Sebutkan dan jelaskan sistem pencernaan pada mamalia (herbivora dan karnivora) dari mulut-anus meliputi fisiologi dan biokimia?
A. Fisiologi
1. Karnivora
2. Herbivora
• Ruminansia
- Organ pengambilan pakan (prehensile pakan)
- Terjadi proses mastikasi, salvias, deglutisi
- Ruminansia melakukan ruminasi:
Regurgitasi :dari lumen kembali ke mulut
Reinsalivasi : pemberian saliva
Remastikasi : pengunyahan kembali
Redeglutisi :penelanan kembali
- Terdapat membrana mukosa
Isi retikulo rumen dicampur aduk oleh gerakan kontraksi otot, karena gerakan ini pula makanan yang kasar dan padat akan dikembalikan ke rongga mulut. Peristiwa pengembalian ingesta ke rongga mulut ini dinamakan regurgitasi. Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pengunyahan ulang (remastikasi) dan pencampuran ulang dengan saliva (reinsalivasi). Remastikasi ini berlangsung selama 40-50 kali dan kemudian dilakukan penelanan kembali (redeglutasi) langsung masuk ke omasum dan melanjutkan ke abomasum.
Proses yang terjadi sejak regurgitasi sampai dengan redeglutasi dinamakan ruminasi (Mukhtar, 2006).
Di dalam abomasum, ingesta selanjutnya dicampur dengan dan dihancurkan oleh getah lambung yang mengandung HCL. Selama di dalam abomasum, ingesta bereaksi asam dan akan berubah menjadi alkalis ketika berada di dalam intestinum (Mukhtar, 2006).
i. rumen
kantong penampungan pertama pakan setelah pakan dikunyah dan ditelan.
ii. Reticulum
Merupakan daerah pengaturan aliran dari oesophagus dan rumen ke abomasum.
iii. Omasum
Untuk menyaring partikel pakan menjadi lebih kecil.
iv. Abomasum
Berfungsi dalam pemecahan zat-zat gizi.
• Non Ruminansia
Terjadi pengunyahan (mastikasi) memecahkan partikel makanan besar dan mencampur makanan dengan sekret kelenjar liur. Pembasahan dan homogenisasi ini membantu proses menelan dan pencernaan selanjutnya. Partikel makanan besar dapat dicerna, namun menyebabkan kontraksi otot esofagus yang terasa kuat dan sering menyakitkan. Partikel yang kecil cenderung menyebar apabila tidak ada air liur dan juga menyebabkan proses menelan sulit karena partikel-partikel tersebut tidak membentuk bolus (Ganong. 2008).
Ke dalam mulut bermuara tiga kelenjar ludah yaitu: parotis, sublingualis dan madibularis dan submandibularis. Air ludah selain membasahi makanan juga melancarkan pengunyahandan penelanan makanan dan disamping itu juga melarutkan sebagian makanan yang merangsang indera perasa makanan. Di dalam air ludah terdapat enzim amilase dan juga bikarbonat (Sihombing)
Saliva kuda tidak mengandung amylase. Komposisi saliva dari kelenjar parotis kuda serupa dengan komposisi dari ternak-ternak berlambung satu lainnya.
Air liur (saliva) terutama dibuat oleh 3 pasang kelenjar saliva, yaitu
1) Kelenjar parotis
2) Kelenjar mandibularis
3) Kelenjar sublingualis
Fungsi saliva antara lain:
1) Sebagai pelicin dalam mengunyah dan menelan bahan makanan. Mucin adalah perekat yang baik untuk pembuatan bolus dari bahan makanan yang siap akan ditelan.
2) Komponen bahan makanan yang dapat larut dalam air akan larut dalam saliva, dan lebih mudah merata bila bersentuhan dengan bungkul-bungkul perasa pada lidah untuk menikmati dan membedakan rasa.
