hanya dapat membuffer ion H+, seperti sistem buffer lainnya tetapi komponennya diubah-ubah tanpa tergantung satu sama lain oleh organ tertentu; CO2 diproduksi trus menerus sebagai produk akhir metabolisme, dan konsentrasinya atau tekanan parsial (PCO2) dalam darah terutama dikendalikan oleh paruparu. PCO2 dapat dibuat tetap dengan mengubah ventilasi, walaupun bla diproduksi erlebihan atau bila CO2 dipergunakan dalam membuffer basa. Ginjal (bekerja sama dengan hati) mengndalikan HCO3¯.
Buffer lain yang penting dalam hemoglobin (Hb) dalam eritrosit:
HbH ↔ Hb¯+ H+
HbO2H ↔HbO2¯ + H+
HbO2 yang relatif bersifat kurang mengambil ion H+ dan lebih banyak melepaskan merka daripada bentuk Hb yang doksigenasikan dan bersifat kurang asam. Karena itu bila, misalnya, bila Hb yang dioksigenasikan dalam paru- paru menjadi HbO2, ion H+ dibebaskan. Mereka sebagianm mengkompensasi terhadap peningkatan pH yang disini disebabkan ole pembuangan CO2 respirasi.
pH plasma dan sel darah merah, yang berarti dari darah, dapat diubah oleh berbagai faktor:
- Ion H+ dapat angsung ditambah, misalnya dari metabolisme ( asam hidroklorat, asamlaktat, asam keto, asam sulfurat, dll.) atau dapat dihilangkan dari darah misalnya dengan eksresi H+ melalui muntah;
- Ion OH¯ dapat ditambahkan, misalnya dengan garam (basa) asam lemah;
- Konsentrasi CO2 dapat diubah, misalnya melaui perubahan produksi CO2 dalam metabolisme atau melalui ekspirasi CO2 dalam paru-paru. Bila konsentrasi CO2 turun, nilai pH meningkat (basa) dan sebaliknya;
- Konsentrasi bikarbonat (HCO3¯) terutama dapt berubah, misalnya karena eksresi HCO3¯ oleh ginjal atau kehilangan HCO3¯ karena diare. Peningkata atau penurunan HCO3¯ mengakibatkan peningkatan atau penurunan pH.
- Osmoregulasi
Dengan pengecualian yang jarang, ICF dan ECF tubuh mempunyai osmolalitas sekitar 290 mosm/kg H2O. Masukan NaCl atau kehilangan air, misalnya, menyebabkan penngkatan osmolalitas ECF. Karena itu dalam keseimbangan dengan ICF, efluks air dari ICF harus meruapakanakibat. Untuk melindungi sel dari fluktuasi yang lebih besar dalam vlum dan osmolalitas , osmolalitas ECF harus dijaga ketat. Fungsi ini dikendalikan oleh osmoresptor (terutama di hipotalamus), ormon adiuretin (= ADH = vasopresin), dan ginjal, organ target.
- Termoregulasi
Pengaturan suhu tubuh dilakukan oleh suatu sistem pengatur suhu yang tersusun oleh tiga komponen yaitu: Hipothalamus, syaraf eferen dan efektor termoregulator, termoreseptor dan syaraf aferen. Fungsi utama sistem tersebut untuk menjaga supaya suhu selalu berada dalam zona termoneutral atau sebagai termostas dengan hipothalamus sebagai pengontrolnya. Dalam hipothalamus terdapat reseptor yang mendeteksi panas dan dingin yang berlokasi di pars anterior dan pars posterior. Pars anterior mengatur pembuangan panas serta mencegah hilangnya panas yang berlebihan dalam tubuh, sedangkan bagian pars posterior untuk mengatur produksi panas.
Vertebrata ektotermal adalah dari kelas amfibi, reptil dan sebagaian besar pisces. Vertebrata endotermal adalah dari kelas mamalia, aves dan sebagian kecil pisces(tuna, hiu putih, ikan pedang)
Efektor, menghasilkan respons berupa:
- Aktivitas otot meningkat
- Vasokontriksi
3. Apa faktor yang mepengaruhi keseimbangan asam basa?
- Konsentrasi ion hidrogen [H+]
- Konsentrasi ion bikarbonat [HCO3-]
- pCO2
- Bila konsentrasi H+ meningkat, maka pH turun disebut asidosis
- Bila konsentrasi H+ turun, maka pH naik disebut alkalosis
- Bila HCO3- berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu keadaan metabolik
- Bila pCO2 berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu keadaan respiratorik
4. Apa saja patologi pada sistem sirkulasi darah?
- Kongesti (Hiperemia)
Pada dasarnya terdapat dua mekanisme dimana kongesti dapat timbul :
1. Kongesti aktif
Kenaikan jumlah darah yang mengalir ke daerah itu dari biasanya. Kenaikan aliran darah lokal ini disebabkan oleh karena adanya dilatasi arteriol yang bekerja sebagai katup yang mengatur aliran ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kongesti aktif ini biasanya terjadi dengan waktu yang relatif singkat.
