Glandula Digestoria

1. Sebutkan dan jelaskan glandula degestoria (glandula salivarius, hepar, pankreas, vesica fellea) secara anatomi, fisiologi dan biokimia!

• Glandula Salivarius
A. Secara Makroanatomi
Glandula saliva terletak di daerah Cranuim. Glandula saliva terdiri dari glandula parotis, glandula madibula, glandula sublingual, dan glandula zygomatic.
  • Glandula Parotis
Glandula ini terletak di daerah penghubung antara kepala dan leher, menempel dengan kartilago auricular, bagian ujung lebih ke bagian ventral dan bagian punggung dari glandula terbagi menjadi dua di daerah ventral dari kartilago auricular sehingga membentuk huruf V. Glandula ini berwarna kehitaman segar pada anjing, domba dan kambing, merah kecokletan pada sapi, pucat pada babi. Ductus parotisnya terbentuk dari dua atau tiga cabang yang bersatu membentik saluran yang lebih besar. Bermuara di cavitas bucalis tepatnya di daerah punggung dari papilla kecil.

  • Glandula Mandibularis
Berbentuk oval seperti telur dan terletak di antara maxilla bagian luar dan maxilla bagian dalam. Ukurannya lebih kecil dibandingkan glandila parotis. Ductus madibuarisnya bermuara di daerah atas agak ketengah dari glandula sub lingualis.
  • Glandula Sublingualis
Merupakan glandula salivarius yang paling kecil dibandingkan glandula salivarius yang lainnya. Terletak di balik lidah, berbentuk pipih, dan dekat dengn bagian anterior dari glandula mandibularis. Pada anjing berwarna agak kehitaman, agak pink salmon pada sapi.

B. Secara Mikroanatomi
Kelenjar ludah ditinjau ukuran dan lokasi serta jarak dari permukaan pipi, diagi menjadi kelenjar ludah mayor dan minor. Kelenjar ludah mayor berukuran besar dan terletak agak jauh dari rongga pipi dan duktus ekstretoriusnya panjang. Kelenjar minor berukuran kecil dan adenomernya tidak jauh dari rongga pipi. Kelenjar ludah yang besar mempunyai sel mukosa dan sel serosa. Penyusun kelenjar ludah mayor adalah alveoli, duktus interkulatus dan duktus striatus. Duktus interkulatus adalah tubulus kecil dibatasai oleh epitelium kuboid simpleks pendek, bersifat nonsekretorik, menghubungkan alveolus dengan duktus striatus. Duktus striatus dibatasi epitelium kolumner simpleks, dan terdapat striasi di bawah inti. Suatu kelenjar yang tidak mempunyai duktus striatus maka duktus intralobularis dibatasi oleh epitelium kolumner simpleks. Duktus intralobularis dan duktus lobularis dibatasi oleh epitelium kuboid atau kolumner 2 lapis. Duktus intralobaris dan duktus lobaris dibatasi oleh epitelium pseudokompleks kolumner. Duktus eksretorius dibatasi oleh epitelium skuamus kompleks.

Kelenjar mukosa merupakan kelenjar yang besar berbentuk alveolar atau tubuloalveolar kompleks. Sel adenomernya berbentuk apokat tercat basofil, menghasilkan cairan viskosa kaya protein. Nukleus hiperkromatik, bentuknya pipih terletak di basal.

Kelenjar seromukosa merupakan kelenjar besar yang berbentuk alveoler atau tubuloalveoler kompleks. Sel serosa berbentuk apokat tercat asidofl, inti bulat terletak sentral atau parasentral, batas antar sel kurang jelas, produk enzim. Demilunae serosae satu adenomernya terdiri dari sel mukosa (mayoritas) dan di perifernya terdapat sel serosa berbentuk bangunan setengah bulan (Ariana. 2010)

C. Secara Biokimia
Pada Ruminan
Kelenjar serosa mensekresikan cairan encer yang mengandunng protein tanpa mucin; kelenjar mukus mensekresikan cairan agak kental mengandung glycoprotein mucin, sedang kelenjar campuran mensekresikan campuran serosa dan mukus. Dalam hal ini kelenjar parotis pada sebagian besar mamalia sekretnya serosa mengandung enzim. Dalam saliva terdapat persenyawaan N dalam bentuk urea, sehinggga sekitar 70% N dalam saliva berbentuk urea. Dalam saliva ruminansia banyak mengandung persenyawaan buffer, baik dalam bentuk bikarbonat maupun fosfat. Saliva pada ruminansia bersifat alkalis dan mempunyai sifat buffer yang baik. Dalam mulut, sebagian pati diromabak menjadi maltose dan glukose dan sebagian lagi masuk kedalam lambung untuk pencernaan lebih lanjut. pH optimal untuk mencerna pati dalam mulut sekitar 6,2. Saliva yang mengandung amylase terutama berasal dari kelenjar parotis.