3) Pelindung mukosa mulut dengan membasahinya terus-menerus
4) Dapat mengencerkan beberapa zat yang bersifat racun
5) Mengatur temperatur dalam rongga mulut dengan mensuplai air yang mudah menguap dalam rongga mulut, terutama dalam kondisi udara yang panas lagi kering (Parakkasi. 2006)
Lidah merupakan pelengkap alat pencernaan yang secara mekanis ataupun melalui alat pengecap yang ada pada lidah, menolong proses pemasukan makanan melalui mulut. Secara mekanis, lidah terutama menolong pengunyahan makanan dalam rongga mulut dengan memindah-mindahkan/mengaduk bahan makanan yang dikunyah (Parakkasi. 2006)
Panjang esophagus berkisar antara 125-150 cm.
Lambung terutama berfungsi sebagai tempat untuk penumpukan dan menyimpan makanan (Sihombing).
Fungsi dari ventriculus itu sendiri sama dengan ventriculus hewan monogastrik yang lain, hanya saja perbedaanya yaitu pada ventriculus hewan monogastrik herbivora terdapat sedikit mikroba, pencernaan dengan menggunakan bakteri mikroba terbesar dilakukan di sekum.
g. Anus
B. Biokimia
1. Karnivora
Pada ventriculus carnivora pada lambung menghasilkan enzim berupa pepsin untuk mengubah protein menjadi pepton, lipase untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, dan rennin. Terdapat juga HCL, ventriculus carnivora bila dibandingkan dengan ventriculus hewan yang lain lebih asam karena makanannya berupa daging dan tidak terdapat bakteri mikroba.
2. Herbivora
• Ruminansia
Pada hewan ruminansia pencernaan secara kimiawi juga terdapat pada ventriculus, rumen dan reticulum mencerna makanan secara fermentasi, omasum dengan mekanik dan abomasums mencerna secara enzimatik.
Kelenjar-kelenjar lambung meliputi kelenjar kardiaka, kelenjar fundika, dan kelenjar pilorika. Kelenjar kardiaka menghasilkan mukus. Kelenjar fundika mengandung 3 jenis sel yaitu sel prinsipal korpus (mengandung granula zymogen yang merupakan prekursor enzim-enzim lambung), sel prinsipal kollum (yaitu sel-sel mukosa yang menyerupai sel-sel kelenjar kardiaka dan pilorika), sel parietal (menghasilkan HCl). Kelenjar pilorika terutama menghasilkan mukus dan sejumlah kecil enzim proteolitik.
Getah lambung mengandung enzim-enzim pepsin, renin, lipase dan HCl. Pepsin mulai menghidrolisis protein di dalam lambung pada pH yang asam. pH optimal berkisar antara 1,3 sampai 5 tergantung jenis protein. Digesti protein disempurnakan di dalam intestinum. Rennin adalah enzim ruminansia muda yang dapat menyebabkan air susu menjadi kental oleh adanya ion kalsium. Prespitat yang terbentuk demikian inidapat tinggal lama di dalam lambung. Lipase dapat menghidrolisis lemak yang telah di emulsikan seperti lemak air susu. Kebanyakan digesti lemak terjadi di intestinum tenue. Karnivora mempunyai paling banyak lipase sedangkan herbivora jauh lebih sedikit. Asam klorida ditemukan pada semua hewan. HCl mengaktifkan pepsin dan renin yang membantu pepsin dalam pencernaan protein. HCl merupakan faktor terpenting yang dapat menurunkan pH isi lambung.