Contoh : Warna merah padam pada wajah pada saat marah/ malu, yang pada
dasarnya adalah vasodilatasi yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik.
2. Kongesti pasif
Penurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah yang disebabkan oleh adanya tekanan pada venula-venula dan vena-vena yang mengalirkan darah dari jaringan. Selain sebab lokal tadi, kingesti pasif juga dapat terjadi akibat sebab sistemik, sebagai contoh adalah kegagalan jantung dalam memompa darah yang mengakibatkan gangguan aliran vena. Berdasarkan waktu serangannya, kongesti pasif dibagi 2, yaitu:
- Kongesti pasif akut : berlangsung singkat, tidak ada pengaruh pada jaringan yang terkena.
- Kongesti pasif kronis : berlangsung lama, dapat terjadi perubahan- perubahan yang permanen pada jaringan, terjadi dilatasi vena.
- Edema
Etiologi edema ada beberapa, yaitu:
- Tekanan hidrostatik
- Obstruksi saluran limfe
- Kenaikan permeabilitas dinding pembuluh
- Penurunan konsentrasi protein
1) Transudat : yaitu cairan yang tertimbun di dalam jaringan karena bertambahnya permeabilitas pembuluh terhadap protein.
2) Eksudat : yaitu cairan yang tertimbun karena alasan-alasan lain dan bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh.
Akibat dari edema adalah sebagai petunjuk untuk mengetahui ada sesuatu yang terganggu dalam tubuh kita. Sebagai contoh adalah pada kasus payah jantung kongestif, terdapat edema pada mata kaki si penderita. Hal ini menjadi indikator adanya kehilangan protein. Edema juga berbahaya jika mengenai otak, otak akan membengkak dan tertekan pada tulang pembatas tengkorak, peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan aliran darah dalam otak dan dapat menimbulkan kematian.
- Perdarahan
Misalnya : hemoperikardium, hemotoraks, hemoperitoneum, hematosalping.
Penyebab perdarahan yang paling sering dijumpai adalah hilangnya integritas dinding pembuluh darah yang memungkinkan darah keluar, dan hal ini sering disebabkan oleh trauma eksternal contohnya cedara yang disertai memar. Dinding pembuluh bisa pecah akibat penyakit maupun trauma. Penyebab lainnya adalah adanya gangguan faktor pembekuan darah.
- Trombosis
a. Adanya kelainan dinding dan lapisan pembuluh
b. Kelainan aliran darah
c. Peningkatan daya koagulasi darah sendiri
- Embolisme
- Emboli pada manusia yang paling sering dijumpai berasal dari trombus dan dinamakan tromboemboli.
- Pecahan jaringan dapat menjadi emboli bila memasuki sistem pembuluh darah, biasanya dapat terjadi pada trauma.
- Sel-sel kanker dapat menjadi emboli, cara penyebaran penyakit yang sangat tidak diharapkan.
- Benda asing yang disuntikkan ke dalam sistem kardiovaskular.
- Tetesan cairan yang terbentuk dalam sirkulasi akibat dari berbagai keadaan atau yang masuk ke dalam sirkulasi melaui suntikan dapat menjadi emboli.
- Gelembung gas juga dapat menjadi emboli.
Akibat dari emboli :
- Jika fragmen trombus yang sangat besar menjadi emboli maka sebagian besar suplai arteri pulmonalis dapat tersumbat dengan mendadak. Hal ini dapat menimbulkan kematian mendadak.
- Sebaliknya, emboli arteri pulmonalis yang lebih kecil dapat tanpa gejala, mengakibatkan perdarahan paru-paru sekunder karena kerusakan vaskular atau dapat mengakibatkan nekrosis sebagian dari paru-paru.