Pada Anjing dan Kucing (Karnivora)
Kelenjar submaxilla merupakan kelenjar campuran atau seromukosa.

• Hepar
A. Secara Makroanatomi
Hati manusia dewasa normal memiliki massa sekitar 1,4 Kg atau sekitar 2.5% dari massa tubuh. Letaknya berada di bagian teratas rongga abdominal, disebelah kanan, dibawah diagfragma dan menempati hampir seluruh bagian dari hypocondrium kanan dan sebagian epigastrium abdomen. Permukaan atas berbentuk cembung dan berada dibawah diafragma, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transverses. Permukaannya dilapisi pembuluh darah yang keluar masuk hati.

Sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah kecoklatan, yang punya berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan. Hampir seluruh bagian dari organ hati dilapisi oleh peritoneum dan lapisan tebal dari jaringan penghubung melapisi seluruh bagian hati, letaknya dibawah peritoneum (Danurwendo, W. 2010).
Hewan Berat Bentuk Warna Sifat

Kuda 5 kg atau 0,8-1,5 % berat badan Obliks dan elips irregular Merah coklat sampai ungu 3 lobus : dexter, sentral, sinister
Sapi 5 kg atau 1,2 % berat badan Persegi tak teratur dengan ujung membulat Coklat kemerahan 2 lobus :
- Ventral
- Dorsal
Domba 700gr atau 1,5% berat badan Persegi Merah coklat kadang hitam Seperti pada sapi. Ada prosesus kapiler
Babi 1,2 kg atau 1,7% berat badan irreguler Merah coklat ada lobulasi 4 lobus : dexter, sinister , central dexter, central sinister. Ada prosessus kaudat, banyak jaringan interlobular(totol-totol)
Anjing 120gr–1,2kg Seperti pada babi Merah gelap 4 lobus , prosessus kaudat dan kapiler. Lobus lateral sinister terbesar dan dexter terkecil
Kucing 60 – 120gr
( 2,5%berat badan ) Seperti pada babi Merah gelap tapi tak segelap anjing Seperti anjing, tapi lbus lateral dexter besar dan sinister kecil

Hati atau liver bervariasi baik lokasi maupun jumlah lobusnya tergantungpada tiap spesies.Hepar pada bebeapa spesies hewan:
1. Domba
  1. Berat : kira-kira 700 gr, sekitar 1,5 % berat badan
  2. Bentuk : persegi
  3. Warna : merah coklat, kadang-kadang hitam. Gampang rusak
  4. Sifat : seperti pada sapi. Kadang-kadang ada prosesus kapiler
  5. Kantung empedu : tubular dan semnpit
  6. Saluran empedu : masuk duodenum dengan duktus pankreatis kira-kira 30 cm dari pylorus

2. Sapi
  1. Berat : kira-kira 5 kg ( sekitar 1,2 berat badan )
  2. Bentuk : persegi tidak teratur dengan pojok-pojok membulat
  3. Sifat-sifat : dua lobus, ventral dan dorsal
  4. Fisura umbilical : depresi yang dangkal pada batas kanan antara lobus dorsal dan ventral
  5. Kantung empedu : berbentuk seperti buah pear, panjang sekitar 10 -15 cm
  6. Saluran empedu : masuk duodenum 60 cm dari pylorus

3. Babi
  1. Berat : 1-2 kg, sekitar 1,7 % dari berat badan
  2. Bentuk : irregular
  3. Warna : merah coklat ada lobulasi . tidak gampang rusak
  4. Sifat : 4 lobus: 1. Lateral kanan, 2. Larteral kiri, 3. Sentral kanan, 4. Sentral kiri. Ada prosesus kaudat. 
Banyak jaringan interlobular, hingga menampilkan wujud totol-totol
  1. Fisura umbilical : di antara lobus sentral kiri dan kanan
  2. Notch esophageal: dalam dan lebar