• Non Ruminansia
Aktivitas mikroorganisme terbatas di dalam lambung, hal ini disebabkan populasi bakteri rendah dan waktu tinggal relative singkat yaitu sekitar 30 menit. Hasil fermentasi pada kuda berupa asam laktat dan bukan asam-asamlemak terbang (VFA) pada ruminant. Ph lambung pada kuda diukur segera setelah mati berkisar 1,6-6,0 sedangkan babi 4,2-5,1. Fermentasi terjadi di daerah lambung yang tidak mempunyai sekresi yang meliputi 1/3 bagian permukaan lambung (saccuscaecus) (Parakkasi, 2006).
aktivitas mikroorganisme akan sangat terbatas di dalam lambung. Hal ini disebabkan karena populasi bakteri rendah dan waktu tinggal dari makanan hanya sebentar sekitar 30 menit. Hasil fermentasi di dalam lambung adalah asam laktat. Ph lambung kuda yakni 1,6 – 6,0. Fermentasi dapat terjadi di daerah saccuscaecus, yakni bagian yang tidak mempunyai sekresi, yang meliputi 1/3 bagian permukaan lambung.
Daftar Pustaka
Ganong, W.F. 2008. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Mukhtar, Ashry. 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. Surakarta: Lembaga Pengembangan pendidikan dan UPT Penerbitan dan UNS Press.
Parakkasi, Aminuddin. 2006. Ilmu Nutrisi dan Makanan Tenak MONOGASTRIK Vol IB. Jakarta: UI-Press.
Sihombing. Ilmu Ternak Babi. Jogyakarta: Gajah Mada University Press
A. Fisiologi
1. Karnivora
- Mulut
- Oesophagus
- Ventrikulus
- Intestinum tenue
- Caecum
- Intestinum crassum
- Anus
2. Herbivora
• Ruminansia
- Cavum Oris
- Organ pengambilan pakan (prehensile pakan)
- Terjadi proses mastikasi, salvias, deglutisi
- Ruminansia melakukan ruminasi:
Regurgitasi :dari lumen kembali ke mulut
Reinsalivasi : pemberian saliva
Remastikasi : pengunyahan kembali
Redeglutisi :penelanan kembali
- Oesophagus
- Terdapat membrana mukosa
- Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum
Isi retikulo rumen dicampur aduk oleh gerakan kontraksi otot, karena gerakan ini pula makanan yang kasar dan padat akan dikembalikan ke rongga mulut. Peristiwa pengembalian ingesta ke rongga mulut ini dinamakan regurgitasi. Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pengunyahan ulang (remastikasi) dan pencampuran ulang dengan saliva (reinsalivasi). Remastikasi ini berlangsung selama 40-50 kali dan kemudian dilakukan penelanan kembali (redeglutasi) langsung masuk ke omasum dan melanjutkan ke abomasum.
Proses yang terjadi sejak regurgitasi sampai dengan redeglutasi dinamakan ruminasi (Mukhtar, 2006).
Di dalam abomasum, ingesta selanjutnya dicampur dengan dan dihancurkan oleh getah lambung yang mengandung HCL. Selama di dalam abomasum, ingesta bereaksi asam dan akan berubah menjadi alkalis ketika berada di dalam intestinum (Mukhtar, 2006).
i. rumen
kantong penampungan pertama pakan setelah pakan dikunyah dan ditelan.
ii. Reticulum
Merupakan daerah pengaturan aliran dari oesophagus dan rumen ke abomasum.
iii. Omasum
Untuk menyaring partikel pakan menjadi lebih kecil.
iv. Abomasum
Berfungsi dalam pemecahan zat-zat gizi.
- Intestinum tenue terdiri dari: Duodenum, Jejunum, Ileum
- Intestinum Crassum terdiri dari: Secum, Kolon dan Rectum
- Anus
• Non Ruminansia
- rongga mulut
Terjadi pengunyahan (mastikasi) memecahkan partikel makanan besar dan mencampur makanan dengan sekret kelenjar liur. Pembasahan dan homogenisasi ini membantu proses menelan dan pencernaan selanjutnya. Partikel makanan besar dapat dicerna, namun menyebabkan kontraksi otot esofagus yang terasa kuat dan sering menyakitkan. Partikel yang kecil cenderung menyebar apabila tidak ada air liur dan juga menyebabkan proses menelan sulit karena partikel-partikel tersebut tidak membentuk bolus (Ganong. 2008).
