1. Sebutkan dan jelaskan sistem pencernaan pada aves, secara anatomi dan fisiologi !
• Secara Makroanatomi
Tak ada gigi, nares posteriorus menghubungkan rongga mulut dan rongga hidung
- Ostium tubae auditivae terlatak di medial
- Palatum:
terdapat muara glandula maxillaries, muara glandula palatine lateralis, rugae palatine, crista marginalis, plica marginalis.
- Mandibula:
Terdapat auditus larynx, lingua (meruncing panjang dengan papillae dilapisi oleh lapisan tanduk)
- Pharynx
berukuran pendek (Anonim. 2010)
- Pada burung pemakan biji: berupa esophagus di sebelah ventral, daerah yang menonjol pendek.
Pada burung pemakan daging dan insekta: berupa tonjolan esophagus yang meliputi daerah yang agak panjang, tonjolannya kecil tetapi meliputi daerah yang panjang) (Anonim. 2010).
- Pada burung pemakan biji: batas dengan ventrikulus jelas
Pada burung pemakan daging dan insekta: batas dengan ventrikulusnya tidak jelas (Anonim. 2010).
- Pada burung pemakan biji dan gallus: dalam ventrikulus terdapat batu-batu kecil yang ditelan oleh burung tadi. Batu-batu ini bersama-sama lembaran-lembaran keratinoid berguna untuk membantu pencernaan (Anonim. 2010).
- Diantara intestinum tenue dan intestinum crassum terdapat batas yang jelas, berupa caeca yang relative panjang dan berjumlah 2 buah, rectum bermuara pada cloaca (Anonim. 2010).
Glandula digestoria :
- Terdapat 2 lobi, yaitu lobus sinister dan lobus dexter
- Tiap lobus mempunyai satu ductus hepaticus bermuara pada duodenum (Anonim. 2010).
•Secara Mikroanatomi
- papilla filiformis : jumlahnya banyak, punya kornifikasi, berbentuk seperti duri mawar melengkung ke kaudal, porosnya tersusun dari lamina propria mukosae.
- Papilla lentiformis : banyak ditemukan 1/3 kaudal dorsum lidah.
- Papilla fungiformis : kornifikasi tidak setebal dengan yang lain, fungsi mekanis dan pengecap.
- Papilla sirkumvalate : papilla terbesar, banyak kuncup pengecap
- Papilla foliate : mempunyai kuncup pengecap, epithelium non kornifikasi (Ariana. 2010).
- tunika submukosa: Tipikal dan banyak kelenjar mukosa berbentuk tubuloaveoler bercabang
- tunika muskularis: Tersusun atas otot skelet atau otot polos
- tunika adventisia & serosa: Menciri (Ariana. 2010).
- Lamina propria mukosae: tersusun dari jaringan kolagen longgar dengan jaringan limfatik difus dan beberapa nodulus limfatikus
- Lamina muskularis mukosae: terdiri dari otot polos tersusun longitudinal dan berombak.
- Tunika submokusa, tunika muskularis, tunika adventisia/serosa menciri (Ariana. 2010).
- Tunika submukosa: Menciri dan didominasi oleh kelenjar submukosa berbentuk tubuler kompleks.
- Tunika muskularis terdiri dari 3 lapis yaitu lamina longitudinal internal, lamina sirkuler dan lamina longitudinal eksternal.
- Tunika serosa menciri (Ariana. 2010).
- Tunika muskularis: tipikal, tersusun dari otot polos dan jaringan kolagen padat.
- Tunika serosa tipis (Ariana. 2010).
- Tunika submukosa: Hampir tidak berkembang.
- Tunika muskularis: lamina muskularis longitudinal tidak banyak berkembang dan lamina muskularis sirkularis lebih tebal. Di antara lamina tersebut terdapat pleksus saraf.
- Tunika serosa: lapisan tebal membentuk mesenteri (Ariana. 2010).
• Secara Fisiologi
Pada burung merpati, tembolok ini menghasilkan susu tembolok, yaitu sejenis makanan berupa gel yang kaya akan protein untuk pakan anak merpati saat diloloh. Susu tembolok ini dihasilkan induk 10-14 hari sebelum menetas dan maksimum tiga hari setelah anak merpati menetas, kemudian menurun sampai hari ke-14.
Mekanisme terbentuknya susu tembolok adalah adanya respon dari sekresi hormone prolaktin yang timbul saat merpati mengeram.