4. Kucing
  1. Berat : 60-120 gr, sekitar 2,5 % berat badan
  2. Bentuk seperti pada babi
  3. Warna : merah gelap tetapi tidak segelap anjing
  4. Sifat-sifat : seperti pada anjing, tetapi lobus sental kanan paling besar, sedangkan lobus lateral kanan lebih kecil
  5. Fisura umbilical: seperti pada kuda
  6. Kantong empedu :masuk ke duodenum, 2,5-4 cm dari pilorusvena kava kaudal
5. Anjing
  • Berat : 120 gr- 1.2 kg, sekitar 1,5-5,9% berat badan
  • Bentuk seperti pada babi
  • Warna : merah gelap
  • Sifat-sifat : 4 lobus dengan prosesus kaudat dan kapiler. Seringkali prosesus kaudat disebut lobus. Lobus lateral kiri terbesar, sedangkan lobus sentral kanan terkecil. Prosesus papiler besar
  • Fisura umbilical : seperti pada babi
  • Kantung empedu : berbentuk seperti buah pear dan tersembunyi dalam depersi pada lobus sentral kanan. Tidak mencapai batas ventral
  • Saluran empedu: masuk ke duosenum 7,5 cm dari pylorus
6. Kuda
  1. Berat : kira-kira 5 kg, 0,8-1,5 % dari berat badan
  2. Bentuk : obliks dan elips yang irregular
  3. Warna : merah coklat sampai ungu. Gampang rusak
  4. Sifat-sifat : tiga lobus, lateral kanan, lateral kiri dan sentral. Lateral kanan lebih ekstensif pada kuda muda sedangkan yang kiri lebih ekstensif pada yang dewasa. Ada prosesu kaudat
  5. Hubungan dengan ginjal : ada impresi ginjal
  6. Fisura umbilical : pendek dan dangkal pada lobus sentral
  7. Kantung empedu : tidak ada
  8. Saluran empedu : masuk ke duodenum di samping duktus pankreatik dalam diverkulum 12-15 cm dari pylorus.
B. Struktur Mikroanatomi
Lobus-lobus dari hati terdiri atas lobulus-lobulus. Sebuah lobulus terdiri atas sel-sel epitel yang disebut sel-sel hati atau hepatosit. Disusun secara tak beraturan, bercabang, berlapis-lapis dan dihubungkan langsung ke sebuah vena pusat. Sel-sel ini mensekresikan cairan empedu. Diantara lapisan-lapisan sel tersebut ada ruang endothelial-lined yang disebut sinusoid-sinusoid yang diteruskan ke aliran darah. Sinusoid-sinusoid juga sebagian terdiri atas sel-sel fagosit dan sel-sel kupffer yang merombak sel-sel darah merah dan sel darah putih yang telah rusak, bakteri-bakteri dan senyawa-senyawa beracun. Hati terdiri atas sinusoid-sinusoid yang bergantung pada tipe pembuluh kapilernya. Hati menerima darah dari usus dan jantung. Pembuluh darah kecil (kapiler) di dinding usus mengalirkan darahnya ke dalam vena porta, yang akan masuk ke dalam hati. Selanjutnya darah mengalir melalui saluran-saluran kecil di dalam hati, dimana zat gizi yang dicerna dan berbagai zat yang berbahaya diproses. Arteri hepatika membawa darah dari hati ke jantung. Darah ini membawa oksigen untuk jaringan hati, kolesterol, dan zat lainnya. Darah dari usus dan jantung kemudian bercampur dan mengalir kembali ke dalam jantung melalui vena hepatika.

Terdapat ruang perisinusoid (spatium perisinusoideum) memisahkan hepatosit dan sinusoid yang berhadapan. Sel, serabut retikuler dan mikrovili hepatosit mengisi ruang perisinusoid. ( Nicolory, 2008 )

C. Secara Fisiologi
  • Membantu dalam metabolisme karbohidrat
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam darah. Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis), lalu pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di hati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan dilepakan ke dalam darah (glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar gula darah dipertahankan untuk tetap normal. Hati dapat membantu pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa menjadi lemak.
  • Membantu metabolisme lemak
Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak dari Asetil Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton (Ketogenesis). Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam lemak dan kolesterol dari dan ke dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga menghancurkan kolesterol menjadi garam empedu, serta menyimpan lemak.
  • Membantu metabolisme Protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi (mengubah gugus amino, NH2) asam-asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diubah menjadi karbohidrat dan lemak. Mengubah amoniak (NH3) yang merupakan substansi beracun menjadi urea dan dikeluarkan melalui urin (ammonia dihasilkan saat deaminase dan oleh bakteri-bakteri dalam usus), sintesis dari hampir seluruh protein plasma, seperti dan globulin, albumin, fibrinogen, dan protombin (bersama-sama dengan sel tiang, hati juga membentuk heparin) dan transaminasi transfer kelompok amino dari asam amino ke substansi (keto acid) dan senyawa lain.
  • Menetralisir obat-obatan dan hormon
Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti penisilin, ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga dapat mengubah sifat-sifat kimia atau mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen serta tiroksin.
  • Mensekresikan cairan empedu
Bilirubin, yang berasal dari heme pada saat perombakan sel darah merah, diserap
oleh hati dari darah dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian besar dari bilirubin di cairan empedu di metabolisme di usus oleh bakteri-bakteri dan dikeluarkan di feses.
  • Mensintesis garam-garam empedu
Garam-garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk mengemulsi dan menyerap lemak, fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein.
  • Sebagai tempat penyimpanan
Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin (A, B12, D, E, K) serta mineral (Fe dan Co). Sel-sel hati terdiri dari sebuah protein yang disebut apoferritin yang bergabung dengan Fe membentuk Ferritin sehingga Fe dapat disimpan di hati. Fe juga dapat dilepaskan jika kadarnya didarah turun. ( Sarmin, 2008 )