Ke dalam mulut bermuara tiga kelenjar ludah yaitu: parotis, sublingualis dan madibularis dan submandibularis. Air ludah selain membasahi makanan juga melancarkan pengunyahandan penelanan makanan dan disamping itu juga melarutkan sebagian makanan yang merangsang indera perasa makanan. Di dalam air ludah terdapat enzim amilase dan juga bikarbonat (Sihombing)
Saliva kuda tidak mengandung amylase. Komposisi saliva dari kelenjar parotis kuda serupa dengan komposisi dari ternak-ternak berlambung satu lainnya.
Air liur (saliva) terutama dibuat oleh 3 pasang kelenjar saliva, yaitu
1) Kelenjar parotis
2) Kelenjar mandibularis
3) Kelenjar sublingualis
Fungsi saliva antara lain:
1) Sebagai pelicin dalam mengunyah dan menelan bahan makanan. Mucin adalah perekat yang baik untuk pembuatan bolus dari bahan makanan yang siap akan ditelan.
2) Komponen bahan makanan yang dapat larut dalam air akan larut dalam saliva, dan lebih mudah merata bila bersentuhan dengan bungkul-bungkul perasa pada lidah untuk menikmati dan membedakan rasa.
3) Pelindung mukosa mulut dengan membasahinya terus-menerus
4) Dapat mengencerkan beberapa zat yang bersifat racun
5) Mengatur temperatur dalam rongga mulut dengan mensuplai air yang mudah menguap dalam rongga mulut, terutama dalam kondisi udara yang panas lagi kering (Parakkasi. 2006)
Lidah merupakan pelengkap alat pencernaan yang secara mekanis ataupun melalui alat pengecap yang ada pada lidah, menolong proses pemasukan makanan melalui mulut. Secara mekanis, lidah terutama menolong pengunyahan makanan dalam rongga mulut dengan memindah-mindahkan/mengaduk bahan makanan yang dikunyah (Parakkasi. 2006)
- Farings
- Oesophagus
Panjang esophagus berkisar antara 125-150 cm.
- Ventrikulus
Lambung terutama berfungsi sebagai tempat untuk penumpukan dan menyimpan makanan (Sihombing).
Fungsi dari ventriculus itu sendiri sama dengan ventriculus hewan monogastrik yang lain, hanya saja perbedaanya yaitu pada ventriculus hewan monogastrik herbivora terdapat sedikit mikroba, pencernaan dengan menggunakan bakteri mikroba terbesar dilakukan di sekum.
- Intestinum tenue terdiri dari: Duodenum, Jejunum, Ileum
- Intestinum Crassum terdiri dari: Secum, Kolon dan Rectum
g. Anus
B. Biokimia
1. Karnivora
Pada ventriculus carnivora pada lambung menghasilkan enzim berupa pepsin untuk mengubah protein menjadi pepton, lipase untuk mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, dan rennin. Terdapat juga HCL, ventriculus carnivora bila dibandingkan dengan ventriculus hewan yang lain lebih asam karena makanannya berupa daging dan tidak terdapat bakteri mikroba.
2. Herbivora
• Ruminansia
Pada hewan ruminansia pencernaan secara kimiawi juga terdapat pada ventriculus, rumen dan reticulum mencerna makanan secara fermentasi, omasum dengan mekanik dan abomasums mencerna secara enzimatik.
Kelenjar-kelenjar lambung meliputi kelenjar kardiaka, kelenjar fundika, dan kelenjar pilorika. Kelenjar kardiaka menghasilkan mukus. Kelenjar fundika mengandung 3 jenis sel yaitu sel prinsipal korpus (mengandung granula zymogen yang merupakan prekursor enzim-enzim lambung), sel prinsipal kollum (yaitu sel-sel mukosa yang menyerupai sel-sel kelenjar kardiaka dan pilorika), sel parietal (menghasilkan HCl). Kelenjar pilorika terutama menghasilkan mukus dan sejumlah kecil enzim proteolitik.