2. Sebutkan dan jelaskan lima parasit yang mengganggu pada pencernaan aves !
Daur hidup cacing Ascaridia pada ayam berlangsung selama 35 hari. Telur cacing akan keluar lewat tinja ayam dan menjadi stadium larva pada alas kandang. Telur cacing di alas kandang menjadi infektif dalam waktu 5 hari. Sewaktu ayam sedang makan telur infektif tertelan yang kemudian menetas didalam perutnya. Larva cacing melewati usus dan pindah ke selaput lender. Periode perpindahan mungkin terjadi antara 10-17 hari dalam perkembangannya. Setelah cacing ini dewasa akan meninggalkan selaput lender dan tinggal didalam lumen usus (Akoso, 2002).
Daur hidup cacing usus buntu dimulai dari telur cacing usus buntu kaluar bersama tinja, dan dalam waktu dua minggu pada kondisi yang sesuai dengan hidup cacing tersebut akan mencapai tingkat infektif. Apabila telur infektif tertelan oleh induk semang, maka larva cacing akan menetas di usus bagian atas. Dalam waktu kurang lebih 24 jam, seluruh cacing muda akan dapat mencapai usus buntu. Cacing muda tersebut akan tetap tinggal didalam usus buntu setelah pendedahan selama 3 hari (Akoso, 2002).
Untuk perkembangan secara lengkap, Tetramers Americana memerlukan induk semang perentara. Telur tertunas dimakan oleh sejenis belalang dan sejenis kecoa yang dalam waktu 42 hari menjadi larva infektif di dalam tubuh serangga tersebut. Setelah termakan oleh unggas, larva akan terlepas dan akan tinggal di dalam perut kelenjar yang dalam waktu beberapa hari tumbuh menjadi dewasa (Akoso, 2002).
- Infeksi cacing Capillaria sp. yang hebat dapat berakibat penurunan produksi telur, tulang dapat menjadi mengecil dan ayam muda menjadi kurus. Tembolok ayam yang terserang oleh cacing ini banyak berisi lendir. Tidak banyak berisi makanan dan dindingnya menebal. Cacing dapat ditemukan dalam jumlah banyak, berbentuk menyerupai benang. Pada infeksi yang berat terjadi radang usus halus atau usus buntu (Akoso, 2002).
- Dengan kelangsungan pertumbuhan cacing pita, ruas bagian ekor menjadi dewsa dan putus dari rantai. Ruas yang lepas keluar bersama tinja, ruas dewasa penuh dengan telur yang sebenarnya merupakan stadium larva pertama. Ruas yang keluar akan termakan oleh arthropoda yang akhirnya bertindak sebagai induk semang antara. Sekurang-kurangnya ada 8 jenis cacing pita yang diketahui dapat mengivestasi ayam dan kalkun (Akoso, 2002).
Daftar Pustaka
Akoso, Tri. 2002. Kesehatan Unggas. Yogyakarta: Kanisius
Anonim. 2010. Sistema Digesti: Petunjuk Praktikum Blok 3. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Hewan UGM
Ariana. 2010. Sistem Pencernaan: Petunjuk Praktikum Mikroanatomi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Hewan UGM
• Secara Makroanatomi
- Rostrum (Paruh)
- Cavum Oris
Tak ada gigi, nares posteriorus menghubungkan rongga mulut dan rongga hidung
- Ostium tubae auditivae terlatak di medial
- Palatum:
terdapat muara glandula maxillaries, muara glandula palatine lateralis, rugae palatine, crista marginalis, plica marginalis.
- Mandibula:
Terdapat auditus larynx, lingua (meruncing panjang dengan papillae dilapisi oleh lapisan tanduk)
- Pharynx
berukuran pendek (Anonim. 2010)
- Oeshopahagus
- Ingluvies
- Pada burung pemakan biji: berupa esophagus di sebelah ventral, daerah yang menonjol pendek.
Pada burung pemakan daging dan insekta: berupa tonjolan esophagus yang meliputi daerah yang agak panjang, tonjolannya kecil tetapi meliputi daerah yang panjang) (Anonim. 2010).
- Proventriculus
- Pada burung pemakan biji: batas dengan ventrikulus jelas
Pada burung pemakan daging dan insekta: batas dengan ventrikulusnya tidak jelas (Anonim. 2010).
- Ventriculus (lambung pengunyah)
- Pada burung pemakan biji dan gallus: dalam ventrikulus terdapat batu-batu kecil yang ditelan oleh burung tadi. Batu-batu ini bersama-sama lembaran-lembaran keratinoid berguna untuk membantu pencernaan (Anonim. 2010).