• Pankreas
A. Secara Makroanatomi
  • Warna :merah pucat
  • Terletak dalam alat penggantung duodenum
  • Masa utamanya atau caput pancreatic terletak dlm flexura proma dari duodenum, dari sini mengikuti duodenum descenden sebagai lobus dexter. Dari caput sebelah sinister keluar lobus kecil dan meruncing melewati dinding abdomen dorsal kemudian menuju ke sinister bersama-sama curvatura minor ventriculus membentuk aditus ad bursam omentalem.
  • Bagian pancreas tersebut terakhir dinamakan cauda pancreatic.
  • Pada herbivora dan carnivora pancreasnya tidak memiliki caput yg jelas, tp seluruh kelenjar membentuk gelambir-gelambir yg berupa seperempat lingkaran.
  • Pada kuda : vena.porta seakan dibungkus jaringan Pancreasnya
  • 2 saluran keluar : ductus pancreaticus&ductus pancreaticus accessorius (anak saluran)
  • Ductus.pankreatikus.accessorius bermuara pada tempat di seberang papilla anjing
pada beberapa spesies

1. Sapi
Berat : sekitar 350 gr, sekitar 0,06 % berat badan
Bentuk : kuadrilateral tak teratur
Posisi : hampir seluruhnya sebelah kanannya bidang median ventral terhadap prosesus lumbalis 1,2, dam 3
Duktus :satu bukaan duktus, 30 cm kaudal terhadap duktus empedu.

2. Kuda
Berat :350 gr, 0,06% berat badan
Bentu : segi tiga tidak teratur
Posis : ventral terhadap vena torasik 16, 17, dan 18
Duktus : ada dua yaitu: duktus pankreatik masuk di samping duktus empedu dan duktus pankreatik asesoris yang masuk ke duodenum pada sisi yang berlawanan terhadap duktus yang lain. Ductus pancreaticus mengikuti jalannya ductus hepaticus bermuara bersama-sama ke dalam diverticulum duodeni dari papilla duodeni

3. Domba
Berat : 100-150 gr
Bentuk : segitiga tak teratur
Posisi : seperti pada babi ventral terhadap bagian atas dari rusuk terakhir dan prosesus tranversus lumbalis 1
Duktus : 1 bukaan duktus bersama dengan duktus empedu duktus koledokus komunis

4. Babi
Berat : 25-60 gr
Bentuk : triradiat
Posisi : dinding dorsal dari abdomen, ventral terhadap vertebrata lumbalis 1,2,3
Duktus : satu bukaan duktus (duct pancreaticus accessorius) dekat dengan duktus empedu 10-12 cm dari pylorus; bermuara 20cm caudalis dari muara ductuscholedocus

5. Anjing
Berat : 15-100 gr,0,13-0,35 % berat badan
Bentuk : menyerupai huruf V
Posisi : dorsal sebelah kanan dari bagian pertama duodenum berakhir pada jarak dekat kaudal terhadap ginjal dan cabang kiri antara perut dan kolon berakhir pada ginjal kiri
Duktus : dua duktus 1. Terbuka dekat dengan duktus empedu atau dapat juga terbuka bersama dengan duktus empedu 2. Terbuka 2,5-5 cm kearah kaudal terhadap duktus lainnya

6. Kucing
Berat : 15-45 gr
Bentuk : menyerupai huruf V
Posisi : seperti pada anjaing
Duktus : satu bukaan duktus dekat duktus empedu
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm. Pankreas terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum (usus 12 jari). Organ ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian yaitu kelenjar endokrin dan eksokrin. Pankreas terdiri dari :

g. Kepala pankreas
Bagian yang paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan yang praktis melingkarinya.