Getah lambung mengandung enzim-enzim pepsin, renin, lipase dan HCl. Pepsin mulai menghidrolisis protein di dalam lambung pada pH yang asam. pH optimal berkisar antara 1,3 sampai 5 tergantung jenis protein. Digesti protein disempurnakan di dalam intestinum. Rennin adalah enzim ruminansia muda yang dapat menyebabkan air susu menjadi kental oleh adanya ion kalsium. Prespitat yang terbentuk demikian inidapat tinggal lama di dalam lambung. Lipase dapat menghidrolisis lemak yang telah di emulsikan seperti lemak air susu. Kebanyakan digesti lemak terjadi di intestinum tenue. Karnivora mempunyai paling banyak lipase sedangkan herbivora jauh lebih sedikit. Asam klorida ditemukan pada semua hewan. HCl mengaktifkan pepsin dan renin yang membantu pepsin dalam pencernaan protein. HCl merupakan faktor terpenting yang dapat menurunkan pH isi lambung.
• Non Ruminansia
Aktivitas mikroorganisme terbatas di dalam lambung, hal ini disebabkan populasi bakteri rendah dan waktu tinggal relative singkat yaitu sekitar 30 menit. Hasil fermentasi pada kuda berupa asam laktat dan bukan asam-asamlemak terbang (VFA) pada ruminant. Ph lambung pada kuda diukur segera setelah mati berkisar 1,6-6,0 sedangkan babi 4,2-5,1. Fermentasi terjadi di daerah lambung yang tidak mempunyai sekresi yang meliputi 1/3 bagian permukaan lambung (saccuscaecus) (Parakkasi, 2006).
aktivitas mikroorganisme akan sangat terbatas di dalam lambung. Hal ini disebabkan karena populasi bakteri rendah dan waktu tinggal dari makanan hanya sebentar sekitar 30 menit. Hasil fermentasi di dalam lambung adalah asam laktat. Ph lambung kuda yakni 1,6 – 6,0. Fermentasi dapat terjadi di daerah saccuscaecus, yakni bagian yang tidak mempunyai sekresi, yang meliputi 1/3 bagian permukaan lambung.
Daftar Pustaka
Ganong, W.F. 2008. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Mukhtar, Ashry. 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. Surakarta: Lembaga Pengembangan pendidikan dan UPT Penerbitan dan UNS Press.
Parakkasi, Aminuddin. 2006. Ilmu Nutrisi dan Makanan Tenak MONOGASTRIK Vol IB. Jakarta: UI-Press.
Sihombing. Ilmu Ternak Babi. Jogyakarta: Gajah Mada University Press
3 komentar:
Thank for info
Permainan Poker Paling Seru Bersama Winning303...
Menghadirkan IG poker & IDN poker ....
Dengan 1 User ID, Sudah Dapat Bermain 8 Games Kartu Populer :
1. Texas Poker
2. Omaha Poker
3. Domino QQ
4. Ceme Keliling
5. Bandar Ceme
6. Capsa Susun
7. Bandar Capsa
8. BIG 2
Bonus New Member Slot 15%
Bonus New Member Poker 10%
Bonus New Member Sabung Ayam 10%
Bonus New Member Sportsbook & Live Casino 20%
Bonus Deposit 10% Setiap Hari
Bonus Deposit 10% Slot Setiap Hari
Bonus Deposit Sabung Ayam 5%
Bonus Cashback 5-10%
Bonus 100% 7x Kemenangan Beruntun Sabung Ayam
Diskon Togel Hingga 65%
Bonus Rollingan Slot 1%
Bonus Rollingan Poker dan Live Casino 0.5%
Tunggu Apa Lagi, Ayok Segera Daftarkan Diri Anda Bersama Kami Di Winning303
Dapatkan juga berbagai macam Bonus menarik dalam bermain Poker bersama kami.
Informasi Lebih Lanjut, Silakan Hubungi Kami Di :
- WA : +6287785425244
Ada yang omnivora gak?
Posting Komentar