- Intestinum Tenue
- Intestinum crassum
- Diantara intestinum tenue dan intestinum crassum terdapat batas yang jelas, berupa caeca yang relative panjang dan berjumlah 2 buah, rectum bermuara pada cloaca (Anonim. 2010).
- Cloaca
Glandula digestoria :
- Hepar
- Terdapat 2 lobi, yaitu lobus sinister dan lobus dexter
- Tiap lobus mempunyai satu ductus hepaticus bermuara pada duodenum (Anonim. 2010).
- Glandulae Bucalles
- Vesica Fellea
- Pancreas
•Secara Mikroanatomi
- Lidah
- papilla filiformis : jumlahnya banyak, punya kornifikasi, berbentuk seperti duri mawar melengkung ke kaudal, porosnya tersusun dari lamina propria mukosae.
- Papilla lentiformis : banyak ditemukan 1/3 kaudal dorsum lidah.
- Papilla fungiformis : kornifikasi tidak setebal dengan yang lain, fungsi mekanis dan pengecap.
- Papilla sirkumvalate : papilla terbesar, banyak kuncup pengecap
- Papilla foliate : mempunyai kuncup pengecap, epithelium non kornifikasi (Ariana. 2010).
- Esophagus
- tunika submukosa: Tipikal dan banyak kelenjar mukosa berbentuk tubuloaveoler bercabang
- tunika muskularis: Tersusun atas otot skelet atau otot polos
- tunika adventisia & serosa: Menciri (Ariana. 2010).
- Ingluvies:
- Lamina propria mukosae: tersusun dari jaringan kolagen longgar dengan jaringan limfatik difus dan beberapa nodulus limfatikus
- Lamina muskularis mukosae: terdiri dari otot polos tersusun longitudinal dan berombak.
- Tunika submokusa, tunika muskularis, tunika adventisia/serosa menciri (Ariana. 2010).
- Proventrikulus
- Tunika submukosa: Menciri dan didominasi oleh kelenjar submukosa berbentuk tubuler kompleks.
- Tunika muskularis terdiri dari 3 lapis yaitu lamina longitudinal internal, lamina sirkuler dan lamina longitudinal eksternal.
- Tunika serosa menciri (Ariana. 2010).
- Ventrikulus
- Tunika muskularis: tipikal, tersusun dari otot polos dan jaringan kolagen padat.
- Tunika serosa tipis (Ariana. 2010).
- Intestinum Tenue
- Tunika submukosa: Hampir tidak berkembang.
- Tunika muskularis: lamina muskularis longitudinal tidak banyak berkembang dan lamina muskularis sirkularis lebih tebal. Di antara lamina tersebut terdapat pleksus saraf.
- Tunika serosa: lapisan tebal membentuk mesenteri (Ariana. 2010).
- Intestinum Crassum
• Secara Fisiologi
- rostrum ( paruh)
- cavum oris ( rongga mulut)
- pharynx
- oesophagus
- ingluvies ( tembolok)
Pada burung merpati, tembolok ini menghasilkan susu tembolok, yaitu sejenis makanan berupa gel yang kaya akan protein untuk pakan anak merpati saat diloloh. Susu tembolok ini dihasilkan induk 10-14 hari sebelum menetas dan maksimum tiga hari setelah anak merpati menetas, kemudian menurun sampai hari ke-14.
Mekanisme terbentuknya susu tembolok adalah adanya respon dari sekresi hormone prolaktin yang timbul saat merpati mengeram.
- Proventrikulus
- Ventrikulus
- intestinum tenue
- Duodenum
- Jejunum dan Ileum
- sekum
- intestinum crassum
- kloaka
2. Sebutkan dan jelaskan lima parasit yang mengganggu pada pencernaan aves !
- Ascaridia galli
Daur hidup cacing Ascaridia pada ayam berlangsung selama 35 hari. Telur cacing akan keluar lewat tinja ayam dan menjadi stadium larva pada alas kandang. Telur cacing di alas kandang menjadi infektif dalam waktu 5 hari. Sewaktu ayam sedang makan telur infektif tertelan yang kemudian menetas didalam perutnya. Larva cacing melewati usus dan pindah ke selaput lender. Periode perpindahan mungkin terjadi antara 10-17 hari dalam perkembangannya. Setelah cacing ini dewasa akan meninggalkan selaput lender dan tinggal didalam lumen usus (Akoso, 2002).