- Aterosklerosis
Etiologi dan Insidens Aterosklerosis
Laju peningkatan ukuran dan jumlah ateroma dipengaruhi oleh berbagai faktor.
- Faktor genetik tertentu penting, dan aterosklerosis serta komplikasinya sering cenderung terjadi dalam keluarga.
- Orang dengan kadar kolesterol yang meninggi ( Hiperkolesterol )
- Orang yang menderita D.M. (Diabetes Melitus) seringkali peka akan aterosklerosis.
- Tekanan darah merupakan faktor penting bagi insiden dan beratnya aterosklerosis. Pada umumnya penderita hipertensi akan menderita aterosklerosis lebih awal dan lebih berat dan beratnya penyakit mempunyai hubungan dengan tekanan darah, walaupun dalam batas normal.
- Faktor risiko lain di dalam perkembangan aterosklerosis adalah merokok. Merokok merupakan faktor lingkungan utama yang menyebabkan peningkatan beratnya aterosklerosis.
Akibat aterosklerosis sebagian bergantung pada ukuran arteri yang terserang.
- Jika arteri berukuran sedang, aterosklerosis lambat laun dapat mengakibatkan penyempitan atau obstruksi total. Komplikasi aterosklerosis dapat mengakibatkan penyumbatan mendadak. (Trombosis cenderung menimbulkan penyumbatan dalam arteri kecil ataupun ukuran sedang, tetapi mungkin dalam bentuk endapan mural yang relatif tipis pada pembuluh besar seperti aorta).
- Pembentukan trombus pada intima yang kasar, yang ditimbulkan oleh bercak aterosklerosis.
- Komplikasi lain aterosklerosis adalah perdarahan ke pusat bercak yang lunak
- Komplikasi lain yang dapat mengakibatkan penyumbatan arteri akut adalah ruptur bercak disertai pembengkakan kandungan lipid yang lunak ke dalam lumen dan penyumbatan pada bagian hilir pembuluh yang lebih sempit.
- Kerusakan tunika media yang dapat mengakibatkan kemungkinan terbentuknya ”aneurisma aterosklerosis” yang merupakan penggelembungan dinding arteri yang lemah.
- Iskemia dan Infark
Pengaruh iskemia bervariasi tergantung pada intensitas iskemianya, kecepatan timbulnya, dan kebutuhan metabolik pada jaringan itu. Akibat dari Iskemik :
- Pada beberapa keadaan iskemia, biasanya yang mengenai jaringan otot, rasa sakit dapat merupakan gejala penurunan suplai darah.
- Efek lain dari iskemia jika timbul perlahan-lahan dan berlangsung lama, adalah atrofi dari jaringan yang terkena. (pengurangan massa jaringan)
- Akibat iskemia yang paling ekstrim adalah kematian jaringan yang iskemik. Daerah yang mengalami nekrosis iskemik dinamakan infark. Dan proses pembentukan infark disebut infarksi.
- Shock
Gejala-gejala shock : Rasa Lesu dan Lemas, Kulit yang basah (keringat), Kesadaran
menurun, kolaps vena, terutama vena-vena superfisial, Kepucatan, Nadi cepat dan lemah, Tachicardia (tekanan nadi tidak normal), Pernafasan dangkal (Sesak nafas), Tekanan darah rendah (hipotensi), oliguria dan kadang-kadang disertai muntah yang berwarna seperti air kopi akibat perdarahan dalam lambung (hematemesis).
- Dehidrasi
Dehidrasi dapat terjadi karena :
- Kemiskinan air (water depletion) ;
- Kemiskinan natrium (sodium depletion) ;
- Water and sodium depletion bersama-sama (Wulandari, C. 2010).
III. Daftar Pustaka
Guyton.A.C, 1996.Textbook of Medical Physiology, Philadelpia: Elsevier saunders
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius
Joe. 2009. Keseimbangan Asam Basa. http://perawattegal.wordpress.com/2009/08/29/keseimbangan-asam-basa. Diakses 30 Maret 2011
Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Asam dan Basa. http://staff.ui.ac.id/internal/1308050290/publikasi/fluidbalance.pdf. Diakses 30 Maret 2011
Wulandari, C. 2010. Patologi - Gangguan Sirkulasi Darah. http://ya2n9imoet.blogspot.com/2010/03/patologi-gangguan-sirkulasi-darah.html. Diakses 30 Maret 2011
2 komentar:
thank's for info
thank's for info
Posting Komentar