b. Badan pankreas
Bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.

c. Ekor pankreas
Bagian runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa. Pada pankreas terdapat dua saluran yang mengalirkan hasil sekresi pankreas ke dalam duodenum
  • Ductus Wirsung, yang bersatu dengan duktus choledukus, kemudian masuk ke dalam duodenum melalui sphincter oddi.
  • Ductus Sartorini, yang lebih kecil langsung masuk ke dalam duodenum di sebelah atas sphincter oddi. Saluran ini memberi petunjuk dari pankreas dan mengosongkan duodenum sekitar 2,5 cm di atas ampulla hepatopankreatik.
Ada dua jaringan utama yang menyusun pankreas :
  • Asini berfungsi untuk mensekresi getah pecernaan dalam duodenum.
  • Pulau Langerhans (Arisandi, 2004 ).
B. Secara Mikroanatomi
Pankreas adalah suatu glandula tubulo-alveoler yang memiliki bagian endokrin maupun eksokrin. Bagian eksokrin dari pankreas menghasilkan NaHCO3 serta enzim-enzim pencernaan, yang melalui saluran pankres menuangkan enzim tersebut ke duodenum dekat dengan muara saluran empedu.
Bagian endokrin dari pankreas terdiri atas sel-sel yang pucat yang terisolasi, yang tersebar distroma jaringan ikat dari glandula. Daerah itu disebut pulau-pulau langerhans yang menghasilkan hormon insulin(sel beta) dan glukagon (sel alfa) yang masuk langsung keperedaran darah.

Pankreas nampak seperti organ ber-lobul yang tidak terartur yang selalu berkaitan dengan bagian pertama dari duodenum dan sering juga dengan perut, venakava kaudal, serta bagian kaudal dari hati. Penkreas tampak juga sebagai bentuk nodul-nodul yang mengalami agregasi yang dihubungkan dengan agak longgar sehingga membentuk suatu glandula yang memanjang yang letaknya mengikuti duodenum saluran penkreas yang utama masuk kebagian pertama duodenum besama-sama dengan saluran empedu.

Bagian eksokrin adalah bagian utama dari pankreas. Menyerupai kelenjer saliva parotid apabila dilihat dengan mikroskop. Saluran pankreas yang utama (saluran wirsung) terbukakedalam duodenum bersama-sama atau dekat dengan saluran empedu dari hati. Suatu saluran pankreas aksesori (saluran santorini) juga terbuka kedalam duodenum, dekat dengan saluran utama. Percabangan pertama dari saluran itu adalah saluran interlobular karena bergerak diantara lobul-lobul dari pankreas. Saluran interlobular bearcabang menjadi saluran interlobular yang memasuki lobul-lobul dan menghasilkan saluran ‘interkalated’ yang masuk ke alveoli (asini). Alveolus adalah unit sekresi dari pankreas yang merupakan agregasi berbentuk menyerupai buah anggur, yang mengelilingi bagian awal dari saluran interkalated. Ini dari sel-sel sekretori letaknya dekat dengan dasar sel tersebut. Granula zimogen ‘asidofilik’ terdapat didalam sitoplasma antara inti dan aspek sel, terutama pada saat puasa. Granula ini kemudian dicurahkan kedalam saluran selama pencernaan dan makin lama makin berkurang. Bagian basal dari sel berwarna gelap karena adanya zat kromidial yang berkaitan dengan sintesa granula zimogen.Terdapat ruang perisinusoid (spatium perisinusoideum) memisahkan hepatosit dan sinusoid yang berhadapan. Sel, serabut retikuler dan mikrovili hepatosit mengisi ruang perisinusoid.

Bagian Eksokrin dan Endokrin Pankreas
- Eksokrin : tubuloalveoler kompleks ( serosa ), tidak puny sel keranjang, tidak punya duktus striatus, punya bagian endokrin dan punya sel sentro – asiner.
- Endokrin : tercat lebih pucat dari eksokrin, lebih kaya kapiler. Dengan pengecatan floksin Gomori dapat dibedakan sel β. Distribusi sel endokrin tidak merata.
( Nicolory , 2008 )

C. Secara Fisiologi
  • Eksokrin Pankreas
Getah pankreas mengandung enzim-enzim untuk pencernaan ketiga jenis makanan utama:
protein, karbohidrat, dan lemak. Ia juga mengandung ion bikarbonat dalam jumlah besar, yang memegang peranan penting dalam menetralkan kimus asam yang dikeluarkan oleh lambung ke dalam duodenum