- Cacing Usus Buntu (Heterakis gallinae)
Daur hidup cacing usus buntu dimulai dari telur cacing usus buntu kaluar bersama tinja, dan dalam waktu dua minggu pada kondisi yang sesuai dengan hidup cacing tersebut akan mencapai tingkat infektif. Apabila telur infektif tertelan oleh induk semang, maka larva cacing akan menetas di usus bagian atas. Dalam waktu kurang lebih 24 jam, seluruh cacing muda akan dapat mencapai usus buntu. Cacing muda tersebut akan tetap tinggal didalam usus buntu setelah pendedahan selama 3 hari (Akoso, 2002).
- Tetrameres Americana
Untuk perkembangan secara lengkap, Tetramers Americana memerlukan induk semang perentara. Telur tertunas dimakan oleh sejenis belalang dan sejenis kecoa yang dalam waktu 42 hari menjadi larva infektif di dalam tubuh serangga tersebut. Setelah termakan oleh unggas, larva akan terlepas dan akan tinggal di dalam perut kelenjar yang dalam waktu beberapa hari tumbuh menjadi dewasa (Akoso, 2002).
- Cacing Capillaria
- Infeksi cacing Capillaria sp. yang hebat dapat berakibat penurunan produksi telur, tulang dapat menjadi mengecil dan ayam muda menjadi kurus. Tembolok ayam yang terserang oleh cacing ini banyak berisi lendir. Tidak banyak berisi makanan dan dindingnya menebal. Cacing dapat ditemukan dalam jumlah banyak, berbentuk menyerupai benang. Pada infeksi yang berat terjadi radang usus halus atau usus buntu (Akoso, 2002).
- Cacing Pita (Raillentina cesticillus)
- Dengan kelangsungan pertumbuhan cacing pita, ruas bagian ekor menjadi dewsa dan putus dari rantai. Ruas yang lepas keluar bersama tinja, ruas dewasa penuh dengan telur yang sebenarnya merupakan stadium larva pertama. Ruas yang keluar akan termakan oleh arthropoda yang akhirnya bertindak sebagai induk semang antara. Sekurang-kurangnya ada 8 jenis cacing pita yang diketahui dapat mengivestasi ayam dan kalkun (Akoso, 2002).
Daftar Pustaka
Akoso, Tri. 2002. Kesehatan Unggas. Yogyakarta: Kanisius
Anonim. 2010. Sistema Digesti: Petunjuk Praktikum Blok 3. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Hewan UGM
Ariana. 2010. Sistem Pencernaan: Petunjuk Praktikum Mikroanatomi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Hewan UGM
1 komentar:
Bantu buat Kartu Kredit BANK BNI dengan beragam fasilitas dan diskon, free iuran tahun pertama di manapun anda berada di seluruh pelosok nusantara Kartu Kredit BNI, adalah Kartu Kredit BNI MasterCard dan BNI VISA, baik Kartu Biru, Emas
maupun Platinum berikut Kartu Tambahannya.
100% berkas aman cukup fc ktp.slip
gaji/skp kartu kredit npwp
khusus karyawan gaji min 3 jt perbulan.owner lampirkan fc ktp siup dan npwp bila memiliki kartu kredit bisa dilampirkan
proses maks 10 hari kerja.Diskon 15% untuk makanan dan minuman dengan minimum transaksi Rp 150.000,- dan maksimum transaksi Rp 2.000.000,-.
Diskon 20% untuk menu makanan Hot Kitchen (tidak termasuk Toast/Honey Toast/Beverage) dengan minimum transaksi Rp 150.000.- dan maksimum transaksi Rp 2.000.000,- (sebelum diskon, pajak dan servis).
Garuda Indonesia Travel Fair 2014, kerjasama Bank Negara Indonesia dengan Garuda Indonesia, one stop shopping untuk paket wisata Anda dengan harga spesial menggunakan Kartu Kredit dan Kartu Debit BNI.
Diskon cicilan 0% selama 3 & 6 bulan atau cicilan bunga ringan 0,8% selama 9 & 12 bulan dengan transaksi minimum Rp 1.000.000,-
Hemat hingga 50% atau maksimum Rp 1.000.000,- dengan BNI Reward Points.
Informasi lebih lanjut hubungi BNI Call 500046 atau 021-500046/68888 dari ponsel.atau dengan marketing kami cabang BNI SEMARANG
chairul sarto utomo via sms telp
085229348635, 085600125176 pin bb 3166854C. TELP KANTOR ( 024 ) 33051946 FAK 024 86455931
Posting Komentar