Pancreatic juice
Setiap hari pankreas menghasilkan 1200-1500 ml pancreatic juice, cairan jernih yang tidak berwarna. Pancreatic juice paling banyak mengandung air, beberapa garam, sodium bikarbonat, dan enzim-enzim. Sodium bikarbonat memberi sedikit pH alkalin (7,1-8,2) pada pancreatic juice sehingga menghentikan gerak pepsin dari lambung dan menciptakan lingkungan yang sesuai bagi enzim-enzim dalam usus halus.
Pengaturan sekresi pankreas

Pengaturan syaraf. Bila fase sefalik dan gastrik sekresi lambung terjadi, impuls parasimpatis secara serentak dihantarkan sepanjang nervus vagus ke pankreas, mengakibatkan sekresi enzim-enzim dalam jumlah moderat ke dalam asinus pankreas. akan tetapi sekret dalam jumlah sedikit mengalir melalui duktus pankreas ke usus karena sedikit air dan elektrolit disekresi bersama dengan enzim. Oleh karena itu, sebagian besar enzim untuk sementara disimpan dalam asinus.

Pengaturan hormonal. Setelah makanan masuk usus halus, sekresi pankreas menjadi banyak, terutama akibat respon hormon sekretin. Dan kolesistokinin menyebabkan peningkatan sekresi enzim dalam jumlah besar.
Sekretin merupakan suatu polipeptida yang mengandung 27 asam amino yang terdapat dalam mukosa usus halus bagian atas dalam bentuk tidak aktif prosekretin. Bila kimus masuk usus ia menyebabkan pengeluaran dan pengaktifan sekretin yang selanjutnya diarbsobsi dalam darah. Sekretin menyebabkan pankreas mengsekresi cairan dalam jumlah besar yang mengandung konsentrasi ion bikarbonat yang tinggi tetapi konsentrasi ion klorida rendah. Aliran yang banyak ini dinamakan sekresi hidrelatik, karena cairan terdiri terutama atas larutan tipis yang encer dan hampir tidak mengandung enzim ( Turner, 1976 ).

  • Endokrin Pankreas
Tersebar di antara alveoli pankreas, terdapat kelompok-kelompok kecil sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata. Kelompok ini adalah pulau-pulau kecil/ kepulauan Langerhans yang bersama-sama membentuk organ endokrin ( Turner, 1976 ).

Sel-sel pulau Langerhans
Hormon-hormon yang dihasilkan :

• Insulin
Insulin dibentuk di retikulum endoplasma sel B. Insulin kemudian dipindahkan ke aparatus golgi, tempat ia mengalami pengemasan dalam granula-granula berlapis membran. Granula-granula ini bergerak ke inding sel melalui suatu proses yang melibatkan mikrotubulus dan membran granula berfusi dengan membran sel, mengeluarkan insulin ke eksterior melalui eksositosis. Insulin kemudian melintasi lamina basalis sel B serta kapiler dan endotel kapiler yang berpori mencapai aliran darah.
Hormon ini bertanggung jawab untuk proses glikogenesis, yaitu perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati dan otot, serta menyebabkan lipogenesis, yaitu pembentukan trigliserida dan lemak. Ia juga menghambat pemecahan lemak dan meningkatkan penghasilan glukosa dalam hati. Malfungsi insulin dapat mengakibatkan terjadinya diabetes mellitus.

• Glukagon
Glukagon merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas fisiologis meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon melakukan hal ini dengan mempercepat konversi dari glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam amino, gliserol, dan asam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis). Kemudian hati mengeluarkan glukosa ke dalam darah, dan kadar gula darah meningkat. Sekresi dari glukagon secara langsung dikontrol oleh kadar gula darah melalui sistem feed-back negative. Ketika kadar gula darah menurun sampai di bawah normal, sensor-sensor kimia dalam sel-sel alfa dari pulau Langerhans merangsang sel-sel untuk mensekresikan glukagon. Ketika gula darah meningkat, tidak lama lagi sel-sel akan dirangsang dan produksinya diperlambat.

• Somatostatin
Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas. Somatostatin menghambat sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida pankreas dan mungkin bekerja lokal di dalam pulau-pulau pankreas.

• Polipeptida pankreas
Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear yang dibentuk oleh sel F pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat dengan polipeptida YY (PYY), yang ditemukan di usus dan mungkin hormon saluran cerna; dan neuropeptida Y, yang ditemukan di otak dan sistem saraf otonom. Sekresinya meningkat oleh makanan yang mengandung protein, puasa, olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya menurun oleh somatostatin dan glukosa intravena ( Arisandi, 2004 ).

• Vesica Fellea
A. Secara Makroanatomi
Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan cairan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati). Kandung empedu memiliki bentuk seperti buah pir dengan panjang 7-10 cm dan merupakan membran berotot. Terletak didalam fossa dari permukaan visceral hati. Kandung empedu terbagi kedalam sebuah fundus, badan dan leher.
Bagian-bagian dari kandung empedu, terdiri atas:
  • Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah korpus vesikafelea.
  • Korpus vesikafelea, bagian dari kandung empedu yang didalamnya berisi getah empedu. Getah empedu adalah suatu cairan yang disekeresi oleh sel hati sebanyak 500-1000 cc setiap harinya, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi cairan empedu dapat meningkat pada saat mencerna lemak.
  • Leher kandung empedu. Merupakan saluran pertama tempat masuknya getah empedu ke badan kandung empedu lalu berkumpul dan dipekatkan dalam kandung empedu.
  • Duktus sistikus. Panjangnya kurang lebih 3 ¾ cm. berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum.
  • Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.
  • Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum ( Anonim, 2004 ).
Kandung empedu tidak memiliki submukosa. Pembungkus pada kandung empedu terdiri dari tiga lapis, yakni permukaan luar dari kandung empedu adalah Visceral peritoneum, pada bagian tengah, otot dari dindingnya terdiri dari serat otot halus (sel), dan disebelah dalam merupakan membran mukosa yang tersambung dengan lapisan saluran empedu. Membran mukosanya terdiri atas sel-sel epitel sederhana yang berbentuk sel tiang (silinder), disusun menyerupai epitel pada permukaan lambung yang mengeluarkan sekret musin dan cepat mengabsorpsi air dan elektrolit, tetapi tidak mensekresikan garam-garam empedu dan pigmen, karena itu, cairan empedu menjadi pekat. Kontraksi dari otot tersebut dipengaruhi oleh sistem hormonal yang menyebabkan isi dari kandung empedu (cairan empedu) masuk ke pembuluh cystic.

B. Secara Mikroanatomi
A. Tunika mukosa ( pada anjing dan kucing berlipat – lipat )
1. Lamina epitelialis mukosae : Epithelium kolumner simpleks dan punya tepi sikat. Pada sapi dan kambing ditemukan sel goblet
2. Lamina propria mukosae : jaringan ikat longgar. Kelenjar mukosa, serosa dan campuran bentuk kelenjar tubuloalveoler simpleks terutama pada ruminan.
B. Tunika submukosa : ada dan tipikal
C. Tunika muskularis : terisi otot polos dengan arah acak
D. Tunika serosa : ada dan tipikal
(Ariana. 2010)

C. Secara Fisiologi
1. Penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak
Asam empedu membantu mengemulsikan partikel-partikel lemak yang besar dalam makanan menjadi banyak bentuk partikel kecil yang dapat diserang oleh enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas (emulsifikasi atau fungsi detergent dari garam empedu)
asam empedu membantu transpor dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui membran mukosa intestinal

2. Sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting dari darah meliputi bilirubin dan kelebihan kolesterol yang dibentuk oleh sel-sel hati.
Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.

Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus.Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.
Proses pembentukkan empedu

Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat atau turunan dari sistin, mempunyai peranan sebagai pengemulsi, penghancuran dari molekul-molekul besar lemak menjadi suspensi dari lemak dengan diameter ± 1m dan absorpsi dari lemak, tergantung dari sistem pencernaannya. Terutama setelah garam-garam empedu bergabung dengan lemak dan membentuk Micelles (agergat dari asam lemak, kolesterol dan monogliserida), kompleks yang larut dalam air sehingga lemak dapat lebih mudah terserap dalam sistem pencernaan (efek hidrotrofik). Ukuran lemak yang sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan yang lebar sehingga kerja enzim lipase dari pankreas yang penting dalam pencernaan lemak dapat berjalan dengan baik. Kolesterol larut dalam empedu karena adanya garam-garam empedu dan lesitin.
Zat-zat yang dibentuk dalam empedu antara lain adalah:
  • Bilirubin, yang juga dikenal sebagai pigmen empedu, merupakan hasil dari metabolisme hem. Hem, yang merupakan bagian nonprotein dari hemoglobin, akan mengalami perubahan lagi menjadi biliverdin, lalu bilirubin. Ke
seluruhan proses perubahan ini berlangsung di hati. Sekitar 70-80% bilirubin diperoleh dari pemecahan hem yang berasal dari hemoglobin ini, dan 20-25% berasal dari protein hem lain seperti mioglobin, sitokrom (yang mengandung hem) dan katalase. Sebagian kecil diperoleh dari penghancuran sel eritroid muda (akibat eritropoesis yang tidak efektif).

Dalam metabolismenya, struktur bilirubin yang dihasilkan dari perubahan-perubahan hemoglobin itu bersifat tidak larut dalam air, tetapi sangat larut dalam lemak. Karena sifat tidak larut dalam air ini, maka di dalam plasma darah, bilirubin harus diangkut dengan bantuan suatu pembawa (karier), dan karier fisiologis tersebut adalah albumin serum. Bilirubin dalam bentuk ikatan bilirubin-albumin akan beredar di dalam sirkulasi darah, untuk kemudian masuk ke dalam sel hati. Pada permukaan sinusoid hati, bilirubin tidak terkonjugasi akan melepaskan diri dari ikatannya dengan albumin, dan masuk melalui membran sel hati dengan cara difusi (facilitated diffusion).

Agar bilirubin dapat diekskresikan ke dalam empedu (untuk kemudian dikeluarkan ke usus), terlebih dulu ia harus dibuat dapat larut dalam air. Untuk mencapai maksud tersebut, maka di dalam sel parenkim hati, sebagian besar bilirubin akan dikonjugasikan dengan asam glukuronat ( Wati, 2004) .

• Proses sekresi empedu
Garam empedu
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.

Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik (Wati. 2004).

D. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Diktat Praktikum Anatomi Komparatif. Yogyakarta : Fakultas
Kedokteran Hewan UGM
Ariana. 2010. Petunjuk Praktikum Mikroanatomi Blok 3 : Sistem Pencernaan.
Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Hewan UGM
Arisandi, R. 2004. Anatomi dan Fisiologi Pankreas. Power Point. http://iel.ipb.ac.id/sac/hibah/2004/Anatomi%20&%20Fisiologi%20Gizi%20(GMSK)%20-%20Katrin]POWER%20POINT/project%20group-no6.ppt. diakses pada 24 januari 2011
Danurwendo, W. 2010. Struktur Makroanatomi Hepar, Pankreas, dan Kantung Empedu. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Hewan UGM
Ganong, William F. 1999. Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta: EGC.
Junquera, Luis. 1992. Histologi Dasar ( basic Histologi ) EDISI 3.Jakarta : EGC
Nicolory. 2008. Struktur Mikroanatomi Hepar, Pankreas, dan Kantung Empedu.
Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Hewan UGM
Sarmin. 2008. Hati, Empedu, dan Pankreas. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Hewan UGM
Turner dan Bagnara.1976. Endokrinologi Umum Edisi 6. Surabaya: Airlangga University Press
Wati, Tri Fajar, dkk. 2004. Proses Pembentukan dan Sekresi Empedu. Power Point. http://iel.ipb.ac.id/sac/hibah/2004/Anatomi%20&%20Fisiologi%20Gizi%20(GMSK)%20-%20Katrin]POWER%20POIN/PRESENTASI diakses pada 24 januari 2011

1 komentar:

Doyan Main mengatakan...

Permainan Poker Paling Seru Bersama Winning303...
Menghadirkan IG poker & IDN poker ....

Dengan 1 User ID, Sudah Dapat Bermain 8 Games Kartu Populer :
1. Texas Poker
2. Omaha Poker
3. Domino QQ
4. Ceme Keliling
5. Bandar Ceme
6. Capsa Susun
7. Bandar Capsa
8. BIG 2

Bonus New Member Slot 15%
Bonus New Member Poker 10%
Bonus New Member Sabung Ayam 10%
Bonus New Member Sportsbook & Live Casino 20%
Bonus Deposit 10% Setiap Hari
Bonus Deposit 10% Slot Setiap Hari
Bonus Deposit Sabung Ayam 5%
Bonus Cashback 5-10%
Bonus 100% 7x Kemenangan Beruntun Sabung Ayam
Diskon Togel Hingga 65%
Bonus Rollingan Slot 1%
Bonus Rollingan Poker dan Live Casino 0.5%

Tunggu Apa Lagi, Ayok Segera Daftarkan Diri Anda Bersama Kami Di Winning303
Dapatkan juga berbagai macam Bonus menarik dalam bermain Poker bersama kami.

Informasi Lebih Lanjut, Silakan Hubungi Kami Di :
- WA : +6287785425244

Posting Komentar

 
© 2009 Diary Veteriner | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan